63 - Di Luar Perkiraan

8.3K 1.1K 46
                                    

Notifikasi panggilan tidak terjawab dari Melisa yang pertama kali muncul setelah Candra menghidupkan ponselnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Notifikasi panggilan tidak terjawab dari Melisa yang pertama kali muncul setelah Candra menghidupkan ponselnya. Melihat nama itu, dia jadi teringat pertengkaran semalam. Hanya gara-gara anak jatuh. Sebenarnya sepele. Bukankah wajar anak jatuh karena sedang masa pertumbuhan? Namun, entah kenapa mendengar tangisan Xania, Candra tidak dapat mengendalikan diri.

Malam itu juga, Candra sadar sudah menyudutkan Melisa. Pun menyadari jika dirinya jarang memberikan apresiasi. Dalam satu minggu, Candra hanya bisa beberapa jam bersama Xania, sedangkan Melisa? Nyaris sepanjang waktu anak itu bersama ibunya. Jika dibandingkan, Melisa yang paling tahu segalanya tentang Xania. Telinganya pun tidak pernah mendengar keluhan yang keluar dari bibir Melisa. Perempuan itu tampak bahagia dengan peran barunya.

Xania memang anak yang tidak direncanakan. Xania ada karena Melisa melepas IUD tanpa sepengetahuannya. Kenyataan tersebut tidak bisa dihapus begitu saja. Namun, Candra tidak pernah menyalahkan kehadiran anaknya. Xania berhasil membuatnya berubah. Xania anak yang paham meskipun masih bayi. Xania selalu mencarinya, selalu terlihat senang ketika bersamanya.

Hanya karena satu kesalahan yang sebenarnya Melisa tidak mau itu terjadi, Candra melupakan usahanya di depan Hartanto. Begitulah manusia. Ketika akan kehilangan sesuatu pasti akan melakukan segala cara. Giliran berhasil mendapatkannya justru disia-siakan. Kesempatan kedua itu langka dan Hartanto memberikannya secara cuma-cuma. Lantas, apa akan ada kesempatan lagi?

Candra menempelkan layar ponsel ke telinga. Menunggu panggilannya diterima Melisa. Namun, sekian lama menanti, teleponnya tidak dijawab juga. Perbedaan waktunya dengan Melisa lebih cepat satu jam. Bisa jadi Melisa sekarang sedang kerepotan menjaga Xania.

Sampai pada penerbangan selanjutnya, Melisa tidak merespons teleponnya. Tidak mau membuat penumpang terlambat, Candra kembali masuk ke ruang kokpit. Langit kota Palu cukup cerah dan semoga langit Jakarta juga seperti ini.

Satu jam kemudian, pesawat mendarat sempurna di bandara Soekarno-Hatta. Keluar dari pesawat, Candra kembali mengaktifkan ponselnya, ingin menghubungi Melisa lagi. Namun, ada satu pesan baru dari istrinya. Candra buru-buru membukanya.

Mamanya Xania: Nginep?

Usai membaca pesan itu, Candra baru ingat kalau tadi dia langsung pergi. Setelah menemukan Melisa tertidur di kamar mandi, dia menyiapkan keperluannya sendiri. Saat itu hatinya masih diselimuti kabut amarah dan akhirnya tega meninggalkan rumah tanpa pamit dengan istrinya.

Selama empat tahun bersama Melisa, Candra belum pernah seperti itu. Pekerjaannya sangat berisiko sehingga sebelum pergi dia berusaha membuat Melisa tenang dengan memberitahu rute penerbangannya dan kapan pulangnya. Kalau misalnya terjadi hal yang tidak diinginkan, Candra tetap bahagia karena sebelumnya sudah melihat wajah Melisa.

Anda: Nggak. Jam 11 aku pulang.

Mamanya Xania: Oke.

Anda: Mel, maaf.

Hi, Little Captain! [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora