Chapter Four - Jaeren

6.8K 133 0
                                    

Ini dari notion aku pindah sini😂
Bxb
Mpreg







Tok tok

"Masuk", mendengar sahutan dari dalam membuat seseorang yang mengetuk pintu akhirnya mendorong pintu hingga terbuka lebar. Menampilkan laki-laki tinggi, kulit putih, wajah tampan serta senyum dengan 2 cacat dikedua pipinya. Laki-laki itu bernama Jaeden Jung, seorang sekertaris dari CEO muda bernama Reiden Huang.

"Permisi, Mr. Huang. Ini berkas yang anda butuhkan untuk meeting hari ini dengan perusahaan milik Mr. Matheo", Yang diberi berkas hanya mendengus, dia sebenarnya lelah. Ingin sekali Ia beristirahat seharian karena jadwal hari ini benar-benar menyita waktunya.

"Mr. Huang apa anda baik-baik saja", saat melihat sang atasan melepas kacamata yang bertengger apik di hidung bangirnya, mulai memijat pelipisnya.

Tak ada jawaban dari sang atasan, yang Ia lihat justru sang atasan berdiri dari kursi kebanggannya menuju ke dirinya, memeluk tubuhnya yang lebih besar darinya.

"Aku capek kak~, mau istirahat. Kepala aku sampe pusing, mata aku sampe berair karena keseringan liat PC sama liat berkas-berkas", jawaban lirih dari sang atasan membuat Ia memeluk membalas pelukannya.

"Udah makan belum kamu", usapan dari lelaki yang lebih besar membuat dirinya sedikit merasa rileks.

"Belum kak, aku bahkan lupa kapan terakhir aku makan", Jaeden melepas pelukannya menatap lekat laki-laki yang ada dihadapannya secara intens.

"Kamu tuh jangan forsir diri kamu, kamu butuh istirahat butuh makan. Jangan paksa diri kamu. Kakak gak mau kamu sakit lagi kaya waktu itu. Makan sekarang biar kakak bilang ke bagian pantry buat kirimin kamu makanan", Ucapan tegas Jaeden mau tak mau harus Ia turuti.

Jaeden memang seorang sekertaris namun hanya untuk beberapa hari ke depan menggantikan sang sekertaris yang kini tengah sakit. Jaeden sendiri sebenarnya juga seorang CEO tapi Ia masih bekerja bersama dengan orang tuanya jadi Ia masih bisa membantu Reiden untuk menjadi sekertaris sementara.

Jaeden tak mengetahui ketika ternyata Reiden ternyata belum makan sama sekali,karena Ia sejak pagi hingga jam makan siang masih berada di kantornya untuk mengurus sesuatu. Jadi Ia kembali saat jam makan siang selesai dan waktu dimana Reiden akan melakukan meeting dengan perusahaan lain.

"Duduk dulu, kakak capek." Jaeden menuntun Reiden yang masih setia memeluk dirinya, untuk duduk di sofa yang ada diruangannya. Setelah Reiden duduk, Jaeden pergi ke meja kerja Reiden untuk menghubungi bagian pantry agar mengirim makanan untuk Reiden ke ruangannya.

"Kakak udah telepon bagian pantry buat kirim makan kesini, abis ini kamu makan dulu. Nanti kakak bilang ke resepsionis kalo Matheo udah dateng buat nunggu diruang meeting dulu, kamu istirahat sebentar biar gak pingsan, ngerti", Reiden tak menjawab namun Ia membawa tubuhnya untuk duduk dipangkuan Jaeden menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Jaeden, menghirup wangi Jaeden yang membuat Ia candu.

Jaeden memeluk pinggang Reiden dengan erat, takut-takut Reiden akan terjatuh dari pangkuannya.
Jaeden mengusap pinggang Reiden erat membuat Reiden nyaman hingga Ia tertidur.

Tok tok tok

"Masuk". Terlihat troli berisi makanan yang Jaeden pesan untuk Reiden didorong ke dalam.
"Maaf Mr. Jung, i-ini makanan yang anda pesan", ucap staff pantry gugup saat melihat sang CEO berada diatas pangkuan Mr.Jung yang menjabat menjadi sekertaris sementaranya.

"Terima kasih, kamu boleh keluar. Oh iya tunggu, tolong sampaikan pada resepsionis bahwa nanti saat Mr. Matheo datang suruh beliau menunggu di ruang meeting terlebih dahulu, katakan Mr.Huang akan sedikit terlambat karena sedang makan siang", Staff tersebut menjawab ucapan Jaeden takut-takut, setelahnya pamit undur diri.

All About You || Renjun With AllWhere stories live. Discover now