Chapter Tweenty Four - Markren

6.3K 100 2
                                    

Bxb
Boypussy
Harsh words
Age gap







"Kakak." Yang dipanggil kakak oleh laki-laki bertubuh kecil itu membalik badannya.
"Hai, sweety. Kenapa?" Jawab sang kakak.
"Kak Melvin mau kemana? Arra ikut?" Melvin tersenyum dan mengusak rambut sang adik yang kini tengah memeluk tubuhnya.

"Mau ke supermarket. Mau beli bahan makanan dirumah habis, nanti kalo mama sama papa pulang gak ada makanan kan kasian. Ganti baju sana kalo mau ikut." Mata Arra langsung berbinar mendengar kata ikut dari sang kakak.

Arrayan atau biasa disapa Arra oleh keluarga, laki-laki berusia 19 tahun. Arra seharusnya menjadi salah satu mahasiswa disalah satu universitas ternama, tapi karena keadaan membuat Arra mau tidak mau, harus berada dirumah. Hidup Arra sangat bergantung pada sang kakak tiri, Melvin.

Melvin, laki-laki yang kini berusia 21 tahun itu juga masih menjadi mahasiswa disalah satu universitas ternama. Melvin akan selalu pulang tepat waktu agar bisa langsung menjaga sang adik yang hanya dirumah sendiri. Karena orang tua mereka sedang berada pekerjaan diluar negeri. Melvin sendiri sangat menyayangi sang adik, tapi sayang yang Melvin berikan bukanlah rasa sayang dari kakak pada adiknya melainkan rasa sayang pada pasangan. Tapi Melvin yang masih takut untuk bertindak hanya mampu diam, dan tak banyak yang Melvin lakukan, Ia hanya bisa berfantasi tentang sang adik.
Kembali kesaat ini dimana Melvin tengah menunggu sang adik yang tengah berganti pakaian.

"Kakak. Arra sudah cantik." Tanya Arra saat Arra sudah selesai berganti pakaian.
"Cantik. Arra selalu cantik. Ya udah ayo berangkat." Keduanya berangkat dengan Melvin yang terus menggenggam tangan Arra.

Saat sudah sampai di supermarket. Melvin dan Arra telah berputar mencari bahan makanan tiba-tiba Arra menahan tangan Melvin.

"Kakak. Arra mau pipis." Melvin tersenyum saat mendengar ucapan lirih dari Arra.
"Mau kakak bantu." Arra menggeleng keras ucapan sang kakak.
"Bercanda, sweety. Kakak anter, terus kakak tunggu didepan ya." Arra mengangguk.

Melvin dan Arra menuju ke kamar mandi, saat sampai disana kamar mandi disana cukup ramai, membuat Arra sedikit ketakutan. Melvin yang paham sang adik ketakutan pun menawarkan untuk mengikutinya sampai kedalam bilik kamar mandi.

Keduanya masuk dibilik kamar mandi saat salah satu bilik kosong. Arra membuka celananya dan duduk ditoilet duduk. Melvin menatap setiap gerakan yang dilakukan oleh Arra, hingga membuat sesuatu dibalik celananya membesar dan berdenyut nyeri.

Saat Arra akan menggunakan celananya Melvin menahannya.
"Biar kakak bantu ya?" Ucap Melvin dengan suara rendah. Arra yang tidak tahu dengan apa yang dirasakan Melvin pun hanya mengikuti keinginan sang kakak.

"Ahhh~." Desahan halus dari bibir kecil Arra lolos begitu saja saat jari Melvin dengan sengaja menyentuh vagina tembam Arra. Mendengar desahan halus milik Arra, membuat Melvin sebisa mungkin menahan diri untuk tak menghancurkan sang adik ditoilet ini.

"Sweety, kita pulang ya? Kakak butuh kamu." Arra memiringkan kepalanya saat mendengar ucapan sang kakak.

"Bantuan Arra? Kakak mau minta tolong apa sama Arra?" Melvin tak menjawab, Ia hanya membawa tangan kecil Arra menuju ke sesuatu yang membesar dibalik celananya.
"Shhh~." Melvin mendongak saat tangan Arra berhasil diarahkan kepenisnya.

"Bantu kakak, tenangin dia. Tapi dirumah aja, sebelum mama papa pulang malem ini. Ahhh sweety jangan diremas." Arra terkikik saat merasakan apa yang ada dibalik celana sang kakak.

"Kakak ini apa, hihi. Kok Arra gak punya. Terus kenapa keras, sakit gak kak?" Tangan Arra masih terus meremas penis milik Melvin membuat Melvin harus menahan tangan Arra agar berhenti meremas.
"Arra mau tau ini apa?" Arra mengangguk semangat.
"Tapi pulang ya, Arra boleh liat, boleh pegang dan boleh mainin sesuka Arra kalo udah dirumah." Biarkan Melvin kali ini mengikuti nafsu binatangnya, persetan dengan dirinya yang akan dihukum oleh kedua orang tuanya. Untuk saat ini, dirinya ingin sekali merasakan lubang sempit milik sang adik.

All About You || Renjun With AllWhere stories live. Discover now