Chapter Nine - Jaeren

5.8K 95 0
                                    

Bxb
Harsh words












Jeri terkejut bukan main saat mendapat pesan dari sang kekasih. Jeri mengumpat dan menyalahkan Hega kerena telah meracuni otak polos sang kekasih.

Jeri buru-buru pergi dari rumahnya menuju ke rumah Rean sang kekasih tanpa mandi terlebih dahulu, nanti dia bisa mandi di rumah Rean setelah membantu Rean begitu pikir Jeri.

Jeri mengendarai mobilnya dengan cepat takut sang kekasih akan menangis saat merasakan penisnya menegang.

Setelah beberapa menit dilewati Jeri oleh berbagai umpatan kepada Hega karena membuat Rean nya yang polos seperti itu juga Jeri mengumpat karena perjalanan yang seharusnya hanya sekitar 20menit kini harus memakan waktu hampir 1jam.

Begitu sampai di depan rumah Rean, Jeri langsung turun dari mobil dan berlari menuju rumah Rean, Ia benar-benar takut sang kekasih menangis.

Rumah Rean tak di kunci karena memang selalu seperti itu, jika Jeri akan datang rumah Rean tidak dikunci agar memudahkan Jeri langsung masuk ke kamarnya.

Tiba dikamar Rean, Jeri langsung disuguhi Rean dengan wajah memerah penuh air mata, hidung merah dan bibir mengerucut dan kaki yang menegangkan menampilkan penis kecil Rean yang mengacung tegak, lucu sekali.

Ya Tuhan, beri Jeri kekuatan untuk tidak menerkam Rean detik itu juga. Jeri mengatur nafasnya sebelum mendekati Rean.

Jeri masuk ke kamar Rean dan mengunci pintunya mendekati sang kekasih yang masih terisak kecil dan gumaman tidak jelas dari mulut kecilnya.

"Hallo sayangnya kakak, kenapa nangis", Jeri mati-matian menahan nafsunya saat melihat Rean dari jarak sedekat ini. Sungguh sebenarnya penisnya sendiri sudah mulai menegang sejak Rean mengirim foto bokong sekalnya, namun Jeri tahan sebisa mungkin.

"Kak Jeriiii~, hueeeee sakitttt~". Tahan Jeri jangan jangan sampe nafsu lo malah bikin kesayangan lo tambah kesakitan dewa batin Jeri menginterupsi agar Jeri tak menambah sakit pada sang kekasih.

"Kakak bantu ya, tapi janji sama kakak. Jangan nangis lagi, oke sayang?" Rean mengangguk lucu membuat Jeri tambah pusing menahan semuanya. Hega harus diberi pelajaran setelah ini, karena dia Rean jadi seperti ini dan dirinya harus menahan nafsunya.

Jeri langsung memposisikan dirinya dihadapan penis sang kekasih dengan kaki terbuka lebar. Rean yang melihat itu terkejut dan menutup kakinya.

"Kakak, mau makan titit Rean ya. Jangan di makan kak. Nanti Rean gak punya titit gimana". Oke baik Jeri tidak sanggup lagi.

Jeri duduk dan menarik tangan Rean yang menutupi penisnya. Lalu berkata lembut kepada Rean.

"Gak sayang, gak akan kakak makan. Kakak cuma mau bantu. Biar titit kamu gak sakit lagi. Sini, buka lagi kakinya. Biar cepet selesai, biar kakak cepet mandi, kakak udah gerah soalnya". Rean menurut dan membuka kakinya kembali.

Jeri harus bersabar dan melakukan dengan lembut, karena bagaimanapun Blowjob merupakan pengalaman pertama Rean.

Jeri menyentuh paha dalam Rean lembut. Sialan pahanya lembut sekali. Oke Jeri fokus, selesaikan dengan cepat dan segera bermain solo di kamar mandi Rean.

Penis Rean, Jeri sentuh dan Jeri dekatkan wajahnya menuju penis Rean. Jeri kecup penis Rean membuat terkejut dan berusaha menutup kakinya namun ditahan oleh Jeri.

Jeri mulai memasukkan penis Rean kedalam mulutnya dan menggerakkan kepalanya naik turun secara konstan dari pelan hingga cepat. Rean sendiri yang duduk bersandar pada kepala ranjang hanya bisa mendesah dan menarik rambut Jeri.

"Enghh ahh ahh kakak enak ahh ahh terus kakak ahh ahh", desahan Rean benar-benar sangat sexy membuat libido Jeri naik dan penisnya terasa sangat sakit sekali.

All About You || Renjun With AllWhere stories live. Discover now