Prolog

1.8K 179 6
                                    

SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA KALIAN MEMBACA A/N INI

CERITA INI ADALAH MURNI PEMIKIRAN AKU SENDIRI DENGAN CARA BERIMAJINASI DIMANAPUN AKU BERADA

JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAINNYA ATAU... KUTENDANG BOKONG KALIAN SATU PERSATU

BAHASA NON BAKU DAN MENGANDUNG KATA-KATA KASAR

༺ ═──────────────═༻

"Andai aku tidak mengizinkanmu untuk bertemu dengan Ayah saat itu"

-Ice Alden Dewangga-

.
.
.


"Ice, makan jangan diliatin mulu. Entar salting tuh baso nya," ucap Gentar kesal karena sejak tadi Ice hanya memperhatikan bakso dalam mangkok yang sudah mulai dingin.

"Gak mood, lo aja yang makan." Ice menggeser mangkok didepannya ke samping agar Gentar menggantikannya untuk makan bakso.

"Gue gak bisa makan sebelum denger suara Blaze lagi." Ice melanjutkan ucapannya sebelum akhirnya menelungkupkan kepalanya keatas meja dengan tangan yang digunakan sebagai bantal.

"Kenapa gak coba ikhlasin aja? Dari kepolisian juga udah mengkonfirmasi kalau mereka udah meninggal kan?" Gentar menatap Ice lalu memasukkan satu bakso utuh ukuran kecil ke dalam mulutnya.

"Nggak, kakak gue belum meninggal. Gue percaya kalau mereka masih hidup." Ice menjawab dengan suara pelan, "kalau Blaze beneran meninggal gue juga harus ikut dia.".

Gentar menghela napas panjang. Ia mengambil es teh miliknya lalu ia minum untuk menyegarkan tenggorokannya.

"Gue tau kalian emang kembar, tapi bukan berarti datang bareng pergi juga bareng. Lo kira regu pramuka harus kayak gitu?" ucap Gentar sedikit ketus, pasalnya ia tidak suka dengan ucapan Ice barusan.

Ice kembali menegakkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya pada Gentar yang duduk di samping kanannya, "tapi tadi malam gue mimpiin Blaze, dia ajak gue ke suatu tempat. Mungkin itu artinya dia ngajak gue buat mati juga kan?".

"Lo gak usah gila, kalau percaya Blaze masih hidup jangan lakuin hal bodoh yang malah bakal rugiin lo dan orang sekitar lo." sarkas Gentar.

━━━━━━━━ 🌷 ━━━━━━━━

INTRODUCE CAST

╭─────╮
One
╰─────╯

HALILINTAR RAIDEN ACKERLEY [20 y.o]

Halilintar Raiden Ackerley atau yang sering dipanggil dengan sebutan Pikachu emosian oleh Blaze itu menyukai salah satu film Korea Selatan yang berjudul "train to busan" karena katanya ada beberapa adegan yang dapat memicu adrenalin.

Sifatnya yang berwibawa ketika diluar hilang begitu saja ketika dia berada dirumah apalagi ketika telah bertemu dengan Blaze.

"Kenangan terakhir kita."

╭─────╮
Two
╰─────╯

TAUFAN JAIDEN ACKERLEY[20 y.o]

Kata Mama, Taufan tidak pernah dewasa walaupun usianya terus bertambah dan akan terus bersikap seperti anak-anak di usia balita, tetapi itu hanya kata Mama tetapi beda halnya dengan apa yang Ayah katakan.

Taufan dulunya ingin menjadi pilot tetapi tidak jadi karena beberapa kali mendengar banyak kasus kecelakaan pesawat.

"Gue tau lo masih hidup. "

╭─────╮
Three
╰─────╯

GEMPA HAIDEN ACKERLEY[20 y.o]

Dulu cita-citanya ingin menjadi pembalap terkenal tetapi Tuhan berkata lain, Gempa saat ini malah menjadi dokter spesialis diusianya yang masih muda.

Diantara keenam saudaranya Gempa lebih dekat dengan Halilintar dan Ice yang tingkat kewarasannya normal dan belum memerlukan psikolog.

Gempa juga merupakan bungsu dari kembar tiga tetapi kakak ketiga untuk keempat adiknya.

"Gue harap bukan."

╭─────╮
Four
╰─────╯

BLAZE ALDEN ACKERLEY [16 y.o]

Moodbooster semua orang tapi terkadang juga jadi petaka untuk semua orang karena sifatnya yang terkadang suka diluar nalar manusia.

Jika Blaze diberi dua pilihan antara fairy dan mermaid maka Blaze akan mtetap memilih untuk menjadi manusia, kenapa? Karena manusia bisa hidup di air, di darat, dan di udara dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih.

Sifatnya sebelas duabelas dengan Taufan dan Thorn yang jika bersatu bisa membuat negri dalam masalah.

"Kenangan terakhir?"

╭─────╮
Five
╰─────╯

ICE AIDEN ACKERLEY [16 y.o]

Ice punya kebiasaan buruk yaitu, dia suka bermalas-malasan dan menunda-nunda pekerjaan tetapi dia tidak menyukai tempat kotor dan berdebu.

Partner bermain game Taufan dan juga balok es yang terkadang bisa sehangat sunrise tetapi bisa juga sedingin kota Yakutsk.

Kembaran Blaze yang hanya terpaut delapan menit.

"Jangan takut, aku disini."

╭─────╮
Six
╰─────╯

THORN ELVINNO ACKERLEY [12 y.o]

Sifatnya yang hiperaktif dan family friendly membuat semua orang menyukai Thorn, apalagi gadis komplek yang terobsesi dengan pria manis.

Sifatnya yang kagetan membuat Taufan tak pernah bosan mengajak Thorn untuk menonton film horor bersama ditengah gelapnya ruang keluarga, walau akhirnya selalu dimarahi Mama karena berisik.

"Aku takut,"

╭─────╮
Seven
╰─────╯

SOLAR ELVANNO ACKERLEY [12 y.o]

Sifatnya yang narsis keserempet sombong membuat Solar tidak ingin dipanggil adik oleh Thorn. Katanya dia harus dipanggil Kakak oleh Thorn karena dia dua centi lebih tinggi dari Thorn.

"Harusnya aku gak pergi saat itu."

•✦───────────•✧

[✔] Pangeran Keempat MamaWhere stories live. Discover now