🎮 26 • Full Cream 🎮

18 2 0
                                    

Bertepatan dengan hari ulang tahun Yoda alias LASER EYE, Maira dan kawan-kawan terpaksa batal kembali ke GH lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertepatan dengan hari ulang tahun Yoda alias LASER EYE, Maira dan kawan-kawan terpaksa batal kembali ke GH lebih awal. Bukan tanpa sebab, mereka tak sengaja berpapasan dengan para anggota tim Majestic di backstage MPC.

Pada mulanya, Icha hanya berniat berbincang sebentar dengan mereka, mengingat ia mengenal dan berteman baik dengan seluruh pemainnya. Namun, di saat Yoda sibuk berbincang dengan Ilyas, ternyata Rolan diam-diam mengajaknya turut serta memeriahkan kejutan ulang tahun untuk lelaki itu dengan kedok makan pecel lele.

Jadi, bagaimana mungkin Icha menolak? Selain ingin berbagi kebahagiaan karena ada salah satu teman yang bertambah usia, ia juga telanjur senang mendapat traktiran dari Rolan. Beruntung, Della--selaku team manager--pun mengizinkan, sehingga ketiga gadis itu tak perlu takut pintu GH dikunci sebelum mereka pulang nanti.

Lagi, Icha tak perlu repot memikirkan soal transportasi karena Rolan--yang membawa mobil--bersedia memberi tumpangan. Terpisah menjadi dua bagian, kini kendaraan pribadi Rolan memuat tiga gadis dari tim Ostar, sementara mobil panjang milik tim Majestic diisi oleh rekan lainnya beserta dengan coach, analis, dan team manager.

Namun, sayang, Maira jadi merasa ditumbalkan karena duduk di depan. Baiklah, jangan tanya mengapa posisinya bisa berada di samping Rolan karena semua itu jelas-jelas ulah si duo kepo. Bagaimana tidak, sejak awal Icha dan Devita kompak ingin duduk di jok belakang. Memangnya, Maira tak tahu kalau mereka sengaja berbuat demikian?

Sesampainya di tempat makan pecel lele pun semua pihak seakan-akan bekerja sama menyatukan mereka. Yang benar saja, dari sekian banyak kursi, hanya tersisa dua tempat berendeng di paling ujung! Jadi, mau tidak mau, keduanya harus duduk di sana, kan?

Sempat terlibat kontak mata dengan Maira, Icha harus bersusah payah menahan tawa karena raut temannya saat ini seakan-akan hendak mengatakan 'dasar nggak setia kawan'. Enggan diserang tatapan kesal terus-menerus, gadis itu sengaja bersuara. "Yuk, ah, pesen, pesen, pesen!" Icha menepuk pelan meja di depannya.

Cepat tanggap, Rolan pun lekas memanggil salah satu pelayan. "Mas, pesen pecel lelenya sebelas porsi, ya."

"Baik, Mas. Ini lelenya mau dibakar atau digoreng, ya?"

"Langsung dimakan aja kalau bisa, Mas," sela Yoda, melontarkan candaan.

Icha dan Devita tertawa pelan, sementara Rolan memajang raut malas. "Nggak usah didenger, Mas. Yang barusan ngomong, tuh, orang sinting. Biasa, efek laper jadi gitu."

Tak enak hati karena pelayannya harus mendengar percakapan unfaedah mereka, Rolan lekas menagih jawaban setiap orang. "Eh, jadinya gimana, nih? Ini pada mau dibakar atau digoreng?"

Seruan kata 'bakar' dan 'goreng' saling bersahutan, Rolan spontan menghitung pesanan menggunakan telunjuknya. "Satu, dua, tiga, empat. Oke, berarti yang dibakarnya ada empat, ya. Sisanya, digoreng semua berarti?"

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang