69 - Melepaskan Rindu

6.8K 982 189
                                    

Tiga hari dirawat, Melisa diizinkan pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga hari dirawat, Melisa diizinkan pulang. Tentu saja perempuan itu senang sekali karena bisa bertemu dengan Xania. Makanya setelah urusan administrasi selesai, dia langsung masuk ke mobil Alphart milik Sintia yang memang bersedia mengantarkan sampai rumah.

"Kamu nggak mau jajan dulu? Kalau mau nanti mami suruh sopir berhenti."

Melisa menurunkan ponselnya usai mendengar suara Sintia. Tawaran yang menarik sebenarnya. Sejak tadi Melisa ingin makan mi gacoan di tempatnya langsung. Namun, rasa ingin pulang ke rumah jauh lebih besar daripada keinginannya itu. Lagi pula kalau sampai besok masih pengen, dia bisa minta belikan Candra.

"Nggak usah, Mi. Aku mau langsung pulang aja. Kangen sama Xania." Begitu jawaban Melisa.

"Ah, iya, pasti udah kangen banget sama anak, ya. Xania pasti bakal nempel kamu terus."

Itu masalahnya. Xania pasti akan mencari-cari susunya yang sekarang sudah kering itu. Melisa tadi mencoba memompa, tetapi hasilnya lebih sedikit dari biasanya. Tiga hari dikeluarkan seadanya, tidak sampai kosong seperti biasanya, dan sekarang tidak banyak. Melisa makin merasa kehilangan.

"Terus pengasuh buat Xania udah ketemu?" tanya Hutama yang sejak tadi juga menemani istri dan anak menantunya.

"Belum, Yah. Mas Candra masih cari."

"Kalau masih bingung, jangan sungkan hubungi Ayah atau Mami kamu, ya."

Melisa mengiakan. Ternyata masih banyak rencana yang tertunda karena dirinya masuk rumah sakit. Tentang pengasuh itu belum pernah dibicarakan lagi dengan suaminya.

Tidak tahan dengan pewangi mobil yang sedang bekerja, Melisa menutup mulut dan hidungnya dengan masker. Sebenarnya sudah lama dia merasakan hidungnya sangat sensitif terhadap berbagai macam aroma dan ternyata karena kehamilannya yang kedua. Sekarang kalau mau ke mana-mana selalu pakai masker.

Saat mobil memasuki area rumahnya, Melisa menegakkan punggungnya, memperbaiki pakaian dan rambutnya. Semakin tidak sabar melihat wajah Xania. Ketika mobil berhenti dan pintu terbuka, Melisa bergegas turun. Sintia langsung menegurnya.

"Hati-hati, Sayang."

Melisa meringis malu. "Iya, Mi."

"Mami sama Ayah mau langsung pergi, ya."

"Lho, nggak masuk dulu?"

"Maaf, ya, Nak. Soalnya kami ada acara, satu jam lagi harus sampai di sana." Kali ini Hutama yang berbicara.

"Oh, ya udah, deh, nggak apa-apa."

"Salam buat Candra sama yang lain, ya."

Setelah mobil melaju, perempuan itu melangkah pelan. Masuk melalui pintu utama. Celotehan Xania dari kejauhan terdengar. Melisa yang makin tidak sabar itu mempercepat langkahnya. Tiba di ruang tengah, Xania tampak jelas bermain puzzle bersama ayahnya.

Hi, Little Captain! [END]Where stories live. Discover now