📜 27.00

50 13 0
                                    

Lelaki itu keluar dari kelas dengan menenteng satu totebag kecil berisi bekal makanan yang disisipkan oleh seseorang untuk masa istirahat nanti, dan juga satu tas khusus berisi laptop dan juga map yang menjadi alat presentasi nya tadi.

Baru beberapa langkah berjalan, dirinya tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang menabrak bahunya dari belakang.

"Nongki lah bro!" Ajak Bambam. Lelaki itu dengan tengilnya kembali terus menggodai dengan mendorong-dorong kecil bahu temannya.

Reflek, Jackson-orang yang dijahilinya itu-menendang kaki Bambam menggunakan kakinya yang menganggur.

"Bisa diem ga Jing?" Ngegasnya.

Bambam tertawa, dirinya kembali memakan kuaci yang memang sempat dibelinya tadi sebelum masuk kelas.

"Serius yoo nongki, ntar gue ngabarin anak-anak yang laen." Ajaknya lagi, lelaki itu tidak angin tidak ada hujan berinisiatif mengambil totebag yang di pegangnya bermaksud untuk membawakan.

Namun, Jack dengan cepat menangkal tangan itu dan malah menyodorkan sebelah tangannya lagi yang sedang memegang tas Laptop, "tuh, lo bawa ituan ae." Katanya.

Tidak bisa mengelak, Bambam hanya mampu berdecih sembari mengikuti langkah Jack menuju parkiran.

"Oyy bro, gimana? Jangan digantung lah kita." Cengengesnya, kembali membujuk Jack yang sudah membuka pengaman mobilnya dari jauh.

Jack menoleh malas, dirinya bermaksud mengambil tas yang dibawa oleh Bambam tadi, "lagi ga minat." Jawabnya.

"Dih, keselek apaan lo bang? Gece ah jangan kek cewek." Desak Bambam. Dirinya bahkan setengah melompat sambil memakai topi yang dibawa nya karena terik panas yang menyengat.

Alih-alih menjawab, dirinya malah membuka pintu mobil miliknya dan memasukan semua barang-barangnya. Setelah selesai, kembali di tutup pintu itu dan berjalan mengekori mobil ke pintu yang satu nya lagi.

Bagaimana dengan Bambam? Manusia itu masih mengikuti kok ke setiap manapun Jack pergi. Uhh, romantis sekali.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobilnya, lelaki itu berbalik arah dan menatap Bambam yang balas menatapnya dengan senyum lebarnya.

Jack sebentar merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet dari sana, setelah itu mengeluarkan beberapa lembaran uang merah, dan juga kartu hitamnya, setelahnya menyerahkannya dengan gamblang ke arah Bambam yang sedang cengo.

"Lo pake sama anak-anak. Gue cabut!" Pamit Jack sungguh-sungguh, karena setelah memasukkan kembali dompetnya ke saku celananya dirinya benar-benar masuk ke dalam mobil, menyalakan, dan meninggalkan Bambam yang masih diam ditempat.

Tak butuh waktu lama untuk kesadarannya kembali ke permukaan, karena setelah itu lelaki itu lebih memilih menelisik kartu yang di berikan Jack beberapa waktu lalu.

"Black Card ma'e," gumamnya tanpa sadar sambil memandangi kartu itu tanpa henti.

Tak lama kemudian, dirinya mengeluarkan ponsel dan segera menempel ponsel itu ke telinganya.

"Nongki gass! Kita abisin duit babang Jack!" Serunya di telepon dengan menggebu.

______________________

"Kenapa, hm?" Sambungan telepon itu tersambung ketika Jack mengangkatnya di sela-sela dirinya mengemudikan mobil.

Dan tak lama dari itu juga, suara lembut yang mengalun indah itu seketika menggema di telinganya.

"Kamu udah jalan?"

Jack mengangguk sembari bersenandung pelan mengikuti lantunan musik yang disetel ya dengan tujuan awal menemani selama dirinya berkendara.

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now