🎮 09 • Tambah Lagi 🎮

21 3 5
                                    

Kepulan asap dari sapo tahu dengan isian komplet yang tersaji dalam mangkuk menandakan bahwa masakan masih hangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kepulan asap dari sapo tahu dengan isian komplet yang tersaji dalam mangkuk menandakan bahwa masakan masih hangat. Tak heran, Maira dan Awan ingin segera menikmati. Terlebih, ada udang kupas berukuran besar yang sudah menunggu untuk disantap.

 Terlebih, ada udang kupas berukuran besar yang sudah menunggu untuk disantap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Picture by briliofood)


Sebagai permulaan, sang gadis sengaja menaruh nasi dengan porsi sebesar dua kepalan tangannya ke dalam piring. Takut dikira makan banyak, ia terpaksa hanya mengambil masing-masing satu komponen yang ada dalam kuah, meskipun sebenarnya ingin sekali melahap lebih.

"Kok, makannya sedikit banget?" Memang bakal kenyang?" tanya Awan sambil melirik piring Maira, menyadari bahwa porsi makan gadis itu sangat sedikit.

"Hem?" Maira menyahut setelah menyelesaikan suapan pertama. "Ini udah banyak, kok."

"Tadi aja ngeborong mi instan segunung, tapi giliran dikasih masakan rumah, masa cuma mau sedikit?" Awan tertawa geli, kemudian beralih mengambilkan beberapa tofu lagi untuk Maira.

"Makasih, Kak," ucap Maira pelan, setengah malu.

Namun, melihat Awan yang tak kunjung berhenti menambahkan beberapa jamur dan sayuran, bahkan udang besar ke dalam piringnya, ternyata memancing Maira untuk kembali bereaksi. "Eh, udah cukup, Kak, makasih."

Awan tampak mengulum senyum. Setelah memastikan Maira mendapat asupan yang cukup, ia berniat melanjutkan lagi tugas makalahnya, sesekali diselingi makan. Beruntung, sang ibu bukan tipe orang yang selalu mewajibkannya menyantap hidangan di meja makan. Jadi, lelaki itu bisa lebih leluasa mengerjakan dua hal sekaligus di tempat yang diinginkan tanpa harus kena omel.

Sementara itu, Maira sedang berusaha menjaga cara makannya agar tetap anggun. Ia spontan menyilangkan kaki, kemudian membuka mulutnya kecil-kecil. Gerakan menyendok, menyuapkan makanan ke mulut, dan mengunyah pun sengaja diperlambat demi terciptanya keselarasan.

Tak ketinggalan, gadis itu sering kali menempelkan tisu ke area di sekitar mulut secara perlahan, antisipasi jika makannya belepotan. Ya, ia tak ingin ambil risiko Awan menertawakannya. Jangan sampai hal yang memalukan terjadi lagi.

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Where stories live. Discover now