PART 27

5 2 0
                                    

Dipinggir jalan yang sepi seorang pria dewasa yang sedang mendekap tubuh mungil seorang anak kecil yang sedang bergetar kedinginan.

"Papa dingin sekali," ucap lirih anak kecil itu.

"Peluk papa yang erat ya sayang, Nusa percaya sama papa kan?"

"Emm Nusa percaya." Jawab dengan lemah

Tangan pria itu bergetar, langkahnya berjalan dengan cepat tak tentu arah, matanya gelisah mencari harapan yang seperti menjauh darinya.

Suhu tubuh si mungil menguar dalam pelukan menambah rasa khawatir dalam dirinya, ia gagal menjadi sosok ayah bagi malaikat kecilnya.

"Tuhan aku mohon kuatkan putraku. Jangan ambil dia dariku, aku sangat membutuhkannya. Sungguh, aku menyayanginya lebih dari apapun."

***

"Oni sayang sini makan dulu."

Toni yang sedang mengerjakan PR nya segera menghentikan kegiatannya lalu mendekat kearah ibunya yang sedang menyusun makanan diruang tengah.

"Makan dulu Oni, maaf ya nak lauknya hanya sama ikan asin." Ucap Dira sambil mengambilkan nasi untuk putranya.

Toni menggeleng tidak setuju dengan penuturan sang ibu.

"Ibu gak usah minta maaf, Oni suka kok semua makanan yang ibu sediakan,"

Dira tersenyum mendengar penuturan anaknya. Dirinya terenyuh dan juga merasa bersalah. Putranya tumbuh tanpa sosok seorang ayah dan putranya juga harus dipaksa dewasa oleh keadaan.

Ayah Toni meninggal karena kecelakaan pada saat Toni umur 3 tahun. Dan sekarang ibu Toni hanya bekerja menjadi buruh cuci yang belum tentu setiap harinya mendapat pekerjaan.

Dira memandang putranya yang tanpa sadar air matanya keluar tanpa diminta. Toni menyadari ibunya tak memakan makanya lalu menatap sang ibu, ia terkejut melihat ibunya sedang menangis memandang dirinya.

"Ibu, ibu kenapa nangis?"

"Maaf ya nak, maaf belum bisa bahagiakan kamu, maaf Oni harus tahan buat beli mainan karena gak ada uang. Maaf juga ibu belum bisa jadi ibu yang baik." Ucap Dira sambil terisak, Toni menggelengkan kepalanya lalu meraih kedua tangan Dira.

"Ibu ngomong apa sih? Oni bahagia kok sama ibu, Oni gak minta beli mainan karena Oni gak pengin, lagipula bang Fajar juga suka beliin mainan terus main sama-sama. Menurut Oni ibu itu ibu terhebat yang Oni punya, Oni sayang banyak-banyak sama ibu, justru Oni takut ibu tinggalin Oni sendiri disini. Kalau boleh Oni minta jangan tinggalin Oni sendirian disini ya bu, Oni mohon." Jelas Toni sambil memohon.

Dira yang mendengar itu semakin terisak dan memeluk Toni dengan erat.

"Ibu gak akan pergi tinggalin Oni sendirian disini, kita akan sama-sama sampai nanti, ibu juga sayang banget sama Oni."

"Oni jauh lebih sayang sama ibu." Jawab Toni

Dira terkekeh dan menghapus air matanya lalu mengurai pelukan dan mencium kening sang putra. Toni yang mendapat kecupan dari ibunya pun ikut mencium pipi sang ibu tercinta.

"Ayo habiskan makannya."

Toni mengangguk dan mengarahkan sendok yang berisi nasi dan lauknya kearah sang ibu.

"Sini Oni suapin Bu,"

Dira tersenyum dan menerima suapan dari Toni sambil mengusap kepala putra semata wayangnya.

"Terimakasih Tuhan, hadiah mu sungguh indah, akan ku jaga permata hatiku ini sepenuh hati. Jangan jauhkan aku darinya karena kita hanya memiliki satu sama lain."

Mereka menikmati makanan dengan diselingi canda tawa melupakan duka yang pernah singgah, meleburkan rasa takut kehilangan menggantikan kebahagiaan yang baru dan terukir menjadi kenangan yang indah.

Bertahan satu sama lain untuk saling menjaga. Tidak ada kesempurnaan yang nyata, semua tergantung bagaimana mereka menjalaninya. Jadikan ketidaksempurnaan menjadi sebuah kebahagiaan dan kesempurnaan dengan saling melengkapi dan menerima segala kekurangan.











Venusa Albakri (Nusa)
Antonio Candrevaro (Toni)
Dira Senjana Putri (Dira)

















Jangan lupa Vote & Komen

Terimakasih



Terimakasih sudah membaca sejauh ini, untuk kalian para pembaca yang sudah Sudi mampir di cerita ini saya ucapkan banyak-banyak terimakasih. Saya akan menyelesaikan cerita ini ada atau tidak adanya pembaca, karena saya sudah memulai jadi harus diakhiri bukan?

Salam manis buat kamu yang sudah manis♡♡





VEJARWhere stories live. Discover now