KK 12

5.4K 575 8
                                    

........

"Aland" batin Daniel menatap Aland penuh kekhawatiran.

"Reza punya anak selain Arkana dan Devano?" tanya Jayden terdengar kaget.

"A-al, i-ini gak seperti yang gue pikirin kan?" tanya Evan menatap Aland dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca, bahkan suaranya terlihat bergetar saat mengucapkannya.

Mendengarnya Aland menegang, namun tertutupi raut wajah datar yang dia tampilkan sedari tadi. Aland menatap Evan tanpa ekspresi, sedetik kemudian tersenyum kecut membuat berbagai pikrian muncul di benak Evan.

Edgar dan Daniel terdiam, entah apa yang mereka pikirkan namun pandangan mereka tertuju ke arah Aland, seperti menunggu anak itu mengeluarkan sepatah kata.

"Dia, Kalandra Kavelo. Anak tengah yang Reza sembunyikan" jelas Axel menatap Aland membuat Jay, Evan dan Sean menampilkan ekpresi terkejut.

"Aland?" guman Jayden, dia tidak habis pikir dengan kenyataan ini. Anak yang hanya beberapa kali dia temui karena memang pernah menjadi teman dekat anak bungsunya, ternyata putra dari seorang Reza Alatas sosok yang juga pernah menjadi rekannya.

"Jadi ini alasan mengapa Evan, bukan anak sulungku?" tanya Jayden tidak mendapat jawaban.

"Intinya seperti itu, jadi mari kita segera mulai saja rencan-"

"AL KATAKAN SESUATU, JANGAN BUAT GUE MIKIR YANG NGGAK NGGAK SIALAN"

Bugh

Teriak Evan memotong perkataan Axel, dia melayangkan bogeman mengenai pipi Aland sampai wajahnya berpaling.

Air mukanya berubah, mendengar penjelasan yang tadi Axel katakan, bukankah itu artinya kematian Calvin bisa diartikan Alatas lah penyebabnya? Dan kini, Axel mangatakan Aland bagian dari Alatas? ini tidak bisa dipercaya.

Ini sama saja dia harus memilih salah satu sahabatnya. Jika dia memilih Aland, bukankah itu artinya ia menghianati Calvin? jika dia memilih percaya apa yang Axel katakan, perasaannya tidak kuat, Aland juga temannya.

"Bohong kan Al?" tanya Evan tersenyum hambar.

Aland merasakan nyeri di pipi kanannya, dia menatap Evan yang juga menatapnya penuh harap.

"Pertunjukan yang memuaskan" batin satu orang disana.

"Tidak, itu kenyataannya" ucapan Aland berhasil meruntuhkan cahaya harapan di mata Evan.

Dia yang awalnya masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya mendadak membolakan matanya terkejut.

"Sialan" geram Evan mengangkat tangannya hendak melayangkan kepalan tangannya pada Aland.

Daniel yang melihat itu memasang badan untuk menempatkan Aland dibelakangnya. Evan yang juga menahan pukulannya hingga kepalan tangannya berhenti tepat di depan wajah Daniel. Sejujurnya dia memang tidak ingin menyakiti Aland.

"ARGH!!" Evan menendang meja didepannya hingga bergeser.

"Aland tidak salah van, ini murni rencana Reza Alatas. Kamu seharusnya percaya dengan temanmu" ucap Daniel pada Evan.

"Tapi dia tau kan? kenapa? KENAPA TIDAK MEMBERI TAUKAN SEMUANYA DARI AWAL? Dan juga......

mengapa dia tidak mencegahnya, jika dia mengatakannya dari awal mungkin Alvin tidak akan pergi" balas Evan dengan menunjuk Aland dengan jari telunjuknya. Aland yang melihatnya hanya menatap lurus tanpa sorot kekhawatiran maupun penyesalan. Tapi di dalam hatinya jujur dia merasa aneh, perasaan Aland sepertinya.

Para orang tua yang menyaksikan itu hanya diam, mereka tidak akan berkomentar lebih. Karena menurut mereka ini masalah antara pertemanan kedua anak itu.

Kalandra Kavelo [End]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें