PART 21

8 3 0
                                    

Alba yang berjalan dikaridor kelas dengan santai sambil membawa kotak bekal yang akan ia berikan untuk Fajar.

Terlihat rombongan siswi yang sedang berlari mengejar Rian dimana Rian yang berusaha menghindari para rombongan siswi itu. Alba menyengerit bingung melihat itu dan menghentikan langkahnya.

Dari arah samping rombongan lain berbinar saat melihat Alba yang sedang berdiri di karidor kelas.

"Itu Albaa!!!" seruan dari salah satu siswi.

Alba yang mendengar namanya dipanggil menoleh dan membelalakan matanya saat rombongan lain menyerbunya.

Disisi lain Rian yang terus menghindari zombie berkedok siswi, yang mengejarnya hanya untuk foto bersama denganya.

Langkahnya berbelok saat melihat Alba yang juga sedang dikerubungi. Napasnya yang sudah kian menipis menghentikan lariannya begitu juga dengan para siswi yang mengejarnya.

"Hah gueh capeh bangehet," kata Rian sambil mengatur napasnya.

"Sama gueh juga."

"Lo cape kenapa ngejar-ngejar gue painem!"

"Ya minta foto lah, gue kan udah beli bunga." Rian yang mendengar itu cengo apa hubungannya dirinya dengan bunga.

"Lo beli bunga sendiri-sendiri ngapa bawa-bawa gue," sungut Rian saat merasa dipermainkan

"Kata Fajar kalo beli bunganya gratis foto bareng Lo atau Alba gitu." ucap salah satu siswi yang mengejar Rian.

Rian yang mendengar itu syok tidak menyangka bisa-bisanya dirinya dijual sama temannya sendiri, masih mending kalo ada harganya ini gratisan garis bawahi GRATISAN. Baru dia tinggal rapat OSIS sebentar dedemit satu itu sudah berulah.

Rian menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Udah cepet sini, foto bareng aja sekalian. Gue gak mau satu-satu."

Ingin membantah tapi mereka tidak ada pilihan lain daripada gak foto yaudah lah gak papa.

Disisi Alba sudah seperti antrian kereta api dikarenakan tadi Alba hanya menatap datar jadi para siswi langsung berinisiatif membuat antrian.

Alba menghela napas lelah, dia berjalan menuju kelapangan dan berdiri ditengah lapangan. Rombongan siswi hanya melihat apa yang akan dilakukan Alba.

"Sini semua, gak mau gue cabut."

Tanpa bantahan mereka pun menurut dan mereka pun berfoto bersama ditengah lapangan.

Saat selesai sesi foto bersama tadi Rian menunggu Alba ditepi lapangan. Alba yang sudah selesai pun menghampiri Rian.

"Ada apa tadi bang?"

"Biasa, ulah siapa lagi kalo bukan Fajar Dedemit Jovian,"

Alba hanya mengangguk kepala sambil merapihkan rambutnya dia sudah tidak heran dengan ulah abangnya.

"Mau kemana lo?"

"Nih, ngantar bekal,"

"Fajar?"

Alba hanya mengangguk menanggapi ucapan Rian.

"Yaudah ayok, sekalian gue gundulin tuh betutut."

Mereka pun pergi menuju kelas Fajar yang juga termasuk kelas Rian juga. Terlihat Fajar yang sedang menghitung uang hasil jualannya yang sadar ataupun tidak sudah  mengorbankan teman dan adiknya sendiri.

Rian yang sudah kepalang emosi dia mengambil botol yang tergeletak disebelah tempat sampah dan melemparnya kearah Fajar dari lemparanya mengenai dahi paripurna yang dijaga seperti malika kata Fajar.

"Arrgghh gila, orang gila mana yang lempar orang seganteng gue sini maju lo." kata Fajar sambil mengedarkan padanganya mencari sang pelaku.

"Gue kenapa?! Gak terima Lo hah!" sungut Rian kearah Fajar

Terlihat Fajar yang cengengesan saat tau Rian yang sudah melempar botol, kini Rian dan Alba sudah berada didekat Fajar yang sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo jualan apa bang?" Tanya Alba heran, sejak kapan keluarga mereka bangkrut.

"Hehe bunga, tapi dah habis Lo berdua datengnya telat."

"Telat-telat enak banget Lo moncong mana sini jatah gue,"

"Apaan anjay gue jualan sendiri!" sungut Fajar tidak terima.

"Lo pakai muka kita berdua supaya dagangan Lo laris kan? jadi mana sini jatahnya."

"Ini namanya perampokan gak bisa,"

Alba yang mendengarkan ocehan tak bermanfaat itu mendengus kesal dan berusaha melerai supaya tidak ada tumbal lain.

"Udahlah bang, udah tua juga."

Reflek Fajar dan Rian yang sedang merebutkan uang langsung menatap Alba dengan horor. Alba yang sedang ditatap seperti itu menanyakan "Apa" dengan raut wajahnya.

"Waah manusia satu ini belum tau rasanya dilinggis kayaknya,"

"Iya Jar, gue kira kaya orang bener."

Fajar dan Rian sudah meregangkan otot tangan dan kepala siap untuk menghajar Alba, Alba yang merasakan firasat buruk segera berusaha mengalihkan perhatian mereka.

"M-maaf bang gue tadi mau kasih ini bekal dari bunda, emmm bang ADA PAK JOKO!" Alba pun meletakan bekal itu dikerajang bunga Fajar dan pergi berlari meninggalkan Fajar dan Rian yang sedang menoleh kebelakang.

Fajar yang menyadari segera menoleh kedepan melihat Alba yang sedang berlari terpontang-panting sampai ingin menabrak pot bunga di samping karidor.

Fajar tertawa terpingkal-pingkal sambil menggepak bahu Rian. Dengan sadis Rian menggepak Fajar balik dan pergi memasuki kelas.

"Eew marahkah?" kata Fajar sambil menggidikan bahunya tanda tidak peduli yang penting dia untung banyak. Mungkin bisa kali ya dia buka bisnis terbukti dia sangat berbakat bukan?



Rian niiih

Rian niiih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Terimakasih
jangan lupa vote&komen yaww



VEJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang