KK 6

6.8K 657 8
                                    

..........

Liam menghentikan mobilnya didepan sebuah bangunan sederhana, dia membuka ponselnya untuk memastikan apa benar ini lokasi yang dikirim daddynya.

Liam memandang sekitar, bangunan di hutan namun tidak terlalu masuk kedalam hutan. Ah dia menemukan mobil Axel disana, jadi dapat dipastikan ini benar tempatnya.

Jika dilihat dari luar bangunan ini akan tampak seperti tidak berpenghuni, walaupun ada dua mobil yang terparkir itupun letaknya agak jauh dari bangunan itu.

Liam menoleh kebelakang, menatap Aland yang ternyata juga sedang menatap dirinya, lalu memandang bangunan itu dan Aland bergantian.

"Bisa berjalan?" tanya Liam membuat Aland mengangguk. Liam membuka pintu kemudian berjalan kebelakang untuk membuka pintu untuk Aland.

"Ayo" ajaknya dengan memegang tangan Aland untuk berjalan pelan pelan. Ah Liam baru sadar jika kaki Aland juga berdarah, seperti luka sayatan pisau? apa karena pertarungan tadi?

Aland memghela nafas, ingin berbaring saja dia sebenarnya, "Oke semangat berjalan menemui ajal Cakra Cavelo, mungkin hanya 20an langkah" batin Aland menyemangati dirinya sendiri.

Aland menginjakkan kaki ditanah dan berjalan sesuai langkah kaki Liam tanpa meringis membuat Liam menyatukan alisnya berpikir, 'Apa dia tidak kesakitan' batinnya penuh tanya.

Sakit sebenarnya, namun Aland mencoba terlihat biasa saja, "Harus pura pura kuat didepan Liam okey, biar kalau raga ini terbunuh dan mati dia tidak perlu merasa bersalah" lagi lagi batin Aland berkata bahwa ia yakin akan menjemput ajalnya di bangunan yang sedang ia tuju.

Saat mereka hanya tinggal melangkah beberapa langkah saja, tiba tiba mereka dihadang oleh dua orang berbaju hitam, Liam kaget, perasaan tadi tidak ada.

"Siapa kalian?" tanya salah satu orang berbaju hitam itu.

"Coba tanyakan pada tuan Fernandez didalam" jawab Liam membuat penjaga tadi bingung sejenak, namun kemudian menekan earphone di telinganya meminta persetujuan.

"Baik, silahkan masuk" ucapnya sopan mempersilahkan Liam dan Aland masuk kedalam setelah mendapatkan persetujuan tuannya.

Liam mendorong pintu itu untuk membukanya, baru berjalan beberapa langkah dirinya dikagetkan oleh teriakan Daniel, "ALAND!? dan L-Liam?" teriakan itu membuat yang memiliki nama mendongak untuk menatap mereka yang duduk disana.

Liam mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya tak lupa menutup pintu lagi.

Melihat itu Axel refleks berdiri,"Kalian kenapa?!" tanyanya melihat kondisi Aland yang lebih parah dari sebelumnya dan Liam yang juga memiliki beberapa luka.

"Ck, aku meminta kalian kesini baik baik kenapa jadi begini? kalian tidak berkelahi kan? Liam kamu tidak memukul Aland kan?" tanya Axel mengingat terkahir kali Liam hanya mengantarkan sarapan hampir memukul Aland.

Sebenarnya Axel berangkat lebih dulu agar mereka berdua punya waktu bicara, ck malah jadi seperti ini.

"Tidak, tadi ada sedikit masalah dijalan, apa disini ada p3k?" jawab Liam dengan bertanya lalu mendudukkan dirinya dan Aland di kursi yang sama dengan yang lain sebelumnya.

"Huft, lelah" guman Liam lagi menyenderkan tubuhnya.

Mendengar itu Axel menghela nafas, lalu menatap Daniel dan Edgar yang masih memandang mereka bingung, "Di mobil daddy ada, daddy ambilkan dulu" ucap Axel lalu keluar dari sana, meninggalkan 4 orang yang tidak tau hendak mengucapkan kata apa.

"Kenapa kalian disini? dan Liam?" tanya Daniel penuh tanya pada Liam. Edgar dan Daniel juga kaget sebenarnya mendengar Axel memanggil dirinya sendiri dengan sebutan daddy.

Kalandra Kavelo [End]Where stories live. Discover now