KK 25

4K 492 8
                                    

.........

"Jangan masuk, kalian hanya boleh melihatnya dari sini" ujar Edgar didepan pintu sebelum Arkan dan Vano menginjakkan langkah lebih jauh.

Arkan dan Vano yang melihat kondisi ayahnya yang terbaring tidak sadarkan diri dengan infus di salah satu punggung tangannya tentu saja khawatir.

"Kenapa ayah saya kondisinya seperti ini tuan?" tanya Arkan tidak terima, dia selalu negatif thingking pada sosok berna Edgar Gionino Fernandez ini.

Edgar tersenyum miring, "Apa kamu berharap ayahmu akan baik baik saja setelah apa yang dilakukannya pada keluarga saya? saya tidak sebaik itu Arkana" jawab Edgar dengan tatapan mengejek.

Arkan menunduk, melalui cerita yang dia dengar langsung dari Reza tentang ambisi balas dendamnya atas kematian istri dan anak ayahnya itu memang tidak bisa dibenarkan. Tetapi jika dia menjadi Reza mungkin juga akan bertindak demikian.

"Tetapi ayah kami memiliki bukti jika anda pelaku kebakaran yang menyebabkan istri dan anaknya meninggal" sahut Vano membuat Edgar dan Sean yang mendengarnya menyerengit heran.

"Istri dan anaknya? apa benar Reza memiliki dua istri yang melahirkan masing masing dua putra?" tanya Sean spontan. Mendengarnya membuat Vano kaget, dia mengatakan hal yang seharusnya tidak dia katakan. Eh tapi seharusnya tidak apa apa kan? sudah kepalang terbongkar juga.

"Bukti itu palsu, dan ayah kalian melakukan balas dendam pada orang yang salah" ujar Edgar menatap keduanya, walaupun dia juga penasaran maksud perkataan Vano, tapi dia memilih untuk bodoamat, karena menurutnya itu bukan urusannya.

"Palsu?!" kaget Arkan dan Vano bersamaan. Mereka yang baru tau apa masalah Reza dan Fernandez beberapa hari ini tersentak kaget, fakta ini membuat mereka lebih kaget.

"Apa ayah tau?" tanya Vano.

"Dia juga baru tau itu tadi, tetapi itu tidak membenarkan apa yang ayah kalian lakukan pada saya"

"Lalu siapa pelaku kebakaran itu?" ucap Arkan bertanta tanya. Kejadian satu malam yang membuat hidupnya berubah 180°.

"Saya tidak tau, yang terpenting sekarang adalah saya membalaskan kematian istri dan anak saya yang kehilangan nyawa karena ayah kalian itu" ujar Edgar dingin.

"TIDAK BISA!" teriak Vano spontan. "Jika anda mengatakan bukti itu palsu, ayah mengatakan jika dia hanya mendapat bukti itu dari seseorang. Itu artinya ada yang ingin mengadu domba ayah saya dengan anda.

Jadi semua ini tidak bisa diartikan sebagai kesalahan ayah saya, melainkan sang pengadu domba itu" ujar Vano menjelaskan, Arkan mengangguk setuju dengan apa yang adiknya katakan.

"Ck, tetapi itu juga salah ayah kamu, kenapa dia tidak mencari kebenarannya dulu sebelum bertindak?" Arkan dan Vano terdiam dibuatnya, mereka tidak bisa berkomentar lebih.

"Sudahlah, saya juga tidak akan membunuhnya" ujar Edgar menbuat Vano dan Arkan bernafas lega sejenak, namun tidak dengan ucapan selanjutnya yang kepala keluarga Fernandez itu. "Dia harus merasakan apa yang saya rasakan, jadi membunuh dua dari tiga anaknya tidak buruk" ujarnya dengan senyum smrik.

Sean juga kaget, dia kira ketika Edgar mengatakan hal itu di dalam hanya untuk menakut nakuti Reza. Namun mendengar dia mengatakan saat Reza tidak sadar menbuat Sean berfikir lain, apa benar dia akan membunuh putra putra Reza.

Arkan dan Vano terkejut, "Apa satu saja tidak bisa?" tanya Vano menbuat Edgar menaikan satu alisnya tanda bertanya, "Bunuh saja saya, jangan bang Arkan maupun Aland. Mungkin hal ini bisa menjadi tanda terimakasih saya padanya selama ini" ujar Vano tanpa rasa takut.

Arkan yang mendengarnya kaget, Vano benar benar mengatakan hal ini di depan Edgar Gionino Fernandez. "Tidak, dia masih muda,banyak hal yang bisa dia lakukan didunia ini. Jika anda hanya ingin membunuh putra Reza Alatas saya bersedia" ujar Arkan langsung berdiri didepan Vano.

Kalandra Kavelo [End]Where stories live. Discover now