PART 16

7 3 0
                                    

Fajar yang sedang rebahan di kasur terganggu karena Rian melompat ke kasur mengakibatkan Fajar hampir jatuh kebawah.

"Anak mony..."

"Ssst, ngomong kasar gue aduin bubu." sambil menunjukan jari ke Fajar.

"Kenapa lo jadi nginep dirumah gue?"

"Yaa karena gue rindu lo." tangan Fajar sudah ingin merengkuh tubuh Rian. Rian yang melihat itu beringsut menjauh.

"Sinting lo yah?!! Minggir!!"

Fajar yang melihat itu tertawa ngik-ngok sampai terjungkal dari kasur.

"Mampus lo syukurin puas banget gue."

Rian tersenyum pongah sedangkan Fajar meringis kesakitan, emang gak ada akhlak jadi teman.

Tiba-tiba pintu kamar Rian diketok. Rian pun membuka pintu ternyata itu Bubunya.

"Turun yuk, makan malem udah jadi." kata Bubu lalu bubu melihat Fajar yang sedang mengelus-elus pantat sambil meringis kesakitan.

"Fajar kenapa nak?"

"Gak papa bu, tadi cuman sedikit njengkang." sambil tersenyum meyakinkan bubu.

"Bohong bu tad..."

Belum sempat menyelesaikan ucapannya Rian sudah dilempar bantal oleh Fajar.

"Aaaiisshh."

"Hehe tadi mau makankan? ayuuk nanti keburu dingin." sambil tersenyum lebar dan menggandeng tangan Rian.

Bubu yang melihat itu tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.

Dimeja makan mereka makan dengan tenang. Baba Rian yang juga ikut bergabung dalam kegiatan makan malam tersebut.

"Dah lama kamu gak main kesini kemana aja nak?" tanya baba kepada Fajar.

"Gak kemana-mana Ba, lagi banyak tugas aja jadi jarang main."

"Alah kalo gak diminta mana mau main Ba." saut Rian sedikit ngegas.

"Berisik lo, lo tuh gak diajak." kata Fajar sambil menunjuk garpu ke arah Rian.

Bubu yang melihat itu terkekeh geli melihat pertingkaian kecil yang terjadi dirumah tersebut.

"Gimana kabar bunda sama ayahmu Fajar? Owh iya katanya Alba juga udah pulang." kata bubu sambil meminum air.

"Alhamdulillah baik bu. Iya, lanjut sekolah disini juga."

"Bagus dong kamu jadi ada temennya gak kaya ini nih." kata baba sambil menunjukan isyarat ke Rian.

"Udah gak ada temen, gak ada cewe pula." lanjut baba.

Terlihat Rian sudah tersenyum seperti dugong ditambah Fajar yang sudah ngakak melihat wajah Rian.

"Begini bapak Dewantara Nugroho, anak mu ini punya temen tapi emang jelmaan sayton jadi maklum tidak terlihat kalo untuk cewe belum ada yang pas aja."

Seketika tawa Fajar terhenti dan langsung menatap Rian.

"Maksud lo gue setan hah?!"

"Hayuuu Rian. Baba gak ikut-ikutan ya,"

Sungguh rasanya Rian sekarang seperti anak tiri disudutkan dan dinistakan. Rian berusaha menarik napasnya dengan perlahan dan menghayati.

"Lo kan bestai gue Jar jadi bukan setan lagi tapi monyet." Fajar yang mendengar itu mendelik sinis kepada Rian.

"Dih sapa lo? gak kenal gue."

Tawa Baba pun pecah mendengar jawaban Fajar ditambah muka Rian yang sudah seperti menahan berak.

"Sudah-sudah nanti takut ada yang nangis." Kata Bubu melerai pertikaian kecil itu.

"BUUUUU!!"

Wajah cemberut sudah terpampang jelas dari muka Rian. Tawa pun terdengar lagi dan Rian melanjutkan makannya dengan mendengus kesal.

"Hahaha lo lucu yan, maaf ya." kata Fajar yang melihat Rian sudah seperti ikan kembung.

"Gak usah minta maaf dah kebal gue." kata Rian sambil terus memakan makanannya.

Mereka pun melanjutkan makannya dengan diselingi sendau gurau yang menemani mereka.

Malam hari ini langit terlihat cerah terlihat bintang dan bulan menghiasi malam yang sunyi.

Fajar berdiri di balkon kamar Rian setelah makan malam tadi Fajar pergi ke balkon untuk menikmati malam.

"Nih coklat panasnya." kata Rian sambil menyerahkan satu gelas ke Fajar.

"Makasih."

Fajar pun meminum sedikit lalu disibukan lagi dengan memandang bulan dan bintang. Rian melihat Fajar lalu menghela napas, banyak hal yang ingin Rian tanyakan tapi ia bingung harus mulai dari mana.

"Yan, lo tau?"

Rian langsung melihat ke Fajar sambil menunggu Fajar melanjutkan ucapannya. Helaan napas berat terdengar dari Fajar.

"Gue cape..."
































Jangan lupa Vote & Komen ya..

Terimaksih luv banget ♡











VEJARWhere stories live. Discover now