KK 21

4.3K 479 25
                                    

Aland miring Aland bawah sadar ya... Aland tegak artinya Cakra pake tubuh Aland, dahlah aku pusing sendiri.

..........

Paginya Aland terbangun dini hari sekali, bahkan langit masih gelap saat dirinya menatap langit dari kaca balkon.

"Al, Aland" panggil Cakra namun tak kunjung mendapat jawaban, dia sudah berusaha untuk berbicara dengan Aland sejak tadi, bahkan sampai saat ini setelah dia gosok gigi dan cuci muka dikamar mandi, tak juga mendapat jawaban.

Aland melirik sebentar ke arah kamera pengawas dikamar itu, lalu berjalan mencoba membuka pintu kamarnya. Untunglah tidak dikunci dari luar, entah bagaimana semalam dia bisa terlelap karena elusan yang Devi berikan.

"Pasti belum pada bangun kan?" batin Aland menatap jam dinding masih menunjukkan pukul 5 kurang 15 menit dini hari.

"Ini saat yang tepat, Al lo bisa denger gue kan? gue mau pergi sekarang, doain biar lancar. Oke makasih" ucapnya dalam hati lalu berjalan menuju pintu keluar.

Dia tidak berjalan mengendap endap, selain karena mansion ini memang masih gelap, dirinya meminimalisir dicurigai oleh penjga yang sedang bertugas.

Ketika hendak turun tangga saja dirinya sudah bertemu dengan dua penjaga, dia membuat alasan ingin mengambil minum di dapur, tentu saja mereka percaya karena Aland sama sekali tidak mencurigakan.

Jika kalian bertanya dimana Ryno, hal ini sudah Aland amati beberapa hari. Orang itu akan beristirahat sejak pukul 3 dini hari hingga Aland selesai sarapan baru ia akan kembali mengikuti kemanapun Aland melangkah.

Aland tidak bisa berada disini terus karena semakin lama rasa penasarannya semakin tidak terbendung. Apalagi sejak kejadian tadi malam, Axel Andreas pasti akan menempatkan lebih banyak penjagaan untuknya. Maka dari itu, ini adalah saat yang paling tepat menurutnya.

Setelah perjalanan panjang yang menegangkan tibalah dia di gerbang pembatas antara kediaman Andreas dengan jalan umum. Kediaman Andreas ini bukanlah terletak di kawasan sepi atau ditengah hutan, beruntungnya kediaman Andreas terletak di jejeran kawasan perumahan elite, jadi tidak akan sulit untuk Aland nanti mencari jalan utama.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?" tanya penjaga gerbang begitu melihat Aland berjalan kearahnya, sejujurnya ini baru pertama kali dirinya melihat Aland, karena selama beberapa hari ini Aland hanya menginjakan kaki di dalam rumah atau di taman belakang. Namun dia tau keberadaan Aland disini karena banyak dari pekerja yang membicarakannya.

Gosip yang terdengar adalah Aland mungkin saudara jauh dari sang pemilik rumah, jadi mereka harus tetap sopan kan? tetapi tetap ada yang aneh, selama beberapa hari pula orang yang digosipkan itu sama sekali tidak keluar kediaman, bahkan orang yang mereka tau sebagai tangan kanan sang kepala keluargapun selalu stay berada disisi anak itu.

Aland kaget tentu saja dibuatnya, dia hanya fokus melihat tujuannya tepat didepan mata, tanpa menyadari jika ada orang disana.

"Ah, saya ingin keluar sebentar pak" ujar Aland terlihat biasa saja, padahal di dalam tadi ketika di tanyai beberapa penjaga dirinya tidak gugup. Mengapa sekarang gugup? apa karena tujuannya sudah didepan mata?

"Pagi pagi seperti ini?" tanya sang penjaga gerbang merasa heran, hendak kemana tuannya saat langit masih gelap begini?

Aland menganguk, "Apakah tuan muda sudah mendapat izin dadi tuan besar?" tanyanya hati hati, dia cukup takut membiarkan anak didepannya pergi dari sini, entahlah.

Aland kira semua orang di kediaman ini tau posisinya dirumah ini, makannya saat penjaga gerbang menanyakan hal itu dia keburu negatif thingking duluan,  "Maaf" ujarnya langsung memukul tengkuk leher penjaga tadi membuatnya pingsan seketika.

Kalandra Kavelo [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant