KK 4

8.4K 669 3
                                    

..........

Axel sampai di kediamannya dengan Aland yang berada digendongannya, nampaknya anak itu masih tertidur karena efek obat tidur yang diberinya.

"Siapa dad?" tanya seoarang pemuda laki laki begitu Axel masuk dengan hal yang tidak biasa. Yaitu menggendong seorang lelaki dengan tangan terborgol dan bisa dia lihat keadaan lelaki itu mungkin tidak baik baik saja.

"Daddy jawab nanti, ini berat" ujar Axel semakin membuat pemuda tadi semakin heran namun tak urung mengikuti langkah Axel.

Mereka sampai di sebuah ruangan, kamar? mungkin bisa disebut kamar yang simpel dengan adanya ranjang dan kamar mandi dalam seperti kamar kos tanpa prabot sebenarnya.

Axel menidurkan Aland dengan hati hati di ranjang yang tersedia disana. "Haah, berat juga" ucap Axel lega setelah menurunkan Aland.

"Sejak kapan daddy mau menggendong orang seperti ini?" tanya pemuda yang menjadi anak Axel menatap Axel dan objek yang digendong Axel dengan pandangan penuh tanya.

Tidak bisanya daddynya menggendong orang, bahkan melihat kondisi orang yang digendongan Axel tadi, ditambah dia dibawa ke ruangan ini, dia menebak pasti ada permasalahan yang tidak benar, kenapa tidak menyuruh anak buahnya?

"Bukalah, pasti kamu tau" ucap Axel menatap penutup mata yang Aland gunakan.

"Lagian kenapa juga ditutup orang dia pingsan" guman anak Axel namun tak urung membuka penutup seseorang yang tertidur di ranjang ruangan itu.

"Bukan pingsan, hanya tidur"

"Bagaimana? familiar?" tanya Axel menatap anaknya yang memandang Aland penuh arti.

"A-aland? Kenapa dia bisa sama daddy? dan kenapa juga kondisinya kaya gini!! Daddy apakan dia hah?!" tanya anak Axel dengan nada tidak biasa, dia refleks duduk dan mencoba melepaskan borgol yang membelenggu tangan Aland.

"Tenanglah, nanti daddy jelaskan ceritanya panjang banget. Untuk sekarang biarkan dia seperti ini dulu"

"Tapi dad, coba lihat wajah Aland dia tidak terlihat baik baik saja, tidakkah daddy memiliki rasa kemanusiaan?" tanyanya tidak terima.

"Ck, kamu bicara kemanusiaan? bukankah kamu tadi daddy ajak tidak mau malah sibuk menyiksa orang dibawah sana" ucap Axel menatap anaknya sinis, kemanusiaan konon padahal anaknya lebih sadis.

"Bukan itu masalahnya! Itu beda dad!! Ini Aland lohh!"

"Berisik, biarkan Aland istirahat dulu. Kamu keluarlah nanti daddy jelaskan, daddy akan disini sebentar" ucap Axel menatap anaknya jengah, kenapa tiba tiba anaknya jadi seperti ini? mana anaknya yang selalu acuh tak acuh itu pergi.

"Gak!"

"Liaam"

"Ck, iya daddy utang penjelasan sama liam!" ujar anak Axel yang bernama Wiliam kemudian pergi dari sana dengan perasaan tidak terima.

"Bangunlah, saya tau kamu sudah sadar" ujar Axel berjalan untuk mengunci pintu keluar agar tidak ada yang tau dan mendengar mereka berbicara.

"Tuan tau?" tanya Aland membuka matanya yang memang sudah sadar sebelumnya.

"Padahal Liam anak yang peka terhadap sekitar walaupun anaknya acuh, tetapi kenapa tidak sadar sih jika kamu sudah bangun" grutu Axel heran, mungkin Liam terlampaui panik mengetahui kondisi Aland hingga tidak menyadari situasi sekitar.

"Jadi wiliam anak anda?" ucap Aland menatap Axel penuh tanya.

Axel menoleh "Ya, Liam anak saya. Jangan marah padanya karena kamu tidak tau ternyata dia keturunan Andreas. Saya memang menyembunyikan identitasnya sejak awal"

Kalandra Kavelo [End]Where stories live. Discover now