90 - Pesta Ulang Tahun Pertama

7.4K 1K 116
                                    

Seperti yang sudah direncanakan, begitu Melisa dan Xania tiba ke Jakarta, mereka akan merayakan ulang tahun Xania yang pertama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti yang sudah direncanakan, begitu Melisa dan Xania tiba ke Jakarta, mereka akan merayakan ulang tahun Xania yang pertama. Meski terlambat satu bulan, tidak menyurutkan semangat kedua orang tua baru ini mempersiapkan pesta ulang tahun. Acaranya nanti akan diselenggarakan di sebuah restoran kids friendly supaya Xania nyaman dan semua keluarganya bisa berkumpul. Nanti sekalian ada acara gender reveal untuk keluarga karena sebenarnya Melisa dan Candra sudah tahu jenis kelamin bayi kembarnya. Jadi, gender reveal nanti kejutan untuk para kakek-neneknya.

Xania tampak cantik dengan dress tutu warna pink yang panjangnya sampai bawah lutut. Lengannya pendek berbentuk ruffle dan tersemat pita di bagian perutnya. Rambutnya dijadikan satu ikatan di belakang, lalu dihiasi bando berbentuk telinga kucing. Untuk alas kakinya, Xania memakai sepatu pantofel warna senada dengan atasannya.

Tejo yang mengantar keluarga itu ke tempat acara. Candra tidak mungkin menyetir mobil karena Xania maunya menempel ke ayahnya. Sementara itu, orang tua dan kakak-kakak Melisa, Hutama dan Sintia serta kedua anaknya tiba semalam, lalu menginap di salah satu hotel. Mereka akan berangkat dari sana. 

"Nanti kalau ada yang tanya 'Xania umur berapa sekarang?', jawab satu, ya, Kak. Kayak gini tangannya kalau satu." Candra menekuk keempat jari Xania, menyisakan jari telunjuk. Xania memperhatikan tangannya sebentar, lalu menatap ayahnya.

Candra mencium puncak kepala anaknya. "Kakak udah satu tahun sekarang. Kali ini dirayain sama nenek dan kakek dulu, ya. Nanti kalau Kakak udah punya teman banyak di sini, dirayain bareng temen-temen."

Melisa tersenyum melihat pemandangan itu. Mimpinya benar-benar menjadi nyata sekarang. Xania begitu dekat dengan ayahnya, Candra juga terlihat bahagia saat bersama anaknya. Memang tidak akan ada yang sempurna di dunia ini, tetapi dia mengusahakan untuk bisa menjadi orang tua yang baik dan bijak untuk Xania dan kedua adiknya. Melisa akan berusaha menciptakan keluarga seperti yang Candra inginkan.

Mobil berhenti. Mereka telah tiba di tempat tujuan. Xania keluar lebih dulu. Sembari menggendong Xania, Candra membukakan pintu mobil untuk Melisa dan membantunya turun. Melisa merangkul lengan suaminya, sedangkan tangan satu lagi menopang perutnya karena jujur kalau sedang berdiri dan berjalan berat sekali. Sarina juga digandeng Mbak Lala dan Ambar. 

"Ayah! Ayah!" Xania mulai berontak.

"Kakak mau turun?" tanya Candra. Xania mengangguk, kemudian Candra menurunkan anaknya sampai bisa berdiri tegak. "Ayo, jalan!" 

"Ayah!" Xania meraih tangan Candra, membuat kedua orang tuanya tersenyum. Keduanya baru mengerti Xania minta turun karena ingin digandeng juga.

Di restoran itu, sepertinya keluarga Melisa dan keluarga Hutama sudah tiba. Terbukti di pintu masuk, ada dua pengawal yang menjaga. Begitu masuk, Xania berhenti karena melihat beberapa orang yang jarang ditemui. Matanya memperhatikan satu per satu wajah baru di hadapannya.

"Halo, Xania!" Ryan maju lebih dulu, disusul Fyan. "Wah, udah bisa jalan, ya?"

"Salim sama Om," kata Candra. Namun, Xania mendadak mengunci rapat bibirnya. Tubuhnya mundur dan menempel di kaki Candra.

Hi, Little Captain! [END]Where stories live. Discover now