3 : How deep is your love

92 18 25
                                    

Aksa POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aksa POV

Aku memakirkan motor di depan sebuah toko matrial yang masih tertutup. Aku melihat ke sekeliling, belum ada aktivitas di dalam sana. Saat aku akan menelepon sang pemilik, tiba-tiba ada sebuah mobil yang keluar dari arah samping toko. Mobil tersebut berhenti tepat di dekatku

"Mas Aksa" Revano menyapaku setelah ia menurunkan kaca jendelanya. Terlihat sang adik melambaikan tangan di sampingnya

"Mo kuliah?" Tanyaku

"Iya, udah telat nih. Si curut susah banget dibangunin" Rev menggetok kepala adiknya

Aku tersenyum "ya udah, buru gih. Ntar kena macet"

"Kerumah aja mas, mbak masih molor hehehe" ucap Cendikia sambil cengengesan. Akhirnya mereka pergi, tak lupa Rev membunyikan klakson mobilnya tanda pamit

Kemudian aku mendorong motorku ke jalan disamping toko, di belakang toko terdapat sebuah rumah minimalis yang sudah sangat amat sering ku kunjungi

Aku memarkir motor di dalam pekarangan rumah lalu mengetuk pintu, karena tidak ada jawaban, aku membukanya. Tidak terkunci...

"Del...." Panggilku, tidak ada jawaban. Aku menuju ke sebuah kamar, mengetuknya sebentar tanpa menunggu jawaban, aku membuka pintunya

Terlihat sosok gadis yang sudah mengisi hatiku entah sejak kapan, masih bergelung di dalam selimutnya. Aku tersenyum, lalu menutup pintunya lagi. Biarlah dia tidur sebentar lagi.

Ya, dia adalah Deliandra Lynn. Gadis yang bisa membuatku rela pagi-pagi sekali menuju rumahnya hanya untuk bertemu dengannya. Baiklah, aku membuat alasan pada keluarga kalau aku akan membantunya di toko, tapi itu hanya alasan hehehe

Deliandra tidak pernah meminta bantuan ku, bahkan kadang melarang. Tapi siapa yang tega melihat gadis yang mengorbankan mimpinya hanya untuk menghidupi adik-adiknya ini

Aku duduk diruang tamu dan memandang bingkai foto berukuran besar dihadapanku. Foto keluarga Lynn, yang terdiri dari mendiang Om dan Tante, Deliandra, Revano dan Cendikia.

Pikiranku kembali ke masa lalu, kurang lebih lima tahun yang lalu saat aku duduk di bangku SMA. Deliandra menelponku sambil menangis, mengatakan orangtuanya kecelakaan tunggal di jalan tol. Saat itulah aku bertekad akan selalu berada disampingnya entah status ku sebagai siapa di hatinya

Beberapa bulan setelah kepergian om dan Tante, aku memutuskan untuk memberanikan diri mengatakan padanya

"Del, pacaran yok"

Catatan Mimpi [END]Where stories live. Discover now