KK 11

5.7K 573 14
                                    

..........

"Dimana ayah kamu?" tanya Axel begitu dia sampai di kediaman Fernandez, karena hanya Daniel dan Aland yang dia lihat saat ini.

"Sebentar, sedang menidurkan Aska" jawab Daniel membuat Axel mengangguk.

"Kamu terlihat baik" ujar Axel menatap Aland yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan.

Aland menatap Axel sejenak, kemudian mengangguk membuat Axel tersenyum tipis. Melihat kondisi Aland sekarang, dia yakin jika anak itu mendapat perlakuan baik disini.

"Liam tidak ikut?" tanya Daniel, dia penasaran ingin bertanya pada Liam apa yang terjadi saat dirinya meninggalkan Aland dan Liam kemarin malam, hingga Aland mau menceritakan semuanya.

Axel terkekeh, "Kenapa? Cctv nya di retas?" bukannya menjawab Axel malah bertanya balik.

Daniel membulatkan matanya, kemudian mengangguk. Entah kenapa cctv ruangan itu hanya menampilkan sesaat sebelum dia keluar dari ruangan, lalu dilanjut dengan Liam yang memgelus dahi Aland yang tertidur, ada bagian yang dihapus.

Dan sekarang dia tau siapa di balik hilangnya rekaman CCTV yang hanya beberapa menit itu.

"Ingin tau?" ucap Axel menawarkan, dia mengeluarkan ponsel dari sakunya. Daniel mengangguk, Aland yang mungkin sadar akan sesuatu wajahnya memanas dan memerah, dia malu? entahlah dia tidak bisa membayangkan kejadian kemarin dilihat orang lain.

"Tidak jadi, anaknya malu tuh" ucap Axel sambil terkekeh mengejek Aland karena telinganya benar benar sudah sangat merah.

"Daniel, apa ada ruangan yang lebih tertutup? kita akan membicarakan hal penting nanti" ujar Axel serius membuat Daniel mengangguk.

"Sekarang?"

"Sebentar, saya mengundang orang lagi" balas Axel membuat Daniel dan Aland bingung, ada lagi?

Dan benar saja, beberapa saat kemudian ada penjaga yang melaporkan ada yang bertamu, kepala keluarga Alexander dan putra bungsunya.

"Selamat malam" sapa Jayden kepala keluarga Alexander setelah masuk ke ruang tamu dan mendapati 3 orang duduk disana.

"Duduklah Jay, kamu pasti sudah tau alasanku mengundangmu kemari kan?" ucap Axel mendapat anggukan dari orang yang ditanyanya.

"Alatas." jawab Jayden membuat Aland menghela nafas? ada lagi? apa sebenarnya yang Axel pikirkan?

Jayden yang tiba tiba mendapat pesan dari Axel yang memberinya bukti bukti bahwa Alatas sudah beberapa kali merusuh di perusahaan Alexander, dan memintanya datang ke mansion Fernandez bersama bungsunya. Kenapa harus bungsunya? bukankah yang mengurus perusahaan anak sulungnya? entah Jayden juga bingung, namun tak urung mengajak Stevano atau kerap disapa Evan, anak bungsunya.

"Lo kenapa disini Al?" tanya Evan begitu mendudukan dirinya di samping Aland.

Aland menoleh, menatap orang yang ia temui terakhir kali ketika pemakaman mendiang Calvin.

"Ini kenapa, lo gapapa kan?" tanya Evan lagi, menunjuk lengan Aland yang terlilit perban dan lebam di pipi Aland.

Aland menghela nafas, seperti ini akan jadi lebih rumit dari apa yang dia pikir sebelumnya.

"Gapapa" jawab Aland seadanya.

"Gimana kabar lo? kita terakhir ketemu pas pemakaman Alvin ya" ucap Evan tiba tiba sendu, mengingat salah satu teman dekatnya sudah berpulang lebih dulu.

Aland jadi semakin bersalah, tangannya terulur memegang tangan Evan untuk memberinya kekuatan.

"Baik van, kamu sendiri?" tanya Aland membuat Evan mengangguk.

Kalandra Kavelo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang