11 : Fight

58 13 9
                                    

Arjuna Pradhika****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arjuna Pradhika
*
*
*
*

Juna POV

Aku baru saja pulang ke rumah dan merebahkan tubuh di atas kasur ketika ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dari Nuansa

Aku mengernyit ketika membaca pesannya, lalu tak lama aku langsung meloncat dari kasur dan bergegas turun kebawah. Di dalam sebuah keranjang yang memang khusus meletakkan kunci, aku mencari-cari kunci mobil lalu bergegas menuju mobil

Nuansa, anak itu jika sedang marah atau sedih pasti kehilangan arah, ini satu hal yang aku khawatirkan seandainya aku jauh dari nya

Aku melihat ke kiri dan kanan mencari sosok gadis tersebut, dilihat dari foto yang dikirimnya sepertinya ini lokasi yang benar. Tak lama mataku terfokus pada sosok gadis yang sedang bermain dengan seekor kucing. Aku menghela nafas lega

"Nuansa!" Panggilku dari dalam mobil. Anak itu menoleh dan melambaikan tangannya, ia segera berlari kecil dan masuk ke dalam mobil. Ia tersenyum manis

"Cepet juga, ngebut ya?"

"Biasa aja" jawabku berbohong, bagaimana tidak ngebut, saat melihat pesannya tadi. Hanya dengan satu emoticon, aku sudah tau bagaimana suasana hatinya. Tapi sepertinya aku salah, ia terlihat ceria sekarang

"Kak, kita kencan yok"

Aku terkejut, apa-apaan anak ini
"Kencan?"

"Iya, itung-itung latihan buat kakak hahaha"

"Latihan gimana sih Sa?"

"Kita berdua belom pernah kencan kan?"

"Siapa bilang belum, aku udah pernah" Ya, aku tidak berbohong soal ini. Aku pernah mencoba berkencan walupun akhirnya tidak berjalan mulus

"Oya??" Nuansa memandang tidak percaya

"Emang kencan itu apa sih Sa? Nonton? Makan? Kan kita udah pernah" ucapku

Anak itu hanya mengangkat bahunya
"Karna udah pernah jalan sama mas Aksa, bang Jevan dan kak Juna berarti itu namanya aku pernah kencan dong"

Aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Akhirnya aku mengalihkan pembicaraan
"Kamu ada masalah?"

"Nggak kok" ucapnya sambil melihat keluar jendela. Aku tau dia berbohong, dia tidak akan melihat lawan bicaranya ketika berbohong

"Udah makan belum?" Tanyaku lagi. Dan dia menggeleng. Aku menghela nafas, mencoba memperbaiki suasana hatinya

"Kamu tuh ya, makan itu harus tepat waktu, lupa waktu magh nya kambuh hah? Makannya juga jangan sembarangan, harus seimbang, 4 sehat 5 sempurna, jangan kebanyakan makan junkfood, nanti kalau kamu sakit gimana? Kamu rewel kalo sakit, bikin heboh satu rumah" aku berbicara tanpa henti

Catatan Mimpi [END]Where stories live. Discover now