KK 23

3.9K 489 21
                                    

...........

"Tidak perlu repot repot, ini kan maksud kalian?" suara seseorang yang memasuki ruangan membuat dua orang yang sudah ada diruangan itu menoleh ke sumber suara.

Dapat Sean dan Reza lihat, Edgar berjalan angkuh memasuki ruangan dengan mengangkat beberapa berkas ditangannya.

Edgar meletakan berkas secara kasar didepan keduanya, Sean yang penasaran langsung saja membuka dan membaca apa yang Edgar berikan, diikuti Reza yang terkejut dengan apa yang Edgar bawa.

"Itu maksud bukti yang kamu bicarakan kemarin ha?" tanya Edgar menatap Reza datar.

"Darimana kamu mendapatkannya?" bukannya menjawab, Reza malah bertanya balik dengan nada tak kalah datar. Entah kenapa perasaannya sedikit tidak enak sekarang.

Edgar menarik salah satu sudut bibirnya membentuk seringai, "Di tempat kamu menyimpannya tentu saja. Karena itu hanya ada satu didunia ini" jawab Edgar membuat perasaan Reza semakin tidak karuan. Arkan? Vano? anak anaknya berada di rumah, bagaimana keadaan mereka sekarang? itu yang Reza pikiran.

"Tenang bro, dua anakmu yang lain berada di tempat yang aman" lanjut Edgar paham apa yang menjadi kekhawatiran Reza saat ini.

"Dimana mereka sekarang?!" tanya Reza penuh tuntutan, demi apapun sekarang dia takut kedua anaknya yang lain juga akan ikut terlibat masalahnya ini.

"Ho ho, sabar. Sebentar lagi kalian akan reunian setelah satu malam tidak berjumpa"

"BANGSAT!" setelah mendapat jawaban dari yang ditanya, Reza langsung berdiri dan menarik kerah kemeja yang Edgar pakai.

Jika Edgar bilang begitu apakah artinya kedua anaknya saat ini juga berada ditangan orang didepannya ini?.

"Ck, kalau kamu memang sudah tidak sabar akan aku tunjukkan sekarang" balas Edgar menatap Reza tidak suka. Dia dengan kasar menyentak tangan Reza dari kerah bajunya dan mundur beberapa langkah, dengan begitu Reza tidak akan bisa mendekatinya lagi.

Tak lama setelah itu dua anak buah Edgar masuk dengan memapah Arkan dan Vano yang tidak sadarkan diri. Melihat itu membuat amarah Reza semakin berapi tentu saja.

"Sialan! gue bilang jangan lagi libatin anak anak gue yang lain Edgar! mereka bahkan baru tau jika aku balas dendam padamu beberapa hari yang lalu" ujar Reza penuh penakanan, matanya selalu gagal fokus kala ingin melihat Edgar namun pandangannya juga tidak mau lepas dari kedua anaknya.

Edgar menatap Reza datar, ada yang tidak dia sukai saat ini. Reza sebenarnya paham, tetapi untuk saat ini hal itu sangat tidak penting. Dia masih tidak habis pikir kenapa Edgar membawa kedua anaknya pula.

"Kalau misalkan aku tidak kesana, rencananya anak anakmu ini juga akan ke mansionku untuk mencari dirimu. Jadi akhirnya sama saja kan? mereka ingin menemuimu, jadi aku bermurah hati membantu mereka untuk bertemu denganmu" ujar Edgar datar, matanya masih setia menatap Reza dengan pandangan tidak suka.

Kali ini Reza tidak terlalu kaget mendengarnya, dia juga sudah menduga kedua anaknya ini pasti akan bertanya-tanya tentang kepergian dirinya. Hanya saja dia tidak menyangka akan secepat ini dan dalam kondisi seperti ini.

"Tapi apa maksudmu mengatakan bukti itu hanya ada satu di dunia ini?" ujar Sean menyela. Edgar langsung menatapnya begitu pula degan Reza.

"Palsu" jawab Edgar tersenyum smrik sambil memberikan Sean berkas yang tersisa ditangannya.

"Bukti itu hanya kebohongan belaka, bukti itu hanya rekayasa. Aku sudah menyelidiki semuanya" lanjut Edgar kali ini menatap Reza penuh amarah.

Reza yang kaget mendengarnya tentu saja langsung merebut kertas yang sedang Sean baca, responnya jauh melebihi ekspresi terkejut yang Sean keluarkan.

Kalandra Kavelo [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя