Bagian 11; Rapat abal-abal

666 94 20
                                    

「☁」Happy Reading—ᥫ᭡ ˖ ࣪

═════════════「❄」

═════════════「❄」

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

IB; pinterest.

Dihutan. Terdapat sebuah rumah yang tidak terlalu kecil ataupunterlalu besar. Rumah yang didalamnya tengah dihuni tujuh remaja laki–laki.

Tempat yang memiliki beberapa ruangan yang terdiri dari dua kamar, dapur, ruang tamu serta satu kamar mandi.

Di ruang tamu terlihat empat remaja yang sedang sibuk dengan urusan masing–masing.

Diantaranya ada Taufan yang sejak tadi sibuk mencorat–coret buku secara abstrak, tak tahu apa yang akan dia gambar karena banyaknya hal yang dia pikirkan.

Blaze yang sedang memakan cokelat sambil sesegukan dan tak lupa air mata yang tak hentinya mengalir, padahal matanya sudah sakit karena menangis terus sejak tadi.

Halilintar yang sibuk dengan dunia fantasi yang dibuatnya. Menjadi kaisar disebuah kerajaan bukanlah hal yang mudah untuk Halilintar sekarang, apalagi Halilintar belum pernah melihat istana sungguhan.

Dan Gempa yang sedang mendengarkan musik melalui earphone, lagu berjudul reset yang menjadi OST drama Korea yang tak sengaja Gempa tonton saat pergi ke ruang rahasia Blaze.

"Gak takut mata lo keluar apa?" tanya Taufan tak santai sebab terhitung sudah empat hari Blaze menangis tanpa henti dan membuat mata pemuda itu bengkak, dan Taufan sendiri bosan melihatnya.

Oh ayolah, kasihan Ayahnya jika Blaze menangis terus. Karena person said; udah ya sayang jangan ditangisi lagi, kasihan beliau diperjalanan kalau kamu menangis terus.

Lalu si oknum yang menangis menjawab; kenapa begitu aunt?

Dan dijawab lah seperti ini; kalau kamu menangis terus, diperjalanan beliau menuju rumah barunya akan dilanda hujan deras.

Yah... kira–kira begitu hal yang Taufan dengar saat ada keluarga teman SD–nya meninggal dahulu, tapi entahlah Taufan rasanya tidak terlalu ingat.

"Gampang, tinggal nyari tukang servis mata," jawab Blaze ngasal.

"Hilih servis mata, servis dulu tuh akhlak lo!" sembur Taufan.

Blaze memutar bola matanya malas, apa–apaan ucapan Taufan tadi, memangnya siapa disini yang harus servis akhlak kalau bukan Taufan sendiri.

"Jadi... Kak Lintar kenapa ngajak kita semua disini?" tanya Blaze saat ingat jika kedatangan mereka ke tempat yang mereka sebut sebagai base ini memiliki alasan.

"Hah? Ngomong sama gue?" Halilintar sedikit terkejut seolah dia tengah melamun, padahal mah memang lagi melamun.

"Ya emang siapa lagi Yanto kalau bukan lo? Sadako?!" jerit Taufan kesal, lagipula sejak kapan kembarannya ini jadi dungu seperti ini? Sejak mabuk marjan? Yang benar saja?!

[✔] Pangeran Keempat MamaWhere stories live. Discover now