KK 16

5K 501 5
                                    

..........

Lagi lagi hari sudah berganti, Aland merasa sangat bosan berada di kamar yang ia tempati saat ini, Liam? dia pergi bersama Axel ke perusahaan keluarga mereka karena memang sedang tidak dapat diwakilkan.

Dia belum lagi keluar kamar sejak makan kemarin malam setelah seharian berada di kamar Liam, ada rasa tidak enak berkeliaran di rumah orang tanpa salah satu dari mereka.

Tapi saat ini dia haus, sangat haus. Sedari tadi hanya berjalan berkeliling kamar dan memperhatikan langit dari kaca balkonnya, sudah seperti tahanan sebenarnya. Padahal satu satunya akses keluar masuk yaitu pintu kamar itu tidak dikunci sama sekali, tapi ya karena Aland merasa tidak enak saja.

Waktu sarapan pagi, Axel maupun Liam juga sudah mengatakan untuk berbuat senyaman Aland saja, mereka menyuruh Aland menganggap ini rumah sendiri, asal tidak pergi dari lingkungan kediaman ini tentu saja.

Bahkan Devi juga mengatakan hal yang sama sebelum dia pergi bersama Gabriella.

"Keluar ngga ya?" tanya Aland entah pada siapa, dia didepan pintu hanya tinggal mendorongnya saja, namun ada perasaan ragu disana.

"Bosen, haus juga" gumannya menatap jam dinding di kamar itu menunjukkan pukul sepuluh.

"Nanti ada yang berjaga di depan kamar kamu, kalau ada apa apa katakan saja padanya" Dia jadi teringat perkataan Axel sebelum pergi tadi pagi.

"Jadi dibalik pintu ini ada orang dong? padahal aku ngga ada niatan kabur juga" pikir Aland menduga mereka menempatkan orang didepan kamarnya untuk menjaga agar dirinya tidak kabur dari kediaman ini.

"Keluar gapapa kali ya" final Aland sebelum mendorong pintu agar tebuka.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?"

"Anjing kaget" umpat Aland dalam hati memegang dadanya, bagaimana tidak? seperti yang ia pikiran tadi, begitu ia membuka pintu sosok yang berdiri di sebrang pintu segera menanyainya.

"Haus" ucap Aland setelah berusaha menormalkan detak jantung dam ekspresinya.

Perkataan Aland membuat orang tadi mengangguk mengerti, "Ingin saya ambilkan atau?"

"Sendiri saja" jawab Aland cepat. Lagian dia gabut juga di kamar itu, tidak ada pekerjaan atau yang lain.

"Baiklah, biar saya antar" akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju dapur dengan Aland yang di depan diikuti orang tadi dibelakangnya.

"Ingin kembali ke kamar atau kemana tuan muda?" tanya orang tadi setelah Aland menyelesaikan acara menuntaskan rasa hausnya dengan satu gelas air putih.

"Em, boleh keliling?" tanya Aland hati hati, jika harus kembali ke kamarnya setidaknya nanti jika ia tidak bosan lagi.

Orang tadi mengangguk, "Silahkan, saya akan menjaga anda dan menjadi pemandu anda disini"

"Dih diikutin mulu dong? ga bebas dong? biarin deh, drpd gabut juga" batin Aland.

"Panggil Aland saja, saya bukan tuan muda disini, anda?" tanya Aland mengingat sepertinya orang ini akan terus berada disisinya dalam waktu yang tidak bisa dibilang singkat.

Orang tadi malah terkekeh mendengar perkataan Aland, "Seperti yang diharapkan, kamu cepat paham situasi ya"

"Tentu saja, siapa yang akan membiarkan saya berkeliaran sendirian disini tanpa pengawasan, tetapi sepertinya tuan Axel terlalu berlebihan menempatkan anda disini"

"Tuan dari kelompok Alfa" lanjut Aland membuat orang tadi tercengang sebentar kemudian tersenyum.

"Kamu ingat?" tanyanya membuat Aland mengangguk, "sorot mata anda tidak jauh berbeda dari salah satu orang malam itu"

Kalandra Kavelo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang