13 - ASI Booster

9.2K 885 38
                                    

Serangkaian acara untuk merayakan kelahiran Xania tuntas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Serangkaian acara untuk merayakan kelahiran Xania tuntas. Kini, rambut hitam lebatnya dipangkas habis. Bayi itu tampak tenang selama acara. Padahal Melisa sempat mengkhawatirkan anaknya rewel lantaran sudah dua malam ini kerap menangis.

Ratna dan Hartanto berencana pulang ke Semarang hari ini. Berhubung tali pusar Xania sudah lepas, Ratna sudah yakin Melisa berani memandikan anaknya. Sebelumnya, Ratna mengajarkan caranya memandikan. Namun, saat dimandikan ibunya, anak itu menangis. Membuat Melisa kebingungan.

"Kok, Xania nangis terus, Ma? Apa aku megangnya kekencangan?"

"Kalau kamu takut, anaknya juga ikutan ngerasain dan nggak percaya sama kamu. Kamu rileks aja. Xania nggak mungkin merosot karena licin. Bak maninya canggih gini. Nggak kayak punya mamanya dulu."

"Jadi ini nggak apa-apa, Ma?"

"Nggak apa-apa. Kamu pegangnya pelan-pelan aja."

Untungnya, Ratna mengikuti perubahan zaman. Ia sadar mengurus bayi zaman dulu dengan sekarang berbeda. Dulu tali pusar diberi berbagai macam ramuan supaya cepat kering. Sekarang seperti itu tidak diperbolehkan. Dulu bayi setelah lahir langsung dimandikan. Sekarang hanya boleh dielap sebelum tali pusarnya lepas.

Ratna membantu Melisa memakaikan baju Xania. Tangisannya melengking mengiringi kegiatan itu. Melisa jadi ikutan sedih. Selama ditangani neneknya, anak ini jarang menangis. Kenapa giliran dirinya Xania seakan-akan menolak?

"Nah, sekarang kamu kasih susu, gih," kata Ratna.

Mendengar itu, nyali Melisa makin menciut. Dia senang dengan kegiatan menyusui, dia ingin menyusui setiap saat. Namun, kendalanya, Xania cepat sekali melepaskan putingnya, seolah-olah tidak mau, padahal Melisa tidak pernah absen menyusui setiap dua jam sekali. Pun Melisa sudah mencoba memompa ASI karena payudaranya terasa sakit.

"Mel, kok, bengong? Ayo, ini Xania mau nyusu."

"ASI Mel kayaknya kurang banyak, deh, makanya sering dilepasin gitu."

"Bukan kurang banyak, tapi udah kenyang. Lambung bayi masih kecil, Sayang. Wajar kalau cepet selesai. Kamu nggak usah khawatir, yang penting kamu rajin menyusui sama rajin pompa."

Melisa mengambil bayinya dan mulai proses menyusui. Ratna masih mengawasi. Ratna tahu anaknya begini karena ada orang yang berusaha menjatuhkan mentalnya. Ya, dua hari yang lalu, Melisa menceritakan semua yang Mutia katakan padanya. Ratna yang mendengar itu turut sedih. Siapa yang mau memilih jalan ini? Bukannya proses kelahiran sama saja rasanya? Yang membuat Ratna tidak habis pikir, yang mengatakan itu adalah seorang perempuan dan istri dokter. Bukannya seharusnya Mutia sudah tahu kenapa Melisa harus operasi darurat?

"Mama sama papa jadi pulang, ya. Kamu kalau masih takut, minta tolong Ambar. Dia pasti mau bantu," kata Ratna seraya mengelus kepala anaknya.

"Iya, Ma. Maaf, ya, aku ngerepotin terus."

Hi, Little Captain! [END]Where stories live. Discover now