PART 25

8 2 0
                                    

Alba tiba diarea sekolah dengan motor besarnya. Ia melepaskan helem sambil membenarkan sedikit rambutnya yang berantakan.

Wajahnya yang datar dan matanya yang tajam menjadi ciri khas bagi seorang Alba Ravindra. Ia melangkahkan kakinya meninggalkan area parkiran dengan salah satu tangannya berada disaku jaket.

Banyak siswi SMA GARUDA yang mencuri pandangan kearah Alba namun segan untuk menyapa. Berbeda dengan Fajar yang ramah, murah senyum, dan konyol hingga mudah mendapat teman, Alba sendiri adalah seorang pendiam, tidak suka basa-basi, dan sedikit kaku. Namun, itu menjadi daya tarik tersendiri baginya.

Alba berdiri didepan kelas yang masih pagi sudah sibuk dengan buku, ya apalagi kalo bukan PR. Alba mengedarkan pandanganya dan bertemu dengan netra hitam legam milik Daren. Seolah paham Daren menggeplak bahu Rian yang sedang menyalin jawaban dari bukunya.

Rian yang sedang serius menyalin tersentak kaget karena ulah Daren.

"Apa sih nyet?!" Sewot Rian

"Ituu ada Alba, keknya nyariin Lo."

Mendengar itu Rian mengedarkan pandanganya dan menemukan Alba yang masih setia berdiri didepan kelas. Rian pun menghampiri Alba didepan kelas.

"Kenapa Ba?" Tanya Rian

Alba merogoh saku jaketnya dan memberikan surat ke Rian dan diterima baik oleh si empu.

"Bang Fajar izin gak berangkat."

"Hah! Kenapa tuh curut satu?"

"Sakit."

Sesudah mengucapkan itu Alba pergi menuju kelasnya. Tersisakan Rian yang masih tidak menyangka kalau seorang Fajar Jovian izin sakit? Ooh bukan berarti Fajar tidak boleh izin sakit.

Rian sangat tahu fisik Fajar itu cukup bagus, buktinya ini kali pertama Fajar izin sekolah karena sakit setelah hampir 3 tahun sekolah di SMA GARUDA. Jika pun sakit Fajar masih akan tetap berangkat.

Puk

Rian sedikit berjengit saat Daren menepuk punggungnya.

"Ada apa?"

"Fajar izin, dia sakit ini suratnya,"

"Dia sakit parahkah?" Tanya Daren

Tanpa digubris oleh Rian. Rian justru sibuk dengan ponselnya untuk  menghubungi Fajar, tapi ternyata ponsel Fajar tidak aktif, tertera ceklis satu abu-abu diposelnya.

Rian menghembuskan napasnya kasar dia khawatir dengan keadaan Fajar. Seharusnya tadi dirinya bertanya kepada Alba.

Daren yang melihat Rian mencemaskan Fajar, dia pun berusaha menenangkan Rian dengan mengusap punggung Rian.

"Lo jangan khawatir, nanti kita sekelas jenguk Fajar sama-sama." Ucap Daren yang dibales anggukan dari Rian.

***

Alba memasuki kelas dan mendudukki dirinya ditempat duduknya yang berada dibaris keempat dari depan.

Alba menarik napasnya dan menghembuskannya dengan perlahan. Karena bosan tangannya merogoh saku celananya dan mengambil ponsel untuk mengurangi rasa bosan sambil menunggu teman sebangkunya datang.

Jam pembelajaran sudah berbunyi 10 menit yang lalu tapi teman sebangkunya belum juga kembali ke kelas. Alba menaruh ponselnya didalam tas sambil menunggu guru mapel datang.

BRAAAK

Suara pintu kelas yang dibuka paksa oleh seorang remaja laki-laki membuat seisi kelas terkejut. Pakaiannya sudah acak-acakan, napasnya berderu kencang, dan matanya menelisik mencari seseorang. Saat netra remaja itu bertemu dengan netra tajam Alba remaja itu tergesa-gesa menghampiri Alba.

Alba berdiri dari duduknya ketika remaja itu mulai menghampirinya. Bulir-bulir keringat yang yang membasahi pakaiannya napasnya masih ngos-ngosan membuat Alba menaikan satu alisnya.

Bibir remaja itu sedikit bergetar, tangannya yang juga bergetar meraih salah satu tangan Alba. Matanyanya masih tertuju pada mata tajam Alba.

"Bang Fajar meninggal." Ucap remaja itu dengan suara parau.

Deg

Alba menarik kasar kerah baju remaja itu sambil menggeram marah.

"JANGAN MAIN-MAIN SAMA GUE BANU!" Tekan Alba

Suasana kelas itu menjadi tegang saat mendengar ucapan dan amarah dari Banu dan Alba.

Niel yang berada tak jauh dari posisi mereka berusaha melerai namun dirinya kalah kuat dengan Alba yang langsung mendorong Niel dengan satu tangan dan tatapan tajam peringatan dari Alba.

Semakin tegang situasi yang terjadi apalagi punggung Niel yang sudah membentur meja dibelakangnya. Ringisan sakit keluar dari bibir Niel yang dibantu berdiri oleh Atha.

Banu menelan ludahnya dengan kasar ditambah aura mengerikan sudah menguar dari tubuh Alba.

"G - gue serius, tadi pas gue mau balik kelas, selesai tugas OSIS gue jaga gerbang. Gue ketemu pak Didin, beliau suruh gue ngabarin Lo kalo Abang Lo meningal." Jelas Banu dengan sedikit terbata.

Seketika pikiran Alba kosong cengkraman pada kerah baju Banu perlahan mengendur. Alba menggelengkan kepalanya berulang kali sambil mencari kebohongan pada mata hitam Banu.

"Gak, gak mungkin! Bang Fajar gak mungkin ninggalin gue. Lo bohongkan? ANJING!"

BUGH

Alba memukul kencang pipi Banu dan meninggalkan luka diarea sudut bibirnya. Banu yang belum siap dan terkejut terhuyung kebelakang dan ditangkap oleh Niel dan Atha yang masih berada tidak jauh dibelakang Banu.

Alba yang tersulit emosi ingin menarik Banu dan memukulnya lagi tapi speaker sekolah menghentikan tindakan Alba.

Assalamualaikum wr.wb
Inalillahi wainailaihi Raji'un
Turut berduka atas meninggalnya Fajar Jovian. untuk semua siswa dan siswi SMA GARUDA untuk meluangkan waktunya mengirimkan doa untuk Almarhum......

Bagai jiwa yang direnggut paksa Alba yang mendengar itu seketika menatap kosong kedepan. Tangannya bergetar, matanya yang sudah memerah dan basah dengan air mata yang mengalir tanpa diminta. Tubuhnya yang seperti melayang yang tidak bisa dikendalikan pada akhirnya dirinya terjatuh terduduk lemas dan terisak.

"AAARRRRRGGHHH," jeritan dan Isak pilu terdengar dari seorang Alba.

Seisi kelas mendengar itu juga ikut terisak merasakan kesedihan yang dimiliki Alba.

Dengan berusaha payah Alba berdiri dan berlari sekencang mungkin walau sedikit terseok namun tidak menyerah begitu saja dipikirannya saat ini abangnya, abangnya pergi meninggalkannya.

"Bang Lo janji sama gue akan tetep disamping gue sampai kita sama-sama bahagia. Tapi kenapa Lo udah pergi ninggalin gue secepet ini? Jangan berikan gue janji kalo Lo sendiri gak bisa nepatin janji itu."


























Jangan lupa vote & komen

Terimakasih lup buat yooooou.








VEJARWhere stories live. Discover now