KK 13

6.2K 613 8
                                    

...........

"Huft" seorang pria paruh baya terlihat beberapa kali menghembuskan nafas lelah, bahkan sesekali juga terlihat memijat keningnya pelan seakan memikirkan sesuatu.

"Gimana yah? ada perkembangan?" tanya Arkan begitu memasuki ruangan Reza bersama adiknya.

Reza mendongak, menatap kedatangan kedua anaknya, "Belum" jawabnya lesu.

"Bener kali bang Aland kabur, salah Ayah tuh" goda Vano mendudukan dirinya di sofa yang ada disana.

Reza hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan Vano yang memang benar, "Kalian kenapa kesini, keluar sana tidur sudah malem" ucap Reza terdengar sarkas.

"Suka suka kita, situ siapa ngatur?"

"Reza Baskara Alatas, ayahmu"

"Siapa bang?" bisik Vano pada Arkan disampingnya.

"Gatau, dah tua juga" balas Arkan tak kalah berbisik sambil melirik Reza sekilas.

"HAISH, KELUAR SANA! AYAH PUSING JANGAN BUAT TAMBAH PUSING!"

"Ga budek juga kenapa sih teriak teriak" ucap Arkan menggosok telinganya.

Reza menghela nafas, kedua anaknya ini memang agak lain.

"Kok guech khawatir ya sama Aland, kaya terjadi sesuatu gitu" ucap Vano memegang dadanya yang tiba tiba berdetak lebih cepat, karena ucapan Vano pula membuat ruangan hening.

"Bang Aland Vano!" ucap Reza mengingatkan.

"Sama aja, lagian jug-"

"SIALAN!!" ucapan Vano dipotong oleh Reza yang tiba tiba menatap ponselnya dengan sorot mata penuh amarah.

"Kenapa?" tanya Arkan yang langsung berdiri merebut ponsel di genggaman Reza. Ekspresi yang Arkan keluarkan setelah melihat ponsel itu tak beda jauh dari ayahnya membuat Vano juga ikut penasaran.

"KAN! musuh ayah lagi ini.Ck, ARGHH! " ucap Vano melihat gambar yang dikirim nomor tidak dikenal menunjukkan Aland yang tidak baik baik saja.

Baru saja Vano ingin memaki melalui pesan, namun direbut oleh Reza lebih dulu.

"Heh kalau kita respon nanti mereka tau kita ada hubungannya dengan Aland. Itu malah akan memperburuk keadaan Aland disana, lebih baik cari diam diam, Arkan bisa?" tanya Reza membuat Arkan mengangguk.

Dia segera membuka laptop untuk mencari titik lokasi dimana pesan itu dikirim.

"Jadi selama beberapa hari ini Aland berada di tangan mereka? siapa? kenapa kita tidak bisa mencari jejaknya sama sekali" tanya Reza entah pada siapa.

Selama beberapa menit telihat Arkan sibuk sendiri dengan laptop didepannya, "Ck. Gabisa" ujarnya menunjukkan sinyal titik loaksi yang ada di layar tidak hanya satu, dan itupun tersebar di segala penjuru dunia.

"Mereka sudah mengantisipasinya, jika begini pasti dari musuh ayah yang ga main main"

"Sepertinya ini bakal jadi lebih serius dari biasanya" ucap Reza memijat pelipisnya pelan.

"Siapa? jika Fernandez matilah aku" batin Reza mengingat dia membuat masalah dengan Fernandez sangat jauh, bahkan sampai ada nyawa yang melayang, itupun lebih dari satu.

"Yatuhan tolong, untuk kali ini jangan Fernandez. Tolong selamatkan anakku" batin Reza dengan khawatir menatap foto yang tadi dikirim.

Masalahnya ini sudah beberapa hari dan dia tidak bisa menemukan petunjuk, jadi mungkin yang membawa anaknya kali ini kekuatannya setara atau bahkan lebih hebat dari dirinya.

Kalandra Kavelo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang