PART 7

2 2 0
                                    

Disinilah mereka berdua di depan rumah yang sudah diyakini milik si Tony. Bagaimana tidak yakin orang pemilik rumahnya juga sudah didepan mata dengan songongnya.

"Ngapain bang? Mau minta maaf ya, sorry banget nih lagi sibuk." kata Tony sambil meniup-niupkan kukunya.

"Dasar dugong alaska. Udah pendek, kecil, dekil cengeng lagi."

"Abang kesini sebenernya mau minta maaf apa ngajak ribut?"

Sungguh Fajar sebenarnya ingin meminta maaf tapi lihatlah belum apa-apa ni kurcaci minta disantet.

Alba yang paham akan situasi dan dikatakan sudah malas berurusan dengan abangnya yang mungkin saja akan 5 tahun lagi akan selesai ia pun berinisiatif memulai terlebih dahulu. Asal kalian tahu Alba sudah rindu akan kasur.

"Abang Al mau minta maaf Ton."

"Loh kok abang Alba sih kan yang salah bang Fajar." sambil melirik sinis ke arah Fajar yang dibalas plototan oleh Fajar.

"Abang yang makan pisang Tony."

"Ooh gapapa bang. Kalo abang mau lagi di dalam masih ada."

"Gak usah makasih, abang balik dulu ya."

Tony pun menganggukan kepalanya. Fajar yang melihat interaksi Tony dan Alba tercengang bagaimana bisa adiknya ini mendapat maaf begitu cepat mana ditawari pisang kan dia jadi mau.

Alba pun bergegas pergi. Aaa akhirnya dia akan berjumpa sang kekasih pujaan hatinya yaitu kasur tercintaa.

"Ton abang juga mau."

"Apaan sih bang gak tau diri banget minta maaf juga belum."

"Ya elah ciil gitu amat, yaudah abang minta maaf."

"Oke asalkan abang traktir aku jajan. Ayo bang kita beli jajan."

Sambil menyeret Fajar. Fajar yang ingin protes tidak jadi karena melihat binar bahagia dari Tony. Oke lah Fajar pasrah ditarik oleh Tony.

Kalo dipikir-pikir tadi dirinya juga sudah keteraluan. mungkin sekali-kali bahagiakan orang, siapa tau bisa berguna buat pesugihan nih bocil. Bercanda.

Fajar pun sampai di rumah setelah mengantarkan tuyul kembali ke habitatnya. Rasanya  hari ini dirinya sangat lelah, letih, lesuh, lopp yuu eeh. Fajar pun merebahkan dirinya di teras rumah huuu rasanya dingin disambut semilir angin.

Tak berselang lama Fajar pun merasa mengantuk dan terlelap di teras rumah.

Alba yang baru saja bangun dari tidurnya dikarenakan sang bunda membangunkannya dan menyuruhnya untuk menyiram tanaman di halaman depan rumah.

Alba pun bergegas pergi kedepan rumah tanpa melihat kebawah dan....

Bruukk

"Ssst sakit banget."

Ya, Alba tersandung kaki Fajar dan tersungkur kedepan dengan tidak elitnya. Sungguh sekarang rasanya dia ingin mengumpat.

"Bang bangun, jangan di depan pintu bang."

Alba berdecak sebal sungguh membangunkan abangnya ini butuh kesabaran ekstra. Pasalnya Fajar jika tidur itu udah ke cosplay jadi mayat.

Terlintas ide dipikirannya cara cepat membangunkan abangnya. Alba pun segera mengambil selang dan mengarahkan ke kaki Fajar.

"AAAAAA BANJIR BUN, NGUNGSI BUN KE GUNUNG RORO JONGGRANG."

"Pfftt gak sekalian gunung nyai blorong bang."

Fajar yang mendengar Alba spontan menoleh ke Alba yang dimana Fajar masih bergelayut di pintu. Mungkin karena nyawanya masih setengah Fajar hanya mengerjap dengan polos.

"Emang ada ya gunung nyai blorong?"

Alba yang mendengar pertanyaan abangnya hanya menggidikan bahunya dan melanjutkan menyiram tanaman.

"Yaaa Baba anak monyet sini loo."

Teriakan Fajar ketika sadar apa yang sedang terjadi. Fajar pun bergegas mengambil air di dalam ember yang biasa bundanya tampung untuk membersikan pelataran rumah atau pot-pot bunga.

Terjadilah aksi siram menyiram dan lempar melempar tanah yang ada dalam pot bunga. Berdoa lah semoga nasib mereka aman sampai  besok untuk melihat dunia.

















































Oke sekian jangan lupa vote&komen
Luupp♡


VEJARWhere stories live. Discover now