📜 35.00

66 13 7
                                    

PRANGG PRANGG!!

"ARGHHHH!" Teriakan wanita itu menggelegar, memekkan telinga siapa saja yang mendengarnya—atau mungkin berakibat fatal dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.

tangan itu digerakkannya untuk membuang dan menjatuhkan benda yang berada di atas meja riasnya. Tidak sampai situ, bahkan kakinya juga menendang tanpa ampun lampu kecil di samping tempat tidurnya.

Agresif sekali, hftt..

mata cantik itu tak henti-hentinya mengeluarkan tatapan kebencian dan marahnya, pun dengan air mata yang terjun bebas sedari tadi.

Diraihnya sebuah bingkai foto yang tergeletak di atas kasurnya. Tangan lentiknya dengan gerakan pelan, menyapu permukaan foto itu.

"Bunda.." lirihnya, satu air mata perlahan terjatuh dari mata kirinya. Eunbi menunduk, dengan mata yang terpejam. Isakan itu kembali datang, sungguh rasa sesak yang mendera kini sangat menyiksanya.

Wanita itu mendekap bingkai fotonya dengan erat. Menangis terduduk di lantai, dengan kedua kaki tertekuk.

"Bunda, aku kangen.." adunya sambil terisak. Rambut panjangnya terjuntai kebawah menutupi permukaan wajahnya yang sudah berantakan akan air mata.

Dirinya masih menangis, jujur akan perasaannya yang sangat merindukan bunda nya kini.

Rasa itu kembali mendera dadanya, dengan sekelabat memori yang tiba-tiba datang di kepalanya.

Eunbi menggeleng keras, memukul-mukul kepalanya dengan kencang tanpa memikirkan denyutan nyeri yang langsung dirasakannya.

"Enggak, enggak, ENGGAKKKK!" lirihnya disambung dengan teriakannya yang keras di akhir. Melempar bingkai foto itu ke arah pintu kamarnya tanpa tersisa, setelahnya kembali terduduk lutut sembari memeluk dirinya sendiri.

"Maaf.." sambungnya dengan pelan.

_____________________

Sehun menganalkan sandi apartemen Yoona dengan tangan kanannya, satu tangannya lagi di pakai untuk membawa barang-barang Yoona yang err cukup banyak.

Dan kalian tahu? Bahkan di saat repot seperti ini pun, tangan kanannya masih sempat di gelendoti oleh tangan panjang Yoona pun tidak ketinggalan kepalanya yang bersender ria di bahu tegap Sehun.

Wanita itu tersenyum sumringah sedari tadi—sedari dirinya memasuki mobil dan meninggalkan area rumah Dara. Pikirnya, itu sama saja dengan melepas semua beban penatnya. Dan ya, ditambah pula kini dirinya bersama dengan Sehun—pujaan hatinya, hati mana yang tidak senang?

Sehun menengok sekilas, dirinya menggeleng pelan melihat Yoona yang masih bergeming setelah apartemen berbunyi menandakan telah terbuka.

"Lepas dulu, aku mau masukin barang-barang!" Ujar Sehun, dirinya mengelus pelan kepala Yoona menggunakan satu tangannya yang menganggur—barangnya sudah di taruh di lantai.

Wanita itu menggeleng ribut, "gamau! Gamau! sumpah, kangen banget, kayak gini aja terus!" tolak Yoona.

Sehun menghela nafas sejenak, mau tidak mau dirinya harus menuruti permintaan wanita itu sebelum ada drama baru yang di mulainya. lelaki itu sedang malas mencari ribut.

bagai tengah menggendong koala dan gajah menjadi satu, dirinya kembali menenteng barang bawaan wanita itu pun dengan wanitanya juga sekalian masuk ke dalam apartemen.

Dalam hati, wanita itu bersorak riang! Sehun memang yang paling peka, pikirnya.

"Tunggu di sofa dulu, aku mau toilet sebentar." Ucap lelaki itu setelahnya. Alibi untuk melepaskan diri dari jeratan Yoona yang—hey mengapa setelah seminggu tidak bertemu, wanita itu menjadi sangat manja?

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now