Bagian 25 ; Thorn di culik Wewe Gombel?

226 32 6
                                    

"Thorn?".

Solar celingukan mencari kehadiran kembarannya yang seharusnya ada disekitar sini. Solar tahu Thorn bisa saja pergi ke tempat lain karena dia hidup, tapi kan tadi Solar sudah menyuruh Thorn untuk tetap diam di tempat jadi harusnya dia masih ada disini sebab Thorn anak yang penurut.

"Thorn kamu dimana? Cepirit ya?" tuduhnya.

Sembari terus berjalan untuk menyari Thorn, Solar memakan es krim yang dia beli. Es krim yang memiliki kandungan susu didalamnya sehingga rasanya benar—benar pas di mulut.

Taman saat ini sudah benar—benar sepi padahal belum petang juga. Tadi memang ramai orang tetapi tidak tahu kenapa malah tiba—tiba sepi selayaknya kuburan.

"Thorn gak mungkin di culik wewe gombel kan?" ujar Solar setelah berpikir dengan hilangnya orang—orang di taman mungkin juga salah satu penyebab Thorn hilang.

"Atau malah di culik alien? Tunggu, mustahil ada alien disini, mayoritasnya aja manusia. Tapi kalau misal aliennya kayak manusia gimana?".

Dia mulai berteori.

Solar berdecak kesal sampai—sampai membanting es krim yang baru dia makan setengahnya ke tanah, "jadi Thorn beneran di culik wewe gombel atau alien sih?!".

Lama—lama Solar kayang juga jika begini terus, pasalnya dia juga tidak tahu Thorn beneran hilang atau malah pergi ke toilet tanpa berpamitan pada Solar dulu.

Tetapi ada sesuatu yang kini membuat Solar mundur perlahan kebelakang. Di depan sana terdapat seorang pria mencurigakan berjalan kearah Solar.

Tidak lama pria itu berlari kearah Solar dengan cepat, bahkan Solar saja tidak sempat lari. Dia memegang tangan Solar dengan mata yang menatap Solar tajam.

Detik itu juga Solar paham jika orang ini adalah penculik.

"Lepas!" Solar menghentakan tangannya berharap si pria melepaskan tangan Solar, tapi hasilnya dia malah memegang tangan Solar semakin erat.

"Kamu gak punya hak nyulik aku. Atau mau di bunuh buat perdagangan organ di pasar gelap? Heh, miskin banget Om." ucap Solar berusaha setenang mungkin di saat jantungnya berdebar tidak karuan lantaran rasa takut.

Solar tidak membuang masa, di saat pria itu lengah ia menendang titik vital pada bagian tubuh si pria sehingga membuat cengkramannya pada tangan Solar lepas karena kesakitan.

Solar menjulurkan lidahnya dengan niat mengejek pria itu lalu berlari secepat cahaya agar tidak dapat di kejar oleh pria itu.

Tapi dalam sekejap mata Solar seolah melihat sesuatu yang dia kenal di dalam mobil hitam pria itu, salahkan pintunya terbuka jadi Solar bisa liat kan.

"Itu tangan Thorn kan?" ucapnya setelah melihat tangan yang memakai gelang yang sama dengan gelang yang sekarang Solar pakai.

Namun Solar memilih tidak peduli dan terus berlari sampai di rasa dia aman dan pria itu tidak mengejar.

Karena terus lari tidak tentu arah, Solar sampai tidak sadar jika rumahnya hanya tinggal beberapa meter lagi dari sini. Bahkan bangunannya juga sudah tampak sekarang.

Dan kembali ke tangan yang ada di dalam mobil, itu beneran tangan Thorn?

Solar ingat jelas jika tujuh bulan lalu Thorn sempat mengajaknya untuk membeli gelang pasangan, katanya agar lebih kelihatan jika mereka saudara. Padahalkan wajah mereka saja sudah sama, untuk apa membeli gelang pasangan segala.

[✔] Pangeran Keempat MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang