WARNING!! 🔞
SEBENARNYA TIDAK ADA ADEGAN YANG VULGAR HANYA SAJA TIDAK COCOK UNTUK USIA DI BAWAH 18TH YA.. JADI BIJAKLAH DALAM MEMBACA!
Nuansa, putri bungsu dari 4 bersaudara. Mempunyai 3 kakak laki-laki yang "ajaib" tapi sangat menyayanginya.
Mempun...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Revano Lynn
* * *
Aksa POV
Hari ini sungguh merupakan hari keberuntungan ku. Jadwal sidang sudah ditetapkan, dan akupun sudah diterima kerja di sebuah Bank ternama
Aku masuk kedalam toko perhiasan, mencari-cari sebuah cincin, dan aku tersenyum saat melihat satu cincin yang aku pikir pasti cocok untuk Deliandra
Aku merogoh ponsel yang ada didalam saku celana dan menelpon seseorang
"Hallo"
"Sibuk? Bisa ketemu sebentar nggak?"
"Dimana?"
"Cafe depan kampus aja"
"Oke mas" . . . . Aku duduk menunggu sambil menyeruput iced americano ku. Sesekali melihat keluar jendela, memperhatikan mahasiswa yang keluar-masuk lingkungan kampus, aah aku pasti akan merindukan ini
"Mas aksa!" Aku menoleh dan melambaikan tangan. "Udah lama mas?"
"Belum" jawabku. Di hadapanku duduk Revano, adik Deliandra sekaligus calon adik ipar
"Mau ngomong apa mas?"
"Nggak pesen minum dulu?"
"Hmm iya deh" Rev berdiri dan menghampiri pelayan untuk memesan minuman
"Jadi?" Rev bertanya saat duduk kembali
"Gue mau minta izin"
"Buat?" Dahi Rev terlihat mengernyit
"Ngelamar Deliandra"
Revano langsung terbatuk-batuk
"Gue nunggu-nunggu kapan lo bakal ngomong ini mas" Rev tertawa
Akupun tertawa. "Jadi?'
"Jadi apa?"
"Boleh nggak?"
"Ya boleh lah, ada-ada aja lo" Rev tertawa lagi
"Cend gimana?"
"Aaah curut mah nurut aja"
Aku tertawa. Rev dan Cend sudah benar-benar seperti adik kandungku sendiri
"Kapan mau dilamar?"
"Rencananya besok, habis tanding"
"Waaah gercep amat, nggak sabar ya lo?" Rev tertawa lagi menggodaku. Aku mengambil buku diatas meja dan memukul kepalanya. Tawa Rev semakin menjadi-jadi . . . .
Sehabis bertemu Rev, aku menemui Deliandra di toko. Aku melihatnya sedang sibuk menghitung jumlah kayu yang ada digudang. Tanpa pikir panjang, aku memeluknya dari belakang