PART 24

4 3 0
                                    

Fajar memandang rumah didepanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tangannya yang memegang sebuah buket bunga dan sekotak donat.

Setelah dari rumah Kiki, Fajar menyempatkan dirinya untuk mengunjungi rumah omahnya. Satpam komplek yang berjaga melihat Fajar yang hanya memandangi salah satu rumah di komplek itu pun segera menghampirinya.

"Permisi mas, ada yang bisa saya bantu?"

Fajar yang mendengar itu tersentak kaget dan membalikkan badannya sambil tersenyum kearah satpam itu. Fajar berpikir sebentar saat melihat satpam itu dan pada akhirnya Fajar memutuskan untuk menitipkan barang yang akan dia berikan untuk omahnya.

Dilihat sebelum-sebelumnya barang yang dia berikan tidak pernah diterima oleh omahnya.

"Owh ini pak, boleh titipkan ke Bu Ratna? Bilang aja dari cucunya Alba. Sama tolong bilangin 'jangan sakit lagi omah Alba sayang omah, maaf Alba gak bisa ngasih langsung soalnya ada urusan.' makasih ya pak."

Fajar sengaja berbohong supaya omahnya tetap menerima pemberian dia walau harus mengatas namakan Alba.

Fajar menyerahkan buket dan kotak donat itu kepada satpam, yang diterima baik oleh satpam itu.

"Baik mas Alba saya akan sampaikan."

Fajar tersenyum getir dan menganggukkan kepalanya. Fajar melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan rumah omahnya.

"Berani sekali kamu menggunakan nama cucu saya."

Deg

Fajar menghentikan langkahnya dan membalikan badannya dan terlihat disana omahnya sedang melihat Fajar dengan tatapan penuh kebencian.

"Sudah saya bilang, kamu jangan pernah temui saya lagi atau mengirim  barang dan makanan karena itu tidak berguna buat saya."

"T-tapi omah....."

"SAYA BUKAN OMAH KAMU! cucu saya hanya Alba dan Mentari sampai kapanpun akan tetap seperti itu."

Ratna mengambil buket bunga dan kotak donat pemberian Fajar lalu menginjaknya buket itu sampai hancur, seakan belum puas Ratna membuka kotak donat itu lalu melemparkan kearah muka Fajar.

Fajar memejamkan matanya saat donat-donat yang dia berikan khusus untuk omahnya mendarat di wajahnya. Fajar menundukkan wajahnya melihat donat yang sudah berserakan dijalan.

"Seharusnya kamu sadar ada dan tidaknya kehadiranmu itu tidak penting bagi saya. Pergi kamu dari sini, kamu tidak akan pernah diterima disini!"

Ratna mendorong Fajar sampai terhuyung kebelakang.

"Usir dia pak, dia hanya pengganggu disini."

Setelah mengatakan itu Ratna memasuki rumah tanpa memikirkan keadaan Fajar.

Tanpa sadar air yang sudah ditahan sedari tadi mengalir membasahi wajahnya. Seakan sadar Fajar menghapus kasar air mata dipipinya.

Pak satpam yang melihat itu merasa iba dan membantu Fajar yang sedang mengumpulkan donat-donat yang berhamburan dijalan.

"Sini mas biar saya aja yang buang, masnya pulang saja sudah malam juga."

"Makasih pak, saya pamit pulang dulu." Ucap lirih Fajar

Pak satpam menganggukkan kepalanya dan sambil melihat dengan  perlahan motor yang ditumpangi Fajar menghilang dari penglihatannya.

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Fajar menghentikan motornya ditaman yang tidak jauh dari rumahnya. Fajar duduk di bangku taman untuk menikmati hujan yang turun pada malam itu.

Untuk kali ini Fajar kalah akan keadaan, dia menangis menumpahkan segala kesesakan dihatinya. Air matanya menyatu dengan hujan seakan menyamarkan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Fajar memejamkan matanya dan mendongakkan wajahnya menikmati setiap tetes hujan yang jatuh diwajahnya.

Saat dirasa tak ada air hujan yang jatuh ke wajahnya. Fajar membuka matanya terlihat Kejora yang sedang memayungi Fajar dari belakang.

Kejora pun duduk disebelah Fajar sambil terus memayungi Fajar.

"Ngapain Lo payungin gue? udah basah juga."

"Setidaknya masih ada yang peduli sama Lo walau terlambat,"

Fajar melihat Kejora yang sedang melihat kedepan. Fajar menghela napasnya dan menghadap kearah jalan didepannya.

"Bukannya itu sia-sia?"

"Mungkin dalam hal payungin Lo gue terlambat, tapi setidaknya gue ada disisi Lo saat Lo ngerasa sendiri, yang dimana itu udah buktiin kalo Lo itu gak sendiri."

"Fajar, dalam dunia ini gak ada manusia yang baik-baik aja gue yakin.
Gue gak maksa Lo buat cerita tapi setidaknya gue mau Lo punya satu orang jadi tempat Lo pulang nanti." Kata Kejora sambil tersenyum kearah Fajar.

Fajar akui senyum Kejora sangat manis sekarang. Fajar mengedipkan matanya dan berdehem pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Iya, makasih Lo udah peduli sama gue. Maaf gue belum siap,"

"It's okey kalo Lo mau cerita ke gue, gue siap dengerin cerita Lo kapanpun itu, dah balik sana dah macam opet." Kata Kejora sambil mendorong bahu Fajar

"Tapi tetep ganteng ye kan?" Kata Fajar sambil menarik turunkan alisnya.

"Monyet mana yang bilang gitu?"

"Oooh bahlul lu, minggir mau balik gue."

"Balik tinggal balik, eeh iyaa gue nebeng sekalian,"

"OGAH!" Kata Fajar Sambil meninggalkan Kejora

"AAAAA MAGHRIB JAHAT BANGET LOO."

Kejora berlari mengejar Fajar dengan tengilnya Fajar menjalankan motornya saat Kejora ingin menaiki motornya.

"MAGHRIB gue jatuh gue smack down Lo!"

"Hahaha Udah cepet naik,"

"Yang bener?"

"Iyaa."

Fajar dan Kejora pun berboncengan menyusuri jalan yang basah dengan bau khas tanah yang terkena hujan ditambah hujan yang sudah mulai mereda menambah kesan dingin malam itu.



















Jangan lupa vote & komen

Terimakasih

VEJARTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon