📜 15.00

47 12 7
                                    

"baik pak. akan saya usahakan secepatnya,"

Ponsel itu di lempar asal dengan gerakan pelan hingga terjatuh tepat di atas meja. Beberapa tumpukan buku, dokumen, serta komputer, dan juga beberapa poster dan map benar-benar menghiasi meja kerja Sehun dengan indah.

Membuat lelaki itu jika melirik sekilas, rasanya ingin menjerit.

Vernon melirik kearah Sehun sekilas disela aktivitas mengetiknya, dirinya mengernyit heran lalu tangannya dengan sengaja menyenggol pelan tangan Ken yang sedang numpang menulis satu meja dengannya.

Ken melirik, lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. Vernon melihat itu, dirinya menunjukkan keadaan Sehun sekarang kepada Ken dengan menggunakan gerakan mulutnya yang menunjuk.

Ken ikut membawa arah pandangnya sesuai instruksi Vernon, dan mendapati Sehun yang tengah meremas sebuah kertas lalu membuang kasar ke arah tong sampah.

Lelaki itu berbisik saat wajahnya didekatkan ditelinga sohibnya, "tuh bos kenapa?" Tanyanya kepo.

Vernon tersenyum jahil, "kamu nanyeak?" Guyonnya.

Ken melirik sinis, lalu dibawa tangannya untuk menjitak kasar kepala temannya itu.

Vernon mengaduh kesakitan, Ken terkikik dalam hatinya dirinya berkata, "mampus!"

"Gue serius bangke, tuh bos ngapa?" Ulangnya. Tangannya kini sibuk menulis lagi, namun telinganya sudah dipersiapkan dengan baik untuk mendengarkan informasi.

Vernon yang masih kesal hanya mendengus, lalu, "lo kira gue cenayang? Lo tanya sendiri dah kambing." Kesalnya.

Ken menengok sekilas dengan wajah bingung, "lo dateng bulan?" Tanyanya polos.

Vernon melotot, "bukan, bulan gue seret kepotong gaji mulu gara-gara lo!" Semprotnya. Ken menunduk, kalo sudah gini dirinya tidak bisa mengguyon lagi jika sudah gaji yang dibawa.

Sehun yang tidak tahu kalau sedang ada dua curut yang tengah adu bacot, tanpa berdosa menekan bel ke arah meja Ken membuat lelaki itu yang tengah berdebat di meja Vernon langsung kalang kabut.

"Cuy, malaikat maut manggil." Gebrak Vernon sambil menepuk-nepuk bahu Ken cepat. Ken yang melihat Vernon seperti itu, kini jantungnya juga berdebar.

"Siapin kata-kata terakhir. Gue udah siap naro lo ke akhirat kok." Ujar Vernon santai. Ken melotot, dirinya menjitak kembali dahi itu.

Sehun yang kesal tak mendapatkan respon kini sedikit berteriak kencang, "KEN!!" Teriaknya menggema.

Ken yang tengah kesal menatap Vernon, seketika berjengit, "mampus! Lo sih vangke."

Vernon ngakak, "beneran di potong lo abis ini." Mirisnya.

Ken tanpa permisi langsung bergerak maju masuk kedalam ruangan Sehun yang pintu depannya sedang terbuka sehingga dapat melihat raut wajah Sehun yang tengah  memerah kesal. Namun, sebelum benar-benar masuk lelaki itu berbalik sebentar menatap Vernon yang masih ngakak ditempatnya.

"Buat lo!" Katanya sambil menunjukkan jari tengahnya ke arah Vernon, membuat lelaki itu bukannya kesal malah tambah ngakak.

Sialan! Lihat saja habis ini.

______________________

"Lo bukannya yang gue suruh nemuin ngadep langsung ke pak dekan?" Tanya Sehun intimindasi. Walaupun nadanya tenang, namun perkalimatnya itu diselipkan tekanan membuat Ken mengerjap takut.

Ken mengangguk sekali, membuat Sehun berdecih, "mana laporannya? Kok ga sampe di gue?" Tanyanya lagi.

"Baru gue cek sama revisi bang, kemarin ga sempet soalnya harus k--" ucapan Ken terpotong saat Sehun melempar pulpen yang digenggamnya dengan kasar.

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now