🎮 03 • Syarat Berat 🎮

21 7 3
                                    

"Kalau kamu ditawarin buat gabung tim esports, kira-kira kamu mau, nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kamu ditawarin buat gabung tim esports, kira-kira kamu mau, nggak?"

Deg. Maira mematung sejenak, tak tahu bagaimana harus merespons. Belum sepenuhnya paham, gadis itu lekas menyuarakan kebingungannya. "Hah? Maksudnya, gimana?"

Serius ingin mendengarkan, Maira spontan bangkit dari duduknya, memilih posisi di dekat jendela untuk meneruskan pembicaraan.

"Jadi, gini, Mai. Kalau nggak salah, sekitar tiga bulan yang lalu ..., aku, tuh, dikontrak sama tim Ostar sebagai talent, gitu, kan?"

Maira refleks manggut-manggut, sekalipun sang lawan bicara tak bisa melihatnya. Ah, ternyata memang benar Icha yang sempat menyempil pada salah satu postingan Instagram di akun resmi milik tim Ostar itu. Sebagai pengamat sekaligus penikmat dunia esports, mustahil jika ada unggahan yang luput dari pantauannya, kan? Bagaimana tidak, dalam sehari, Maira selalu menyempatkan diri untuk mencari kabar yang berhubungan dengan Mobile Legends, mulai dari prestasi hingga sensasi, pun tak terkecuali perekrutan orang-orang di dalamnya.

Harus diakui, Maira sempat merasa iri saat pengumuman bergabungnya Icha dengan tim Ostar muncul di beranda. Namun, di sisi lain, ia juga turut senang dengan pencapaian teman sekadar kenalnya itu.

"Ya, udah, tuh, dari sana aku mulai sering-sering live streaming. Terus, selama nge-live itu aku ketemu sama temen-temen cewek yang jago main Mobile Legends juga. Dan, akhirnya, kepikiran, lah, ide buat bikin tim esports ladies."

"Dari situ, aku coba ngobrol-ngobrol sama CEO-nya dulu karena niat awal aku, kan, memang cuma iseng aja ngumpulin temen cewek yang satu hobi. Eh, tapi, nggak taunya malah diterima, dong! Dia bilang gini, 'oh, iya, nggak papa, Cha, atur aja sama kamu'. Ternyata, belakangan ini tim Ostar juga memang udah ada rencana mau bikin tim esports ladies divisi Mobile Legends. Cuma masih bingung aja pilih-pilih orangnya," lanjutnya.

Maira terus menyimak penuturan Icha dengan saksama, sampai kalimat berikutnya sukses mengundang kebimbangan.

"Nah, sekarang anggota timnya udah hampir lengkap. Tinggal posisi midlaner aja yang kosong dan ... niatnya, sih, aku mau ajak kamu gabung. Atau, lebih tepatnya aku mau kamu yang ngisi role itu. Kita bikin tim ladies yang kuat, gimana, Mai? Kamu mau, kan?"

"Dedek."

Suara familier tiba-tiba memecah lamunannya, Maira secara otomatis membulatkan mata. Ia buru-buru menatap sang ibu, berharap tak tertangkap basah sedang memikirkan sesuatu. "Iya, Ma?"

"Mama liat dari tadi bihunnya diputer-puter terus." Ibu Maira tertawa kecil. "Dedek habis ngelamun, ya?"

Tak ada jawaban dari putrinya, wanita itu belum menyerah untuk bertanya. "Memangnya, habis ngelamunin apa, sih?"

"Jangan ditanya, Ma. Udah pasti lagi ngelamunin Kakak Cloud," sela Marlin, sengaja menggoda adiknya.

"Hem? Kakak Cloud, tuh, siapa, Kak?" tanya Ibu Maira, heran. Rasanya, ia belum pernah mendengar nama itu.

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang