📜 13.00

49 12 6
                                    

Irene memandangi Sehun yang tengah sibuk mengukir sebuah tulisan di alasan kayu yang sudah di bentuk dengan baik.

Gadis itu menggunakan tangan kanannya untuk menopang wajahnya di atas pahanya, saat ini dirinya tengah berjongkok ria.

Kadang sesekali dirinya tersenyum, dan terkekeh geli saat melihat wajah Sehun yang belepotan akan cat air dan cat warna juga kadang bulir-bulir halus yang berasal dari alasan kayu itu.

Sehun menoleh dengan tatapan kesal, "kamu mau sampai kapan ngeliatin aku kayak gitu doang?!" Tanyanya sewot.

Irene tersenyum menanggapi, "sampe aku puas." Jawabnya enteng. Kini dirinya malah membawa tubuhnya untuk terduduk di atas tanah, tanpa memedulikan celana putihnya yang nanti akan kotor.

"Belum puas?" Tanya lelaki itu.

Irene menggeleng, kini dirinya menggerakkan tangannya untuk membenahi rambut poni Sehun yang menjuntai ke depan. 

"Nah, gini kan lebih macho. Udah banyak keringatannya lagi," komentarnya.

Sehun berdecak malas, "diem. Yang ga kerja ga diajak." Katanya.

Irene terkekeh pelan, "jahat banget!" Serunya. Kini tatapannya beralih ke bawah, melihat segala macam perlengkapan yang Sehun bawa dan juga alasan kayu tadi yang sedikit lagi hampir selesai.

"Huh! Beres juga," helanya. Lelaki itu menyapu permukaan wajahnya dengan tangannya, membiarkan jika wajahnya akan terlihat semakin belepotan. Kini dirinya memandang puas akan hasil karyanya itu.

Alasan kayu itu diperlihatkan dengan ditunjukkan ke atas setinggi mungkin, membiarkan permukaan alasan itu mengenai sinar senja yang memabukkan.

Membuat tampilannya kini semakin indah dan menawan.

Irene berdecak kagum, dirinya menutup mulutnya dengan satu tangannya.

"Ini bagus banget, Hun." Pujinya.

Sehun diam, tatapannya masih fokus memandang ke alasan kayu itu. Lihatlah! Ukiran nama dirinya dan juga nama Irene terpampang indah dengan cahaya senja yang semakin membuatnya lebih menarik.

Tak sia-sia dirinya memakan waktu lama hanya untuk membuat ukiran itu.

Sehun menoleh ke arah Irene,"aku bikin dua. Satu aku pegang, yang satunya lagi kamu pegang." Dirinya menunduk dan menoleh kebelakang. Memperlihatkan yang satunya lagi kepada Irene, membuat gadis itu semakin terpana.

Sedari tadi dirinya memandangi kerja Sehun, namun baru tahu jika lelaki itu membuat dua. Romantis sekali!

Irene menerima alasan kayu itu, dirinya tersenyum manis menatap ukiran indah itu, "ini cantik banget. Aku suka!" Pujinya yang kesekian.

Sehun tersenyum hangat merespon pujian yang ditujukan Irene untuknya. Namun, setelahnya dirinya menepuk dahinya lumayan keras.

Seakan telah melupai sesuatu.

Dirinya beranjak sebentar dari tempatnya kini, dan berjalan menuju sebuah tempat menyerupai bangku namun terbuat dari beberapa bambu yang disatukan.

Dirinya tersenyum sekilas melihat benda yang terletak diatasnya dengan hikmat. Rupanya sudah kering.

Setelah mengangkat dan membawanya, lelaki itu kembali berjalan mendekati Irene yang kini sedang berfoto ria mengambil gambar bersama dengan alasan kayu yang dibuatnya tadi.

"Nih." Ujarnya sambil mencodongkan satu tangannya yang tengah memegang sesuatu.

Irene terlonjak kaget, namun hanya sebentar sebelum dirinya mendongak ke atas ke arah Sehun disertai dengan tatapan bingungnya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now