Bagian 27 ; Pulang

251 35 14
                                    

baru upload karena tadi pagi di ajak push rank sama adek

HAPPY READING

.
.

Sudah hampir tengah malam, Ice benar-benar khawatir dengan adiknya yang hingga kini belum kembali. Taufan sudah menyerah untuk mencari dengan alasan perutnya lapar minta diisi sehingga kini tidak ada siapa yang mencari Thorn.

Kendati tadi sudah menelepon polisi namun para polisi sialan itu tidak juga melakukan tugasnya.

Helaan napas pelan terdengar ketika Ice mengotak-atik layar ponselnya tidak bersemangat.

"Dimana sih dia?" Ice bertanya tapi entah pada siapa lantaran di ruang tamu sekarang hanya ada dia.

Lantaran Gempa dan Taufan yang sedari tadi menemaninya sedang makan di dapur dan yang mengajaknya tentu saja Taufan.

Tiba-tiba ketika sedang melamun ia mendapati sebuah notifikasi pesan di ponselnya. Ice menekan layar benda pipih tersebut untuk melihat isi pesan yang terkirim dari seseorang.

Blueflame.

Ice mengernyitkan dahinya, dia mendadak bingung saat melihat adanya pesan dari akun inst*gram asing dengan nama blue flame pula. Memangnya sejak kapan ada api biru?

Tapi di beberapa kasus api biru memang ada dan kata orang api biru lebih panas dibanding api merah.

Blueflame.

|Gue minjem HP orang sih ini
|tapi saran gue lo datang ke Kampung
|Redtulips di rumah nomor 7

Lah ngapain?|

Lagian lo siapa? Salah DM orang?|

|Ice, Thorn ada disana. Gue ngasih
|tau lo karena gue sama Kak Lili
|gak bisa lakuin apapun sekarang

|Gue minta lo datang secepatnya, Thorn
|dalam bahaya

Ice kembali di buat bingung dengan pengakuan orang itu.

"Kak Lili? Blaze?".

Ice sangat yakin jika itu Blaze karena siapa lagi yang memanggil Halilintar dengan panggilan Kak Lili jika bukan Blaze seorang.

Tetapi mengesampingkan rasa terkejutnya kini Ice pergi ke dapur dengan langkah cepat.

"Kak, ikut gue!" Ice menarik Taufan yang kini tengah mencuci piring kotor, sedangkan Gempa merapikan meja agar kembali bersih.

"Kemana?".

"Jemput Adek." balas Ice tidak sabaran.

Setelahnya Ice benar-benar membawa Taufan pergi meninggalkan Gempa yang kesal lantaran Taufan tidak menyelesaikan pekerjaan.

"Jangan lama-lama, udah malem lho. Besok sekolah Ice!" Gempa sedikit berteriak karena Ice sudah lumayan jauh dari jangkauannya.

"Kak, kalau udah beres nyusul ya! Gue sharelok." seru Ice meminta pada Gempa.

.
.
.

"Aghh!" Thorn lagi-lagi menjerit untuk kesekian kalinya.

"Liat, dapat. Kedua mata lo udah ada di tangan gue sekarang." Rimba memperlihatkan dua bola mata berlumuran darah di tangannya.

[✔] Pangeran Keempat MamaWhere stories live. Discover now