KK 38

3.9K 394 8
                                    

...........

"Semalem habis nangis Al? kenapa?" tanya Vano sedikit merasa mata Aland agak sembab pagi ini.

"Al?" panggil Vano lagi karena Aland hanya menatapnya tanpa memberi respon, agak takut sebenarnya.

Terdengar helaan nafas dari sebelah sana, "Tidak apa, ayo" ucapnya kemudian berjalan lebih dulu ke meja makan. Vano agak kaget, dirinya sudah tidak melihat sikap Aland yang seperti ini lagi sejak Aland berbaikan dengan Reza, sekarang?

Apa dia melakukan kesalahan? seingatnya tidak. Kemarin saja hubungan mereka masih baik bak saja karena Vano dan Arkan seharian bersama Aland mengurus beberapa keperluan yang perlu dipindah dari apartement Aland.

"Gue ada salah ya?" tanya Vano buru buru mensejajarkan langkahnya. "Tidak ada" jawabnya tanpa menatap seorang yang bertanya.

"Al gue minta maaf serius" ucap Vano karena masih merasa tidak tenang membuat yang diajak berbicara menghela nafas, kemudian menghentikan langkahnya dan menatap dirinya.

"Al..."

"Hih, lemah! anggep aja kaya kamu lagi ngomong sama aku"

"Al please"

"Coba dulu, gimana mau lanjutin semuaya kalau kamu nerima orang baru aja gabisa"

"Aland, gue perlu waktu"

Disisi lain Vano semakin ketakutan melihat tatapan Aland yang menatapnya begitu dalam. Bukan takut Aland akan melukai dirinya, dia takut kalau ternyata dia benar benar membuat kesalahan pada Aland.

Puk

Reza datang menepuk kedua pundak anaknya. "Kalian kenapa malah tatap tatapan disini, ayo turun" ajak Reza menatap kedua putranya.

Vano menatap dirinya penuh harapan, berbeda dengan Aland yang menatapnya terkesan biasa saja. Reza menghela nafas, ah dia paham.

"Kamu pasti bisa, dan harus bisa. Ayah yakin kamu mampu" ujar Reza menatap Cakra dalam, Vano menatap mereka bedua bergantian dengan pandangan penuh tanya.

"Ayo turun" ajak Reza untuk kedua kalinya.

"Tapi Aland, g-"

"Gapapa. Dia perlu waktu, tunggu sebentar ya" ucap Reza memotong Vano yang hendak mengatakan sesuatu.

"Waktu? untuk apa?"

Reza tak menjawab, dirinya malah menatap Cakra dalam diam. Selama beberapa detik mereka terlibat kontak mata hingga akhirnya Cakra memutus kontak mata itu dan menghela nafas.

"Tidak ada Vano, maaf membuatmu memikirkan hal yang tidak tidak" ujar Cakra membuat Reza tersenyum lega.

"Ayo" ucap Reza menarik tangan Vano karena melihat anak itu masih mencerna apa yang sedang terjadi.

"Nanti sore kalian ada acara gak?" tanya Reza ditujukan pada dua anaknya yang lain, sedangkan Cakra sendiri sedang menikmati sarapannya dalam diam.

"Sore? Vano cuma ada kelas pagi, kenapa emangnya?"

"Ayah mau pergi sama Aland, kalian mau ikut?"

"Kemana?" tanya Arkan cepat.

"Ada deh, nanti kalian juga tau. Kalau mau ikut jam setengah 4 harus sudah dirumah" ucap Reza mendapat anggukan Arkan dan Vano.

Diam diam Vano masih melirik Aland karena merasa masih ada yang berbeda dengan anak itu.

"Al" panggil Reza lembut membuat Cakra mendongak dan menghentikan acara makannya sejenak. Aland sendiri yang meminta Reza untuk tidak mengatakan kehadirannya pada siapapun dan meminta Reza memanggil dirinya dengan nama Aland saat bersama orang lain.

Kalandra Kavelo [End]Where stories live. Discover now