Thirty Five - Jaeren

4.4K 97 1
                                    

Bxb
Harsh words

Unintended🔞







"Totalnya 50.000 won." Renjun mengangguk dan ia akan mengambil uang yang berada ditasnya.
"Eh..?" Renjun terus mengobrak abrik isi tasnya hingga ia mengeluarkan semua yang berada didalam tasnya, namun benda kecil yang berisi uang miliknya Itu tidak ada didalam sana.

"Masukkan semua belanjaannya kedalam tagihanku." Sang penjaga toko hanya mengangguk mengikuti perintah.
"Totalnya menjadi 70.000 won." Laki-laki berbadan besar dan tinggi dengan wajah yang sangat tampan itu mengeluarkan 2 lembar uang 50.000.
"Ambil sisanya untukmu."
"Terima kasih tuan." Laki-laki tadi melangkah keluar dengan rokok serta beberapa botol kaleng minuman.

Renjun yang melihat laki-laki tadi buru-buru membereskan semua barang-barangnya dan berniat mengejar laki-laki tadi untuk berterima kasih.
"Tuan." Renjun berhenti saat penjaga toko tadi memanggilnya.

"Tolong, bantu aku memberikan dompet ini pada tuan yang sudah membayarkan belanjaanmu." Dewi fortuna sepertinya tengah berpihak padanya, karena kesempatan ini akan Ia gunakan untuk berterima kasih pada laki-laki tadi.
"Ah baiklah kalau begitu, berikan padaku." Renjun menerima dompet dari penjaga toko tersebut dan ia segera berlari untuk mengejar laki-laki tersebut.

"Tunggu. Kemana arah laki-laki tadi berjalan?"
"Dia berjalan kearah kanan." Jawab sang penjaga toko.
"Kemana laki-laki tadi." Renjun bergumam dengan nafas yang sedikit tersengal karena ia berjalan sangat cepat.
"Kau mengikuti."
"Oh astaga, ya Tuhan. Kau mengagetkanku." Jantung Renjun seakan jatuh kejalan saat dengan tiba-tiba laki-laki yang tengah Ia cari tepat berada dibelakangnya dan berbisik.

"Ahaha, m-maafkan aku." Renjun berucap dengan suara bergetar gugup.
"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya laki-laki tersebut pada Renjun yang justru hanya terdiam dengan mata yang menatap lurus kedepan. Renjun berdehem untuk menghilangkan rasa takut, serta gugup saat berhadapan dengan laki-laki ini.

"Terima kasih sudah membayarkan belanjaanku, aku akan menggantikan uang yang kau gunakan untuk membayar ini." Ucap Renjun dengan tangan yang menunjukkan kantong plastik berisi belanjaan miliknya.
"Tidak perlu. Aku tidak perlu uangmu. Anggap saja aku tengah menyumbangkan uangku pada orang yang membutuhkan."

"Astaga mulutmu benar-benar sangat tajam. Aku bukannya orang tidak mampu, hanya saja tadi dompetku tertinggal jadi aku tidak bisa membayarnya." Ucap Renjun tidak terima dengan ucapan laki-laki tersebut.
"Ya ya ya terserah kau saja. Hanya itu yang ingin kau bicarakan, kalau begitu aku pergi." Renjun menahan tangan laki-laki tersebut yang berniat untuk pergi. Laki-laki itu menatap kearah tangannya yang ditahan oleh Renjun. Renjun yang paham jika laki-laki itu seperti tidak menyukainya, maka ia cepat-cepat melepas tangannya.

"Ehem.. Maaf." Ucap Renjun tidak enak.
"Ini dompet milikmu. Tadi tertinggal di meja kasir. Penjaga toko itu memintaku untuk mengantarkannya padamu dan sekalian aku ingin mengucapkan terima kasih." Laki-laki itu mengambil dompet yang berada di tangan Renjun dan menyimpannya disaku celana.

Laki-laki tadi langsung pergi begitu saja meninggalkan Renjun sendiri tanpa ucapan terima kasih atau apapun.
"Dasar bedebah." Ucap Renjun dengan suara sedikit keras. Laki-laki tadi yang sudah berjalan beberapa langkah langsung berhenti dan berbalik kearah Renjun kembali.

"Kau mengumpatiku." Renjun yang mendengar suara itu langsung gelagapan dan menatap kearah laki-laki tadi dengan tatapan yang membuat siapa saja ingin menerkamnya detik itu juga.
"Terima kasih. Namaku Jeffry." Laki-laki yang sudah diketahui namanya itu langsung pergi meninggalkan Renjun dengan pandangan bingung. Bagaimana tidak bingung, tadi Jaehyun seolah marah saat ia mengumpatinya, sekarang dia justru pergi begitu saja setelah berkata terima kasih dan menyebutkan namanya. Renjun menggeleng, menghiraukan apa yang baru saja terjadi. Renjun berbalik arah, karena memang arah rumahnya ada darah sebaliknya.

All About You || Renjun With AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang