KK 9

6.4K 606 6
                                    

...........

"Aland" ujar Edgar menghela nafas sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Saya tidak minta banyak, saya hanya membutuhkan pengakuanmu, kenapa susah sekali" ujar Edgar frustasi menghadpi anak didepannya. Ini sudah masuk hari kedua Aland di mansion Fernandez, dan dia sama sekali tidak buka mulut.

"Haish ni bapak tua, bukanya dah jelas. Apaan lagi sih!?" batin Aland menatap Edgar datar.

"Kamu ingin bertemu Aska?" tanya Edgar dengan senyum smrik menyadari perubahan ekspresi Aland saat dirinya mengatakan nama anak bungsunya.

Sebenarnya ini sudah ia duga, untuk apa juga Aland membantu Aska jika tidak ada sesuatu. Maka dari itu ia menggunakan nama anak bungsunga untuk memancing Aland.

"Tidak" jawaban pasti dari Aland membuat Edgar meruntuhkan harapannya.

"Lah, kok iso!?" batin Edgar kaget.

Edgar diliputi amarah, namun ia teringat akan perkataan anak sulungnya untuk tidak menyakiti Aland terlalu jauh, jadi sebisa mungkin dia menahan amarahnya.

"Tapi kalau boleh tau, saya ingin mengetahui kondisi Aska dan hubungan keluarga anda denganya, bukannya besok Anton dan keluarganya akan kembali ke jogja?"

Ucapan Aland lagi lagi membuat Edgar terkejut bukan main, "Bagaimana kamu bisa tau?" Edgar kaget tentu saja, dari mana Aland tau itu, padhal yang memiliki akses keluar masuk ruangan ini hanya dirinya dan Daniel, tidak ada orang lain selain itu. Dan juga ruangan ini kedap suara, tidak mungkin Aland akan mendengar sesuatu dari luar bukan?

"Lebih baik anda sekarang ke kamar Aska, dan ungkapkan semua isi hati anda tuan, jangan sampai anda menyesal karena terlambat mengungkapkannya Ya bisa saja bukan Aska akan memilih tinggal bareng Anton?" ucap Aland meningat dia menghitung hari, dan dipastikan malam ini ada di salah satu scene cerita 'Askara Leonard' namun mengapa malah Edgar ada disini?

"Dan juga, tuan Daniel. Saya harap anda sudah melakukan apa yang saya katakan hari itu. Saya mengatakan itu semua agar kalian berdua tidak menyesal di kemudian hari" ucap Aland lagi lagi membuat Edgar kaget, bagaimana mungkin Aland tau jika Daniel memantau cctv dari luar?

Memang sejak Aland mengatakan hal itu pada Daniel, Aland belum sama sekali melihat wajah Daniel memasuki ruangan ini.

"Kamu benar benar sesuatu Kalandra" ucap Edgar menatap Aland penuh arti.

"Kamu mendengar itu Niel?" tanya Edgar menatap cctv diruangan itu, Daniel yang mendengarnya mengangguk walupun tidak ada yang bisa melihatnya.

"Baiklah, untuk malam ini biarkan sampai disini" ucap Edgar lalu keluar dari sana meninggalkan Aland yang akhirnya menghela nafas lega, lalu merebahkan dirinya.

"Gue gatau jalan cerita sebenernya emang gini atau gimana. Apa kehadiran gue disini memang akan mengubah alur cerita? atau sebenernya ini memang peran tersembunyi Aland di cerita itu?" batin Aland/Cakra mengingat beberapa scene yang kebetulan melibatkan dirinya namun tidak ditampilkan di kisah Askara Leonard.

Aland mengangkat tangannya, memandang rantai panjang yang membatasi pergerakan Aland. "Tidak buruk juga" gumannya sambil tersenyum tipis.

Tak lama kemudian ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu dari Luar, em Daniel dan Liam?

-

-

-

-

-

Ah sepertinya dugaan Cakra tentang peran Aland di cerita itu benar adanya. Yang dia ingat saat malam itu, Daniel akan lebih akhir masuk kamar Aska bukan? Terbukti saat ini dia disini, tidak mengikuti ayahnya ke kamar Aska.

Kalandra Kavelo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang