🎮 05 • Taktik 2M 🎮

22 5 6
                                    

"Pa, gimana ini, Pa?! Kayaknya Dedek beneran pergi," ucap Ibu Maira, panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa, gimana ini, Pa?! Kayaknya Dedek beneran pergi," ucap Ibu Maira, panik.

Sebelum baskara menampakkan dirinya, seisi rumah telah digemparkan dengan berita keberadaan si bungsu yang tidak pasti. Hal tersebut bermula saat Ibu Maira berniat mengganti seprai putrinya dan menemukan bahwa sang anak tak berada di tempat. Ketika diperiksa, ternyata memang ada sebagian kecil barang yang hilang di kamar itu, termasuk boneka rakun kesukaan Maira. Lagi, dugaannya dirasa makin kuat setelah menyadari bahwa koper yang terletak di atas lemari pakaian pun ikut diboyong.

"Nggak mungkin, Ma. Sebandel-bandelnya Maira, dia nggak akan pernah sampe pergi ninggalin rumah. Apalagi, belakangan ini juga dia udah jauh lebih penurut, kok. Bisa aja, kan, sekarang dia lagi nginep di rumah temennya? Udah, jangan terlalu dibawa pusing. Mungkin, dia lupa izin aja. Ya, anggaplah kita kasih Maira sedikit kelonggaran karena dia udah dengerin omongan kita. Saat dia pulang nanti, baru kita tegur dia," sanggah sang suami.

"Justru karena itu, Pa! Sejak kapan Dedek bisa jadi lebih penurut kalau bukan karena ada maunya? Kemaren-kemaren, tuh, mama udah khawatir, loh, sama perubahan sikap dia. Ternyata, bener, kan? Akhirnya, hari ini kejadian juga."

"Dan, masalah nginep di rumah temen? Kalau cuma nginep, Dedek nggak akan sampe bawa lebih dari 10 baju, Pa," sambungnya.

Kecemasan istrinya terdengar masuk akal, Ayah Maira refleks membandingkan bagaimana sikap sang putri sebelum dan sesudah berakhirnya masa pendaftaran UTBK. Maira bersikap lebih patuh memang hal yang baik, tetapi itu jelas bukan seperti dirinya.

Adapun soal menginap di rumah teman, memangnya ada angin apa, sampai Maira tiba-tiba rela mengorbankan waktu yang berharga untuk bermain Mobile Legends hampir seharian di kamar? Terlebih, bukankah gadis itu memang sudah jarang menginap di rumah teman semenjak lulus SMA, mengingat teman-temannya pun pasti sudah berpencar ke berbagai kota demi mengejar impian?

"Mama ada benarnya juga," ucap Ayah Maira pelan. Kini, giliran pria itu yang kalang kabut. "Sebentar ..., biar papa coba telepon Maira dulu."

Sementara sang suami berusaha menghubungi putrinya, Ibu Maira terpaksa menunggu dengan cemas. Wanita itu berkali-kali mencengkeram punggung tangannya. "Gimana, Pa?"

"Nggak diangkat, Ma," balas sang suami, terdengar putus asa.

"Terus, kita harus gimana, Pa?! Dedek ada di mana sekarang juga kita nggak tau."

Ayah Maira mengusap wajahnya kasar, kemudian memijat kening. Sekarang, pria itu hanya sanggup mondar-mandir sambil memikirkan cara untuk segera menemukan Maira. Namun, di tengah proses pencarian solusi tersebut, Ayah Maira tak sengaja mendapati Marlin yang masih mengucek matanya akibat baru terbangun dari tidur.

Diamati sejenak putri sulungnya itu, sampai akhirnya ia mengerutkan dahi, lantas melempar tatapan heran. "Tumben. Biasanya, kamu yang paling peduli kalau soal Maira. Tapi, kali ini, keliatannya kamu tenang-tenang aja, Lin. Kamu nggak panik, gitu, ngeliat Maira hilang kayak gini? Dia pergi tanpa bilang sama kita, loh, ini!"

Calcoon vs Everybody ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang