41 : Good Bye

52 10 6
                                    

Nuansa POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nuansa POV

Tangis ku tidak berhenti saat berada di ambulans, aku tidak peduli dengan penampilan ku yang basah kuyup dan berantakan sekarang. Yang aku pandangi adalah dia. Dia yang sedang terbaring dengan oksigen di mulutnya, aku tidak pernah melepaskan tangannya walau sekejap. Do'a selalu ku ucapkan, memohon pada yang Maha Kuasa agar dia baik-baik saja.

Tuhan, aku mohon selamatkan Samudra, aku mohon jaga dia

Tuhan, aku mohon selamatkan Samudra, aku mohon jaga dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersentak saat ponsel dalam sakuku berbunyi. Itu dari Jevan.

"Woy, lama banget sih lo. Kita semua udah ngumpul nih!"

"Abang"

"Kenapa Sa? Lo kenapa? Kok gue denger suara sirene?"

"Abang, Sam.. sam.. ketabrak, aku ada di ambulans sekarang" tangisku kembali pecah.

"Tenang Sa, jangan histeris dulu. Kita nyusul ke rumah sakit"
.
.
.

Aku berdiri di luar ruangan operasi sambil mondar-mandir, sesekali aku melihat lampu diatas pintu masuk yang masih menyala, menandakan operasi masih berlangsung. Sesaat bayangan kecelakaan itu terlintas kembali di ingatanku.

Samudra keluar dari mobil sambil memakai payung. Ia sempat tersenyum dan melambaikan tangannya dan memberikan isyarat agar aku tetap berdiri di halte sampai dia datang menghampiri.

Baru beberapa langkah ia menyebrang, sebuah mobil menghantamnya, membuat ia terpental beberapa meter.

Aku memejamkan mata, berusaha menghapus ingatan yang menakutkan tersebut.
.
.
.

Author POV

"Nuansa!" Jevan berlari menghampiri Nuansa, dibelakangnya beberapa orang mengikuti, seperti kedua orang tuanya, orang tua Samudra dan teman-temannya.

Catatan Mimpi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang