PART 28

6 2 0
                                    

Suasana hari ini gaduh, terlihat dua manusia tanggung yang sedang memperebutkan setoples karag yang sudah tinggal setengah.

"Tolong ya teman-temanku yang tercinta jangan norak. Masih banyak makanan yang lain, jangan buat malu!" Ucap Daren yang sudah lelah melihat tingkah temannya.

Sesuai yang dijanjikan, sekarang teman kelas Fajar sedang menjenguk Fajar.  Bukan menjenguk sih lebih ke menumpang makan.

"Tau tuuh Haikal ngalah kek, buat malu aja lo." Sungut Doni. Haikal yang mendengar itu melototkan matanya.

"Heh yang ada itu lo yang buat malu, gak malu apa lo ngabisin karag punya orang setoples sendiri?!"

"bodoamat! ini tuh makanan langka jadi suka-suka gue."

"Lo nya aja yang aneh makanan udah sejak jaman penjajahan baru lo makan sekarang,"

"Ya biarin, gak suka lo? IYA? sirik lo sama gue? IYA?"

"NAJIS, GUE? SIRIK SAMA CURUT EMPANG? SORRY GAK LEVEL!" Ucap Haikal dengan senyum miring.

Rian menghela napas lelah mendengar perdebatan teman-temannya. ingin menegur tapi tadi saja Daren tidak didengarkan apalagi dirinya.

"Berisik banget sih kalian berdua. nih, masih ada setoples juga, masih aja rebutan heran!" Sinis Sisil sambil membuka toples yang berisi karag dan menyodorkan kearah Haikal dan Doni

Doni yang melihat itu memberikan toples karag yang tinggal sedikit kepada Haikal dengan cepat mengambil toples yang masih utuh.

"EMANG DASAR MONYET YA LOO!" amuk Haikal

Doni yang melihat Haikal mengamuk tertawa ngakak sambil berlari membawa toples yang berisi karag itu.

Karena terlalu asik mengejek Haikal  tiba-tiba toples yang dia dekap direbut paksa Fajar.

"Kok diambil sih, gue masih mau makan." Ucap Doni dengan wajah cemberut minta ditampol.

"Lo mau?" Tanya Fajar yang dibalas anggukkan semangat dari Doni. "Beli sendiri." Ucap Fajar sambil memasukan karag itu kemulutnya.

Haikal yang melihat itu tertawa ditambah wajah memelas dari Doni.

"Anjir lah muka Lo kek gembel lampu merah ahahahah kocak banget."

Doni mendengus kesal melihat Haikal dan Fajar menertawakannya. Sudah puas menertawakan Doni, Fajar menyerahkan toples itu ke arah Doni. Doni menatap heran Fajar.

"Makan aja, kalo kurang nanti minta bunda aja buat di bungkus bawa pulang."

"SERIUS?" Fajar menganggukan kepalanya. Doni tersenyum cerah ke arah Haikal sambil mengejek.

"Kalo Lo mau juga boleh kok." Ucap Fajar kepada Haikal. Haikal yang tadi menatap sebal Doni sekarang tersenyum penuh kemenangan.

"Btw gimana ceritanya kok bisa gue dikabarin meninggal?" Tanya Fajar yang sedang asik tertidur dipangkuan Haikal. Semua atensi mengarah ke arah Fajar.

Tiba-tiba gelak tawa menggelegar dari teman sekelasnya.

"Asal Lo tau ahhahah si Rian udah ke orang mati berdiri pas denger kabar itu." Ucap Daren.

Rian yang mendengar itu mendengus kesal ya gimana coba bisa biasa aja denger temannya tiba-tiba meninggal, dia juga manusia jadi itu wajar bukan?

"Tadi tuh kan pas dah diumumin, terus si Rian langsung lari tanpa babibu kita di kelas syok dong masih gak nyangka tapi liat Rian begitu tambah panik, belum sempat kita panggil Rian dia udah gak keliatan. Pas Daren nyusul, dia liat Rian lagi sama Alba disitu Daren liat betapa hancurnya Alba sampai Daren gak tega ."

Sisil meminum es jeruknya sebelum melanjutkan ceritanya, Fajar termenung saat mendengar itu.

"Daren balik lagi ke kelas saat Rian sama Alba pergi. Kondisi kelas sunyi lebih tepatnya kita masih gak nyangka, tiba-tiba Doni nangis sesenggukan, Haikal yang liat itu hampirin Doni buat nenangin dia. Kita sibuk dengan pikiran kita tentang Lo sampai tanpa sadar entah sejak kapan kita sekelas nangisin Lo."

Sisil kembali meminum minumannya lagi.

"Lo kalau minum nanti dulu kek ceritanya diselesaiin dulu gitu." Ucap Andre

"Gue seret anjir makan sagon, Lo pengin gue mati keselek sagon hah?!" Sungut Sisil ke arah Andre. Andre yang mendengar itu cengengesan tak jelas.

"Eh pas lagi mendalami kesedihan yang terjadi tiba-tiba toa sekolah koar-koar minta maaf katanya berita di grup WA nya typo bukan Fajar tapi Fahar, kesalahan sekolah juga gak tanya nama panjang langsung ngumumin karena yang namanya Fajar ya Lo doang di SMA Garuda." Lanjut Sisil

Haikal tertawa saat mengingat Doni dengan ingus yang masih terpampang di hidungnya dengan sangarnya ingin melabrak ruang guru ditambah kursi yang dia bawa, kalo tidak ia tidak menghentikan bocah itu sudah malu tujuh turunan tuh anak.

"Gue ngakak banget pas Doni bawa kursi mau labrak ke ruang guru hahaha." Ucap Haikal

"Berisik!"

"Iya wooi ingusnya meler kemana-mana, gegayaan  mau labrak ruang guru hahaha." Andre tertawa sampai memegang perutnya.

Doni yang kesal melempar bantal sofa  kearah Andre. Tiba-tiba pintu rumah terbuka terlihat Shana dan Alba yang membawa kantong keresek besar berisi bakso.

"Ayo kita makan dulu udah siang juga." Kata Shana

"Wiih jadi ngerepotin besok-besok lagi ya Bun." Ucap Andre tak tahu malu.

Bunda Shana tertawa kecil saat Andre mendapat lemparan bantal sofa dari Doni dan plototan teman-temannya.

"Maaf Bun, Andre emang mines akhlak." Ucap Haikal kepada Shana

"Gak papa kok gak repot juga, Fajar juga makan dulu nak jangan tidur dulu kamu harus minum obat."

Fajar yang sudah hampir tertidur hanya bergumam saja dipangkuan Haikal.

"Bangun dulu nyet, makan nanti mati beneran repot kita."

Fajar mendengus dan berpindah tempat untuk tidur. Ia mendudukkan tubuhnya disofa yang tak jauh dari teman-temanya lalu melanjutkan tidurnya.

"Biarin aja, mungkin cape karena semalem gak bisa tidur kalian makan dulu aja ya."

Mereka semua mengangguk dan mulai memakan makanan yang sudah disediakan.

Sisil menatap Fajar yang tertidur di sofa dulu ia sangat mengagumi sosok Fajar walau terlihat slengean menurutnya itu hanyalah topeng yang Fajar gunakan untuk menutupi lukanya.

"Fajar kalo gue gak tau Lo suka Elara kayanya gue udah jatuh cinta sama Lo."




























Jangan lupa vote & komen
Terimakasih

VEJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang