35 - Ribut Kecil

7.3K 909 20
                                    

"Mel, ibu sakit apa sebenernya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mel, ibu sakit apa sebenernya?"

Pertanyaan pertama yang terucap dari bibir Candra saat Melisa keluar. Melisa lantas menyuruh suaminya duduk di kursi. Candra harus tenang dulu.

"Jawab, Mel! Aku udah di sini. Kamu bilang mau jelasin kalau aku udah pulang, kan?"

"Sabar, dong, Mas. Aku mau napas dulu," sergah Melisa. Paham, sih, Candra pasti khawatir pada ibunya. Laki-laki itu pasti menahan rasa penasarannya demi bisa tiba di sini dengan selamat. Melisa tidak bisa marah kalau didesak begini.

"Ibu sakit meningitis, Mas. Penyebabnya dari bakteri. Jadi, makanya ibu nggak boleh interaksi sama banyak orang, makanya ibu sempat masuk ke ruang isolasi, sekarang aja yang boleh masuk cuma dua orang. Ibu bakal lumpuh, Mas, karena sedikit terlambat dibawa ke sini."

"Terlambat? Lho, Mbak Lala nggak ngasih tau kalau ibu sakit? Sejak kapan ibu begini?"

"Sedikit, Mas. Bukan terlambat."

"Ya, sama aja, Mel. Harusnya Mbak Lala langsung ngabarin kita kalau ada apa-apa sama ibu. Apa jangan-jangan pas kita ke sana, sebenernya ibu udah sakit?"

Melisa diam. Memang susah berbohong kepada orang pintar. Candra sudah tahu kebiasaan Sarina. Ibunya itu kalau pergi, pintu garasinya pasti terbuka atau mobilnya sudah keluar dari tempat itu. Melisa juga sempat merasa aneh waktu itu, tapi wajah Mbak Lala begitu meyakinkan, masa mau menuduh bohong?

"Mana Mbak Lala? Panggil ke sini, aku mau ngomong sama dia."

Melisa tidak mungkin membantah. Mbak Lala memang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, kan. Maka, Melisa masuk lagi ke ruangan Sarina, memanggil Mbak Lala. Tidak lama Mbak Lala muncul dengan wajah tertunduk.

Candra lantas berdiri di hadapan Mbak Lala. "Mbak, kok, bisa ibu sakit? Jawab yang jujur, Mbak. Waktu saya sama Melisa ke rumah, sebenernya ibu udah sakit, kan?"

Melihat Mbak Lala yang tampak ketakutan, Melisa jadi tidak tega. Ia jadi ingat pernah berbohong pada Candra dan laki-laki itu marah. Melisa jadi takut kalau Mbak Lala merasakan hal yang sama.

"Iya, Mas. Ibu udah sakit waktu Mas sama Mbak ke rumah. Maafkan saya," jawab Mbak Lala dengan suara bergetar.

"Mbak kenapa bisa bohong sama saya? Sekarang Mbak lihat sendiri, kan, akibatnya? Ibu masuk rumah sakit, ibu lumpuh."

Kan, bener. Candra pasti marah. Melisa jadi kasihan dengan Mbak Lala. Mbak Lala tidak punya kekuatan lebih untuk menolak perintah Sarina. "Mas, udah, dong. Yang penting Mbak Lala udah ngaku, terus sekarang ibu udah dapat perawatan."

"Ya, nggak bisa gitu, dong, Mel. Mbak Lala udah bohong sama kita."

"Itu karena disuruh sama ibu, Mas. Kalau ngga disuruh pasti Mbak Lala ngabarin kita."

"Sekarang kamu nyalahin ibu?"

"Nggak gitu, Mas! Daripada sibuk nyalahin, kenapa nggak mikir gimana caranya biar ibu cepat sembuh? Mau Mbak Lala bohong atau jujur, kalau emang waktunya ibu sakit, ya, bakal sakit, Mas!" Melisa membuang napas, mengendalikan diri agar tidak ikutan marah. Ini sudah telanjur, lho. Maksud Melisa daripada sibuk cari alasan, kenapa nggak cari solusi saja, gitu, lho.

Hi, Little Captain! [END]Where stories live. Discover now