PART 11

0 2 0
                                    

Hari ini Pagi yang cerah, secerah senyuman seorang Fajar Jovian aseek. Kini Fajar dan Alba sedang duduk dimeja makan. Sungguh Hari ini Fajar sangat bahagia, Kenapa? Karena ternyata kemarin sendal jepit Kejora tertinggal dirumahnya.

Karena itu dia mengancam Kejora untuk tidak datang kerumahnya hari ini. Dia tuh masih gedeg karena yang kemarin Kejora menyemburnya. Jadi beri kesempatan Fajar untuk menikmati paginya dengan tenang.

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka tak mandi~" senandung Fajar.

"Bun bang Fajar gak mandi."

"Heh mulut kau asal moncong."

Fajar tuh gak habis fikir kenapa adiknya ini cepuan sekali walau benar siih eeeh bercandaa.

Terlihat lah Bundanya bersama Bi Sum yang sedang membawa nasi goreng berserta telur mata dragon dan susu sapi murni hasil pegunungan.

"Udah-udah cepet sarapan nanti kesiangan." kata Bunda Shana sambil mengambilkan nasi untuk anak-anaknya. Dan Bi sum pun kembali kedapur untuk membersikan alat-alat memasak tadi.

Bi Sum sudah lama bekerja disini, jam kerjanya pun hanya setengah hari. Pekerjaannya hanya bersih-bersih dan untuk memasak sudah ditangani oleh bunda Shana.

Tap

Tap

Tap

Terlihatlah Ayah Enver yang memakai kaos putih berserta celana pendek turun dari tangga. Lalu berjalan ke meja makan untuk sarapan.

"Ayah gak kerja?" tanya Alba.

"Gak, ayah mau ke rumah omah soalnya omah lagi sakit." kata ayah.

"Omah sakit apa?" tanya Fajar dengan suara lirih yang masih didengar.

"Demam terus darah rendah ditambah napsu makannya nurun."

Ayah Enver bisa melihat wajah sendu dan khawatir dari mata anak sulungnya.Ini hal yang paling Ayah Enver benci jika sudah melihat wajah sendu anaknya ini.

Salahnya tadi membicarakan ini harusnya dia tidak membicarakannya dan sekarang dia tidak bisa berbuat apapun.

"Bodoh kau Enver." batin Enver.

"Bilang ke omah cepet sembuh, Fajar sayang omah." kata Fajar sambil menyalimi kedua orangtuanya dan bergegas berangkat.

Bunda Shana melihat hal itu tidak tega sungguh jika waktu bisa diputar kembali Bunda Shana akan mencegah hal itu terjadi.

Alba yang melihat hal itu hanya menghela napasnya dia tidak berani berbicara apapun.

"Alba." panggil Ayah Enver.

"Alba tau yah, nanti Alba kesana." jawab Alba lalu menyalimi kedua orang tuanya.


********

Deru motor milik Fajar terdengar diparkiran SMA Garuda. Fajar pun segera mencari parkiran yang kosong. Namun setelahnya Fajar tidak langsung turun. Dirinya masih diatas motor dengan tatapan kosong.

Tiba-tiba terdengar suara klakson motor sampai membuyarkan lamunan Fajar. Rian segera memarkirkan motornya dan menghampiri Fajar.

"Nah gini dong."

"Ck. Gue baru telat sekali ya kudanil." kata Fajar sambil merapihkan rambutnya.

Rian yang mendengar itu hanya tersenyum. Rian tau kalo itu merupakan kesalahan pertama dari sekian lama ini. Rian juga tau kalo Fajar sekarang tidak baik-baik saja. Fajar itu terlalu pintar menggunakan topengnya.

"Kenapa?"

"Apa? Lo ngomong yang jelas nyet." kata Fajar ngegas.

"Bubu kangen sama lo. Jangan lupa nanti mampir." kata Rian sambil berjalan menuju kelasnya.

Dih gak jelas banget nih anak satu. Fajar rasanya pengin ngarungin terus buang ke comberan.

Melihat Rian sudah terlebih dahulu pergi, Fajar pun segera menyusulnya. Ternyata diujung parkiran Alba sudah memperhatikan abangnya sejak tadi.

Alba melihat punggung abangnya yang semakin mengecil dan menghilang dibelokan karidor dengan pandangan sulit diartikan.

Alba pun menghela napasnya lalu memakan permen yang dia ambil dari  sakunya dan bergegas pergi menuju ruang kepala sekolah.



















































Jangan lupa Vote & komen

Terimakasih.






















VEJARWhere stories live. Discover now