KK 8

8.3K 705 15
                                    

........

Daniel termenung di balkon kamarnya, memikirkan apa yang tadi Aland katakan, dia juga tidak tau kenapa bersikap seperti itu.

"Niel" panggil seseorang menepuk pundaknya. Daniel menoleh, dia sungguh tidak menyadari kehadiran seseorang disana.

"Aska sudah tidur?" tanya Daniel pada Edgar karena dia tau bahwa ayahnya selalu datang ke kamar adik bungsunya setiap malam.

Edgar mengangguk, "Ada yang kamu pikirkan?" tanya Edgar pada Daniel karena merasa Daniel seperti memendam sesuatu.

Daniel menatap Edgar yang juga menatapnya, "Tidak ada" jawabnya memutuskan kontak mata.

"Tidak usah bohong, ayah tau kamu mikirin Aland kan?" tebak Edgar membuat Daniel menatapnya.

Dia sebagai orangtua bisa dibilang sangat peka (kecuali sama Aska dulu sih), apalagi mengingat dia harus bisa menjadi sosok ayah dan ibu untuk anak anaknya.

Dia tau Daniel dari dulu menaruh perhatian lebih untuk salah satu teman anak keduanya itu, Edgar juga merasa Daniel sudah menganggap Aland seperti keluarganya sendiri.

"Niel mohon, ayah percaya sama Aland ya. Kita tanya dulu apa alasannya, Niel tau dia ngelakuin hal itu karena sesuatu"

"Kamu tidak lupa dia berasal dari keluarga Alatas kan?"

Daniel menghela nafas, "Tapi dia juga yang udah nyelametin Aska yah"

"Lupakan dulu soal itu, jika memang niatnya baik, kenapa dia tidak memberi tahu kita sejak awal. Bahkan pertemuan kita beberapa hari yang lalu denganya, dia hanya diam seolah memang tidak tau apa apa"

"Pasti Aland punya alasan, percaya sama Niel"

"Kenapa kamu begitu yakin?" tanya Edgar heran, tidak biasanya anak ini bersikap seperti ini.

Daniel teridam, dia juga tidak tau hendak menjawab apa. Daniel tidak bisa menjawabnya.

"Ayah ada rencana kasih tau yang lainnya?"

"Tentang Aland dan Alatas?" lanjut Daniel, entahlah dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang sebelumnya.

"Entah, menurut kamu?" tanya Edgar balik.

"Menurut Niel jangan dulu, nanti setelah semuanya jelas aja" saran Daniel membuat Edgar mengangguk, lagi pula apa manfaatnya juga memberi tau yang lain?

"Eh ayah mau kemana?" tanya Daniel cepat ketika melihat Edgar hendak berjalan keluar dari kamarnya.

"Aland. Ayah ga bisa tenang kalau belum tau semuanya, apa benar Alatas dibalik semuanya? apa hubungan Aland dan Alatas benar? dan.... apa benar dia yang membantu Aska? apa alasanya?"

"Jangan sekarang, biarkan Aland istirahat dulu"

Edgar menghela nafas, benar brnar ada yang berbeda dari anak sulungnya ini. Baikalah ini juga sudah terlalu malan untuk melakukan sebuah 'interogasi'.

"Yah" panggil Daniel menatap langit malam yang memiliki bintang bintang.

Edgar menatap Daniel sambil menaikan satu alisnya tanda bertanya.

Hening sejenak,

Melihat Daniel yang sepertinya ragu ragu untuk mengatakan sesuatu, Edgar berucap, "Apa yang dikatakan Aland benar Niel. Tunjukan rasa pedulimu pada adik adikmu. Jangan memendamnya terus menerus, jangan melakukan semuanya diam diam.

Ayah juga kaget kamu bisa seperhatian itu sama Aland, kenapa dengan adik adik mu kamu tidak bisa?"

Daniel kaget mendengar tuturan ayahnya, "Ayah tau?!" tanyanya kaget.

Kalandra Kavelo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang