PART 5

2 3 5
                                    

Suara deru mobil memasuki pekarangan rumah. Terlihat pria paru baya turun bersama seorang  lelaki remaja  disampingnya. Mereka pun mulai memasuki rumah.

"Assalamualaikum bun ayah pulang." kata ayah sambil meletakan sepatu dirak sepatu yang memang sudah disediakan.

Bunda yang sedang menonton pun segera mematikan TV dan pergi menyambut sang suami. Sesampainya bunda diruang tamu, bunda terkejut melihat anak keduanya berdiri disebelah sang suami.

"Waalaikumsalam, eh sayang kamu dah sampai nak katanya jam 9 malem." kata bunda yang sudah semangat menyambut anaknya sampai melupakan suaminya sendiri.

Lelaki remaja itu pun hanya tersenyum melihat bundanya menyambutnya dengan semangat.

"Kejutan." kata Alba sambil memeluk bundanya.

Iya dialah Alba Ravindra adik dari seorang Fajar Jovian anak dari Ayah Enver dan Bunda Shana.

"Yuk kita makan dulu pasti kamu dah laper kan?" kata bunda disahuti anggukan dari Alba. Bunda dan Alba pun pergi menuju ruang makan.

"Lah kok ayah ditinggal gak ada terimakasi-terimakasihnye ya nasib-nasib."

Ayah pun segera menyusul anak dan ibu itu  ke ruang makan. Sesampainya diruang makan mereka memulai memakan makanan yang sudah tersaji, hingga..

"Kaya ada yang kurang deh tapi apa?" kata ayah sambi memikirkan apa yang terlewat.

"Bunda juga ngerasa gitu yah.... owwwh iya Fajar belum turun."

"Pantes damai kali." kata ayah sambil melanjutkan makan.

Bunda pun segera berdiri dan pergi ke kamar Fajar. Alba yang melihat mendengus geli bisa-bisanya orang tuanya melupakan abangnya, sebentar lagi pasti akan ada manusia cosplay jadi monyet.

"Fajar bangun nak itu adikmu dah pulang loh." dengan kekuatan penuh bunda Shana mengguncang tubuh Fajar.

"Eeenhh lima tahun lagi bun."

"Gak ada, habis sudah ayam tuu."

Mendengar ucapan bundanya Fajar pun segera bangun tanpa memikirkan nyawanya yang belum kumpul, hingga...

BRAAK

"Aggrrhhkk palaku bun gelinding."

"Ya Allah nak, amankan? Itu pintunya gak lecetkan?"

Gini amat dah punya bunda gak ada manis-manisnya. Pengin tukar tambah rasanya Fajar dah gak sanggup.

"Bun ini gak ada niat nolongin gitu?"

"Owh iya bunda lupa sini bunda bantuin."

Ingin sekali tertawa dengan keras ingin mengatakan kepada dunia bahwa ini loh Fajar anaknya bunda Shana dan bapak Enver yang selalu dinistain tetep happy kiyowo no pek-pek.

Sesampainya diruang makan Fajar terkejut melihat adiknya sudah duduk anteng dikursi sedang memakan makanannya.

"Loh sampai kapan kau?"

"Tadi."

"LOOOH."

"Kenapa gak seneng?"

"Owh jelas tidak usah diragukan lagi."

Belum sempat Alba menanggapi ayah Enver sudah lebih dulu bertanya.

"Itu jidat abis kesruduk banteng apa gimana?"

"Pfffttt Bwahahahahaha tu jidat ke bola pingpong." Alba sudah tidak sanggup menahan tawanya melihat jidat paripurna Fajar yang benjolnya sangat kontraks.

"Diem lo, buuun lihat anak durhakamu yang satu ini."

"Sudah-sudah,Alba sudah ya kasian abangmu." kata bunda sambil terkikik geli. Ayah dan Alba pun terkekeh melihat Fajar seperti ingin memakan orang hidup-hidup.

Dah lah mending makan meladeni keluarganya gak akan ada habisnya mesti ujung-ujungnya dia yang dinistain. Akhirnya drama dikeluarga ini berakhir untuk sementara ini, kita lihat besok kelanjutan ceritanya.










































Oke guys sekian dulu semoga suka
Jangan lupa vote dan komen yaa.

VEJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang