KK 14

5.4K 585 27
                                    

........

"Huh" terlihat Jayden menghela nafas sambil meraup wajahnya kasar.

"Bener kan? Reza sebenarnya peduli pada Aland lebih dari apapun" ucap Axel benar benar diluar prediksi mereka.

"Kamu tau darimana?"

"Entahlah" jawab Axel berjalan menghidupkan lampu yang tadi sempat diganti dengan lampu remang. Lalu berjalan menuju Aland yang sedari tadi masih diam tidak memberi respon.

"Bagaimana? percaya?" tanyanya setelah membuka penutup mata yang dipakai Aland dan borgol ditangannya.

Aland mendongak, lalu menatap mereka semua dengan pandangan tak percaya, sungguh ini juga diluar dugaannya, bahkan sama sekali tak pernah terpikir dibenaknya hidup Aland serumit ini.

"Aku tidak menyangka kamu bisa berakting senatural itu" ucap Sean menatap Edgar....kagum sebenarnya.

"Aku tidak berakting kalau kamu tau, hanya sedikit menambahkan dialog diluar script.

"Apa selanjutnya?" tanya Edgar membuat semua pasang mata menatap kearahnya.

"Sesuai tujuan awal kita main main dengan Reza, mari kita siksa dia terlebih dahulu dengan tidak mempertemukannya dengan Aland dalam waktu singkat.

Karena seperti yang kalian lihat tadi, dia benar benar terlihat frustasi mengetahui Aland ada di tangan kita. Bagaimana?"

"Baiklah, aku setuju walau sebenarnya sangat ingin segera memukul wajah Reza itu" ucap Edgar menyetujui saran dari Axel, membuat yang lainnya ikut mengangguk.

"Aku ikut saja" imbuh Jayden yang ikut mengangguk.

"Baiklah, sudah beres gue mau pulang" ucap Axel bernafas lega.

"Huft, cepat sekali perusahaan ekspresimu"

"Anu, kok gue ga dapet banyak dialog sih?" tanya Sean menatap heran semua yang ada disana.

"Lah kan emang lo ga ada hubungannya dengan ini. Kenapa juga sih ikut? menuh menuhin ruangan" balas Jayden sarkas.

Edgar dan Axel menghela nafas, mulai dah. Terserahlah, dua orang itu memang sering seperti ini bahkan tak jarang juga mereka ikut perdebatan tidak bermutu antara keduanya.

"Terus! sampai pagi sekalian, gue pulang dulu" pamit Axel membuat keduanya berhenti berceloteh.

"Lalu Aland?"

"Aland sama gue lah! gue yang bawa dia kemari"

"Gabisa, Aland disini! bukankah tadi anda mengatakan jika Fernandez lah yang paling banyak terlibat?" ucap Daniel ikut serta sambil menatap Aland yang masih teridam penuh arti.

"No no, ikut sama Evan aja. Kan Aland jadi punya temen disana, kalau sama kalian berdua nanti dia kesepian"

"Evan, Daniel dan semuanya, dengarkan! Reza memiliki masalah dengan keluarga kalian berdua, jadi bukankah akan lebih aman jika Aland ikut bersamaku? Reza sama sekali tidak tau jika aku terlibat saat ini, jadi dia tidak akan curiga" saran Axel membuat mereka terdiam, 'benar juga' pikir mereka.

"Kalau gitu kenapa ga sama gue aja? kan gue juga gaada masalah sama Reza, jadi dia juga tidak akan curiga" ucap Sean membuat Axel menatapnya tidak suka.

"Gaada! kalian tidak akan bisa menjamin keselamatan Aland jika dia berada disisi kalian. Intinya Aland pulang bersamaku, tidak ada bantahan"

"Sudah bisa bergerak?" tanya Axel lembut menatap Aland yang dari tadi masih terdiam. Aland mendongak untuk menatap Axel, tanpa mengatakan sesuatu Axel menggendong Aland ala koala.

Kalandra Kavelo [End]Where stories live. Discover now