🎮 24 • MPC 🎮

19 2 0
                                    

Mobile Legends Pro Championship atau yang lebih dikenal dengan sebutan MPC merupakan ajang kompetisi tingkat nasional terbesar untuk game Mobile Legends

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mobile Legends Pro Championship atau yang lebih dikenal dengan sebutan MPC merupakan ajang kompetisi tingkat nasional terbesar untuk game Mobile Legends. MPC menjadi wadah bagi para pemain profesional guna meningkatkan keterampilan dan bersaing di turnamen yang terorganisir.

Digelar dua musim dalam setahun, tim-tim besar yang mengikuti MPC seyogianya berlomba-lomba untuk merebutkan trofi kejuaraan beserta dengan hadiah uang tunai. Namun, untuk mendapatkan semua itu, setiap tim akan disandingkan satu sama lain dalam beberapa babak secara berurutan; regular season, playoff, dan grand final.

Regular season sebagai fase pembuka dari gelaran MPC menggunakan sistem single round robin dengan format best of three. Jadi, para peserta harus mencari poin sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan peringkat terbaik, yang kelak akan menentukan posisi mereka di babak selanjutnya--playoff.

Bukan kebetulan, hari ini beberapa anggota tim Ostar Ladies berniat datang ke lokasi MPC demi menyaksikan tim kebanggaan mereka bertanding, salah satunya Maira. Namun, sebelum permainan dimulai, gadis itu sengaja memisahkan diri dari dua rekannya untuk menepati janji bertukar jersey dengan seseorang.

"Aku ada di backstage, deket ruangan Majestic."

Setelah membaca DM, Maira bergegas menuju tempat yang dimaksud. Sebagai bagian dari tim Ostar, ia beruntung bisa masuk ke area yang terlarang bagi penonton. Tak perlu khawatir, gadis itu memiliki name tag yang memang sudah disiapkan oleh tim jika ada petugas yang berani menghalangi aksesnya.

Beralih menyusuri lorong, Maira mengamati setiap ruangan yang dilewati dengan teliti. Sempat bingung, ia harus beberapa kali memutar tubuh, menerka-nerka ke mana harus pergi karena merasa ragu. Hingga pada saat instingnya memilih untuk menelusuri lorong sebelah kiri, suara familier yang datang dari arah lain sukses membuatnya menghentikan langkah.

"Maira."

Sang gadis refleks menoleh, hingga tatapan mereka bersirobok. Rolan? batinnya. Tak bisa dimungkiri, Maira sempat terpaku sesaat. Pertama kali bertatap muka secara langsung, ia spontan memindai penampilan lelaki itu, mulai dari rambut yang bermodel curtain, mata bulat, jersey berlapis jacket, hingga sepatu modis yang berwarna senada. Entahlah, auranya terasa berbeda saja jika dibandingkan saat melihatnya dari monitor.

Setelah mengerjap beberapa kali, Maira yang tersadar pun lekas berjalan mendekat. Sepertinya, Rolan sengaja keluar karena memahami keterbatasannya dalam memasuki ruangan. Ya, apa boleh buat? Selain pihak yang bersangkutan, izin memasuki ruangan khusus pemain memang sangat sukar didapat, mengingat tempat para anggota tim untuk menyusun rencana dengan leluasa memang sengaja disediakan di sana.

"Ini jersey-nya," ucap Maira, tanpa basa-basi.

Ah, ia menduga bahwa Rolan
sedang berdiskusi dengan para pemain lain terkait strategi yang akan dimainkannya untuk pertandingan nanti. Terbukti, lelaki itu masih berdiam diri di tempatnya dengan salah satu tangan memegang gagang pintu, sementara tangan yang lainnya menenteng paper bag berwarna cokelat.

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Where stories live. Discover now