🎮 29 • Calon Mertua? 🎮

18 2 0
                                    

Sang ayah benar-benar marah, itulah kesimpulan yang bisa ditarik sejauh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang ayah benar-benar marah, itulah kesimpulan yang bisa ditarik sejauh ini. Setiap bulan, Maira rutin mengirimkan sepertiga gajinya selama berkecimpung di dunia esports ke rekening pria itu, tetapi tetap tak ada respons sama sekali. Kendati mengirim balasan, dibaca saja tidak pernah.

Sorakan penonton tiba-tiba memecah lamunannya, Maira jadi sadar kalau sekarang ia tengah berada di antara penggemar tim Majestic. Ya, gadis itu pertama kali datang ke arena MPC, khusus untuk mendukung HELICAL. Beruntung, tim Ostar tak perhitungan karena mengizinkannya mendukung tim lain selama tim yang didukungnya itu bukan sedang bertanding dengan tim Ostar. Kalau tidak, ia bisa terancam dipotong gaji.

Ketika tim Majestic berhasil memenangkan pertandingan, Maira spontan bertepuk tangan. Berniat menunggu Rolan sampai acara selesai, ia masih betah duduk di tempatnya guna menonton sesi interview.

"Wow, wow, wow, mari kita ucapkan SELAMAT untuk tim Majestic yang telah berhasil mengamankan satu slot di babak playoff!" Nita memberi sambutan sebelum menyodorkan mikrofon pada Rolan. "Aku mau nanya, dong, kira-kira harapan kalian di MPC season ini, tuh, apa, sih, Lan?"

"Ehmm, pengen juara aja, sih," timpal Rolan, yang kemudian disetujui oleh semua pemain.

"Soalnya belum pernah juga, kan, ngerasain megang piala MPC," sambungnya.

"Wah, luar biasa sekali. Pengen juara, katanya." Nita beralih menyerahkan mikrofonnya pada Yoda. "Kira-kira berapa persen, nih, kalian yakin tim Majestic bisa jadi juara?"

"Seratus persen!" balas mid laner tim Majestic itu.

"Wah, keren, keren, keren! Aku suka sama percaya diri kamu."

"Karena kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi yang bakal percaya sama kita?" Yoda menerangkan.

"Iya, bener banget, Guys!" Nita menyetujui. "Percaya sama kemampuan tim itu penting karena menyatukan lima kepala, tuh, nggak gampang, loh. Jadi, intinya, percaya satu sama lain aja, lah, ya."

"Eh, tapi aku mau nanya lagi sama Helical, nih. Kalau nggak salah, kamu, tuh, belum pernah absen selama ber-season-season gelaran MPC, kan?" Setelah mendapat anggukan dari Rolan, Nita baru meneruskan pertanyaannya. "Apa nggak jenuh, tuh, kamu harus main terus? Apalagi, kita semua tau kalau tim Majestic sempat terpuruk karena gagal mendapatkan hasil yang maksimal. Nah, kira-kira apa, sih, yang bikin kamu sekuat itu, sampai memutuskan buat main dan mencoba lagi di season ini?"

"Ya, udah pasti karena dukungan orang tua, sih." Rolan menanggapi. "Tanpa restu mereka, gua nggak akan bisa berdiri di sini sekarang."

Maira tersenyum sendu. Perkataan lelaki itu barusan sukses menyentil hatinya. Dukungan orang tua? Rasanya, tak pernah sekali pun ia menerima hal semacam itu.

"Dibilang jenuh? Ada. Tapi, gua tetep try hard karena waktu itu gua mikir kalau gua berhenti, artinya gua membatasi diri buat berkembang. Dan, di salah satu konten video tim Majestic juga gua pernah bilang kalau gua nggak akan pernah pensi main Mobile Legends, kecuali gua udah cupu dan memang nggak dibutuhkan lagi di tim," lanjutnya, menguraikan.

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang