40. Orang Loksado

217 27 7
                                    


Setelah berpikir keras beberapa hari, akhirnya Jata memencet juga nomor telepon yang diberikan oleh Gani. Sebelumnya, ia sudah mengirim pesan teks dan mendapat balasan untuk segera menelepon lelaki bernama Dehen yang tinggal di dekat Danau Loksado[1]. Suara orang itu lembut dan terkesan ramah sehingga Jata merasa nyaman.

Jata menceritakan problemnya. "Saya sering diganggu penampakan makhluk halus. Juga sering mencium bau-bau dan suara-suara yang tidak ada sumbernya."

Lelaki yang suaranya berat seperti berusia lima puluhan itu terdiam sejenak. "Lalu apa yang bisa saya bantu?"

"Begini, Pak. Saya sebenarnya masih ragu apakah yang saya alami ini benar akibat gangguan makhluk halus atau gangguan jiwa."

Dehen kembali terdiam. Kali ini lebih lama dari yang pertama. "Sejauh pengalaman saya, orang yang terkena gangguan jiwa, gambarannya tidak seperti kamu, Dik."

"Jadi menurut Bapak saya ini terkena gangguan makhluk halus? Sudah pasti seperti itukah, Pak?"

"Iya. Saya yakin sekali. Dari penerawangan saya, semua yang kamu alami disebabkan oleh makhluk dari dunia lain."

"Bapak bisa bantu saya?"

Dehen kembali terdiam. "Mohon maaf sekali, Dik. Yang ini jauh lebih besar dari kemampuan saya. Saran saya, datanglah ke hulu Sungai Kahayan[2]. Di sana banyak orang pintar yang bisa menyembuhkan. Siapa tahu salah satunya cocok untuk membantu masalahmu."

"Bapak tahu dengan siapa saya harus ketemu?"

"Wah, saya tidak kenal orang dari hulu. Tapi coba tanya ayahmu. Sepertinya beliau punya banyak kenalan. Ayahmu tinggal di Pangkalan Bun, kan?"

"Iya benar, Pak." Dalam hati Jata bertanya-tanya, dari mana Dehen bisa tahu ayahnya tinggal di Pangkalan Bun.

"Sudah ya. Saya cuma bisa membantu sampai di sini. Saya harus segera pergi. Mereka mulai mendatangi saya."

"Maksud Bapak, mereka mendatangi Bapak untuk?"

"Iya itulah. Mereka mau menyerang saya karena membantumu."

"Pak, saya boleh bertanya satu lagi?"

"Boleh, tapi cepat ya. Mereka semakin dekat."

"Kalau boleh tahu seperti apa wujud makhluk yang akan menyerang Bapak?"

Dehen terkekeh sejenak. "Saya tahu kamu masih belum yakin telah melihat makhluk halus. Masih bingung, itu semua betulan, atau halusinasi. Bukan begitu? Baiklah, saya beri tahu ciri-ciri makhluknya. Kulit wajahnya hitam. Rambutnya panjang tidak teratur. Giginya runcing-runcing, kuning, dan berkerak. Matanya merah menyala. Tangannya kurus-kurus, panjang, dan hitam. Kukunya juga panjang dan hitam. Mereka memakai jubah hitam dan berjalan melayang di atas tanah. Gimana? Cocok dengan gambaran yang kamu lihat?"

"Cocok sekali, Pak! Memang seperti itu yang saya lihat."

"Dan kalau mereka datang, mereka memberi energi negatif. Orang yang didatangi bisa sedih tanpa sebab, atau bahkan bunuh diri."

"Benar banget! Itulah yang terjadi pada saya. Mereka bikin saya depresi berat."

"Makhluk kegelapan biasanya terbentuk karena emosi negatif semasa menjadi manusia. Jadi jangan heran kalau mereka membuat kamu merasa begitu."

"Terima kasih banyak, Pak. Setidaknya saya tahu saya tidak gila.

"Tapi kalau kamu tidak segera mencari penyelesaian, kamu benar-benar akan menjadi gila. Memang seperti itu tujuan mereka, mau menyiksa kamu. Kalau tidak gila ya dibuat sakit parah hingga meninggal dunia."

Percobaan 44Where stories live. Discover now